Perkuat Karakter Bangsa dan Generasi Muda, Pendidikan Pancasila Harus Jadi Pelajaran Wajib dalam Kurikulum

Perkuat Karakter Bangsa dan Generasi Muda, Pendidikan Pancasila Harus Jadi Pelajaran Wajib dalam Kurikulum

Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Antonius Benny Susetyo-BPIP-

1. Refleksi Kehidupan Sehari-Hari

Siswa diajak untuk merenung dan merefleksikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan seperti diskusi, studi kasus, dan refleksi pribadi dapat membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut,  

Pembelajaran Pancasila harus relevan dengan konteks kehidupan siswa. 

Materi dan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan lingkungan siswa, siswa diajak untuk bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila. 

Kegiatan seperti kerja kelompok, proyek, dan permainan peran dapat membantu siswa belajar secara kolaboratif, Pembelajaran Pancasila harus melibatkan kegiatan praktik yang memungkinkan siswa mengaplikasikan nilai-nilai yang dipelajari dalam kehidupan nyata.

Kegiatan seperti bakti sosial, kegiatan keagamaan, dan partisipasi dalam organisasi sekolah dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.

BACA JUGA:Terpilih Jadi Lokasi Upacara Hari Lahir Pancasila, Blok Rokan Jadi Simbol Ketahanan Energi Nasional

2. Pahami Pesan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa nilai-nilai yang perlu diinternalisasikan kepada peserta didik dalam mengembangkan karakter meliputi religiusitas, kejujuran, kerja keras, kerja cerdas, kemandirian, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. 

Dalam mengajarkan nilai-nilai ini, penyelenggara pendidikan tidak boleh hanya terjebak pada penyampaian target, tetapi harus fokus pada proses internalisasi nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter peserta didik harus melibatkan tiga pusat pendidikan secara sinergis: keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

Pengembangan karakter peserta didik perlu memperhatikan perkembangan budaya bangsa sebagai sebuah kontinuitas menuju ke arah kesatuan budaya dunia, namun tetap memiliki sifat kepribadian dalam lingkungan kemanusiaan sedunia. 

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) telah menyusun bersama Kementerian Pendidikan sebuah buku panduan untuk pendidikan Pancasila, yang berisi 30% pengetahuan dan 70% praktek. 

Buku ini menekankan bagaimana mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam aplikasi hidup nyata. 

Pendidikan Pancasila diharapkan mampu membentuk kepribadian bangsa dan menjadi penuntun bagi siswa dalam menghadapi tantangan zaman di era digital, di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi mendominasi kehidupan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: