BRI Salurkan Ribuan Bibit Mangrove Kelompok Tani di Muaragembong, Langkah Nyata Selamatkan Lahan Dampak Abrasi

BRI Salurkan Ribuan Bibit Mangrove Kelompok Tani di Muaragembong, Langkah Nyata Selamatkan Lahan Dampak Abrasi

BRI Salurkan Ribuan Bibit Mangrove Kelompok Tani di Muaragembong, Langkah Nyata Selamatkan Lahan Dampak Abrasi-BRI-

BACA JUGA:Selamat! Azka Corbuzier Resmi Diterima Jadi Mahasiswa UI Jurusan Psikologi Satu Kampus dengan Sabrina Chairunnisa

Menurut Endang, tempat tinggalnya sejak lahir itu perlu mendapat perhatian khusus. Kemudian pada tahun 2021 2023, masyarakat Kampung Solokan Kendal mendapat bantuan dari BRI lewat Program BRI Menanam - Grow & Green Penanaman 10.000 bibit mangrove dan mereka mengambil langkah inisiatif untuk menjaga lingkungan, dengan membentuk Kelompok Tani Sumber Makmur yang beranggotakan 24 orang. 

"Aktivitas kami sehari-hari adalah petani tambak. Sekarang posisinya tambak yang dikelola terancam abrasi karena gelombang pasang rob. Lalu dari BRI ada ngasih bantuan 10 ribu bibit mangrove untuk ditanam di pinggir tambak dan daerah pesisir, supaya tambak kami aman. Mangrove yang ditanam itu jadi green belt untuk mencegah abrasi," kata Endang. 

BACA JUGA:Desa Kelawi, Desa Brilian Hijau yang Terus Berinovasi di Bidang Lingkungan

BACA JUGA:Cara Unik BRI Peringati Hari Anak Nasional, Ajak Anak SD Belajar Tanam Hidroponik

Upaya Nyata BRI Lawan Perubahan Iklim 

Berkontribusi melestarikan lingkungan hidup, menjadi salah satu fokus BRI untuk memulihkan ekosistem di wilayah Muaragembong.

Melalui Program BRI Menanam - Grow & Green Penanaman, bantuan bibit mangrove tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif bagi lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon atau menyerap polusi udara, termasuk menciptakan keanekaragaman hayati yang menjadi habitat hewan kecil di sekitar Muaragembong.

Endang bercerita kalau anggota kelompoknya melakukan penanaman, pemeliharaan, dan pendataan kondisi perkembangan tanaman.

Mereka juga mengukur potensi cadangan dan serapan karbon yang berjalan dari 2023-2026. 

"Kami melakukan pengukuran seperti ketinggian pohon, diameter batang untuk mangrove yang sudah ditanam, termasuk penyulaman kalau ada yang mati disulam untuk menjaga 10 ribu mangrove yang sudah ditanam. Lalu hal itu kami laporkan ke BRI per empat bulan sekali.

"Semua ada laporannya," kata Endang yang juga menjelaskan kalau data monitoring itu akan menentukan kelulusan hidup bibit mangrove. 

Soal kelulusan hidup bibit mangrove, Endang mengatakan rata-rata angka kehidupan bibit mangrove dari BRI yang berhasil tumbuh sekitar 85-90%.

Sisanya, kata dia, gagal hidup alias mati karena faktor cuaca dan hama ulat. 

"Ada juga karena faktor rob karena memang batang belum besar, sehingga sehingga akarnya belum kuat, kena ombak dan bisa cepat lepas," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads