MIK Esa Unggul Juara di Lomba HIM Student Talent
Mahasiswa Program Studi MIK Esa Unggul baru saja mencatatkan prestasi gemilang di ajang HIM Student Talent Competition.--Esa Unggul
JAKARTA, DISWAY.ID - Mahasiswa Program Studi MIK Esa Unggul baru saja mencatatkan prestasi gemilang di ajang HIM Student Talent Competition.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh International Federation of Health Information Management Association (IFHIMA), khususnya di South East Asia Region (SEAR) dan diadakan pada 12 November 2024 di Prime Plaza Hotel, Sanur, Bali.
Lomba ini bertujuan untuk membuka peluang bagi mahasiswa dari berbagai negara untuk berkompetisi, berinovasi, dan bertukar ide.
BACA JUGA:Dosen Universitas Esa Unggul Ikuti SINTA Talk 2024
Dengan mengikuti kompetisi ini, mahasiswa dapat memperluas wawasan, berinteraksi dengan mahasiswa dari negara lain, serta mengembangkan jaringan profesional di bidang MIK.
Ajang kompetisi ini mempertemukan para mahasiswa terbaik dari berbagai universitas di Asia Tenggara untuk berkompetisi dalam tiga kategori yang menantang.
BACA JUGA:Dosen Esa Unggul Dukung Pengembangan Sastra Indonesia
1. Electronic Medical Record Contest
Kompetisi pertama adalah Electronic Medical Record (EMR) Contest, yang menguji kemampuan peserta dalam memecahkan kasus terkait pengelolaan dan penggunaan rekam medis elektronik secara efektif dan efisien.
Tim MIK Esa Unggul yang terdiri dari Samuel Rapha Mahani (20210304009), Eliviana Rohmawati (20200304030), dan Vira Febriyana (20200304007) berhasil meraih Juara 1 dalam kompetisi ini.
Mereka menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengoptimalkan penggunaan EMR untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Sebagai pemenang, mereka mendapatkan uang tunai 200 USD, sertifikat pengakuan, serta potensi paparan terhadap para profesional industri yang dapat membuka peluang karir mereka di masa depan.
BACA JUGA:Luar Biasa, Universitas Esa Unggul Berhasil Meraih Akreditasi Unggul dari BAN-PT
2. Clinical Coding Innovation Challenge
Kompetisi kedua, Clinical Coding Innovation Challenge, menantang peserta untuk berinovasi dalam pengkodean klinis menggunakan standar internasional seperti ICD-10 dan ICD-9-CM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: