Indonesia Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, Ekonom INDEF Ungkap Penyebabnya
Ilustrasi deflasi selama tiga bulan berurut-turut.-tangkapan layar-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat bahwa Indonesia sudah mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2024.
Dalam data tersebut, disebutkan bahwa tingkat deflasi Indonesia sudah mencapai angka 0,18 Persen secara bulanan (month-to-month/m-t-m).
Menurut pernyataan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance Tauhid Ahmad, deflasi ini kemungkinan besar disebabkan oleh harga-harga yang terlalu tinggi di pasaran, yang disertai dengan kemampuan daya beli masyarakat yang rendah.
BACA JUGA:Ekonomi Global Memanas, Investasi Emas dan Dolar Jadi Pilihan
"Ini bisa jadi disebabkan karena harga-harga terlalu tinggi, tapi kemampuan daya beli masyarakat rendah. Harga terlalu tinggi dan harga terlalu rendah, sehingga menyebabkan pembelian yang dilakukan masyarakat berkurang. Akhirnya, para pedagang melihat kalau terlalu tinggi ya gak bisa," jelas Tauhid saat dihubungi oleh Disway pada Jumat 2 Agustus 2024.
"Jadi ada pelemahan daya beli. Karena tadi harga terlalu tinggi, jadi pada gak mampu beli," Lanjutnya.
Tauhid menilai, inflasi yang terjadi sendiri adalah salah satu faktor yang menyebabkan adanya fenomena deflasi ini.
"Inflasi sendiri memang seperti pedang bermata dua, terlalu tinggi gak bagus terlalu rendah juga gak bagus, akhirnya kita mengalami fase ini. Daya beli rendah sehingga para produsen menurunkan harga jual," Kata Tauhid.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Menurut Bhima, deflasi 3 bulan berturut-turut ini seharusnya menjadi hal yang harus diwaspadai oleh dunia perekonomian Indonesia.
BACA JUGA:Turki Blokir Instagram Setelah Hapus Ucapan Belasungkawa Kematian Ismail Haniyeh
Menurutnya, deflasi ini menandakan adanya pelemahan daya beli masyarakat.
"Momen musim deflasi biasanya terjadi pasca Lebaran setiap tahun. Deflasi juga justru menunjukkan kalau ada yang tidak beres dari geliat ekonomi," ujar Bhima dalam keterangan tertulisnya pada Jumat 2 Agustus 2024.
Selain itu, Bhima juga menambahkan bahwa penurunan daya beli ini kebanyakan dirasakan dari kalangan masyarakat kelas menengah.
Jika hal ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin kalau nantinya deflasi ini akan berdampak buruk pada para pelaku usaha.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: