Kalau Saja

Kalau Saja

Kang Marbawi, 130724--

Kembali ke soal pelajaran ke empat sampai ke enam.

Seharusnya soal melayani, tak semena-mena dan kepekaan ini, masuk dalam kurikulum formal dan non formal di sekolah. 

Sebab, semua dari kita, selalu memiliki cita untuk jadi penguasa atau pejabat.

Sesuai dengan levelnya. 

Entah jadi penguasa rumah tangga, RT-RW (Rukun Tetangga-Warga), teman, bawahan kantor, pasar, sungai, lahan, gunung, segala tambang, dan tentu jadi penguasa negeri ini.  

Bahkan termasuk penguasa emperan toko dan parkiran. 

Semua itu bergantung siapa bergaul dengan siapa.

Sebab pergaulan memberi corak terhadap warna keinginan dan laku lampah.

Gaul sama penguasa, tentu ingin kecipratan jadi penguasa di bawahnya.

Apapun dan dimanapun sekolahnya atau bahkan tidak sekolahpun, hasrat jadi penguasa tetap ada. 

Celakanya, setiap dari diri kita tak pernah betul-betul jadi penguasa.

Selalu saja ada penguasa-penguasa di atas kita. 

Bawahan dikuasai atasan.

Atasan dikuasai yang nunjuk atasan jadi atasan.

Yang nunjuk atasan dikuasai oleh pemilik modal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Kalau Saja

1 minggu