Ketua Umum PSSI Berharap Kualitas BRI Liga 1 2024/2025 Level Asia

Ketua Umum PSSI Berharap Kualitas BRI Liga 1 2024/2025 Level Asia

Ketua Umum PSSI Berharap Kualitas BRI Liga 1 2024/2025 Level Asia-Disway/Dimas Rafi-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Memasuki musim baru BRI Liga 1 2024/2025, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir berharap agar BRI Liga 1 mendatang akan menjadi perbincangan di level Asia.

Kompetisi klub kasta tertinggi sepakbola Indonesia akan digelar pada Jumat 9 Agustus 2024 akhir dengan mempertandingkan sembilan laga.

BACA JUGA:Persija Jakarta Tambah Satu Amunisi Baru Jelang Liga 1 2024/2025 Bergulir

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Liga 1 2024/2025, Persib Bandung Favorit Juara

Sebanyak 18 tim akan bersaing di Liga 1 2024/2025, dengan tiga klub di yang sebelumnya sempat promosi dari Liga 2 yaitu PSBS Biak, Malut United, dan Semen Padang.

Menurutnya, sejumlah aturan baru Liga yang siap diterapkan di musim baru harus mampu meningkatkan kualitas liga dan mutu klub-klub peserta sehingga bisa lebih bersaing di kompetisi liga Asia.

"Target utamanya menaikkan mutu Liga kita agar levelnya naik di Asia dan ASEAN. Tak hanya itu, kompetisi yang aman dan nyaman bagi penonton tetap menjadi prioritas di setiap musim baru liga," ujar Erick dalam prescon peluncuran BRI Liga 1 2024/2025 di Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024.

Sebagai informasi pada Mei lalu, AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) merilis ranking kompetisi klub Asia musim 2023/2024.

BACA JUGA:Malut United Tengah Mempersiapkan Diri Sambut Liga 1 Musim 2024/2025

BACA JUGA:Pasang Target Tinggi, Malut United Launching Squad Anyar Tatap Liga 1 2024/2025

Liga Indonesia berada di peringkat ke-28 level benua Asia dan posisi keenam di Asia Tenggara (ASEAN).

Memasuki musim 2024/2025, Erick meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator untuk menaikkan kualitas agar Liga 1 ke posisi dua ASEAN dan peringkat 12 di Asia dan menaikkan rating televisi.

"Setelah setahun lebih membenahi tim nasional kini saatnya PSSI membenahi liga, ketika saya diamanahkan menjadi ketua umum saya ingin mempunyai liga yang bersih, untuk itu kita mulai dari perbaikan wasit, wasit yang bersih, dan jaminan kesehatan. Intinya melindungi wasit kita," ujar Erick Thohir di acara

Musim baru Liga 1 dibuka dengan duel Persib Bandung selaku juara bertahan menghadapi jawara Liga 2 musim lalu, PSBS Biak, di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

BACA JUGA:Tersingkir di Piala Presiden, Bali United Tatap Liga 1 2024/2025

BACA JUGA:BAIC Indonesia Resmi Jadi Sponsor Utama Dewa United di Liga 1 Indonesia 2024-25, Apa Alasannya?

Berbeda dengan musim lalu, Liga 1 2024/2025 tidak lagi menggunakan format Championship Series. Kompetisi kembali menggunakan sistem format liga seperti musim-musim sebelumnya.

Dalam kesempatan itu, Erick juga meminta kepada para pemain untuk menghormati setiap keputusan wasit. Selain sudah meningkatkan kualitas wasit, penggunaan VAR di musim 2024/2025 ini punya tujuan agar pertandingan berjalan bersih dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Hormati perwasitan dan keberadaan VAR untuk meminimalisir kesalahan sehingga apapun hasil pertandingan akan diterima secara objektif. Lalu juga diterapkan aturan hanya kapten tim yang boleh mengajukan protes kepada wasit, dan hal ini sesuai ketentuan FIFA. Akan ada wasit tamu, misalnya sebulannya ada satu, untuk menaikkan confident wasit kita," tambah Erick.

BACA JUGA:Piala Presiden 2024 Berlaku Format Pertandingan Ini, 8 Klub Berlaga Sebelum Pramusim Liga 1 2023/2024

BACA JUGA:Abimayu Perpanjang Kontrak di Persija Jakarta, Ungkap Target di Liga 1 2024-2025

Hal lain yang juga digaris bawahi Ketua Umum BUMN yakni terkait waktu bermain para pemain timnas yang ada di klub-klub peserta Liga 1.

Dengan aturan baru PT LIB setiap klub bisa mengontrak delapan pemain asing, termasuk menggunakan enam pemain asing sekaligus sebagai starting eleven, Erick meminta klub tetap memberikan jam terbang tinggi bagi para pemain timnas yang tergabung di klub itu.

"Penting untuk berkomunikasi yang baik dengan setiap pelatih dan pemilik klub untuk memaksimalkan para pemain timnas, terutama yang berusia muda dan potensial, sehingga punya jam tinggi. Bahkan, klub yang memiliki pemain-pemain timnas wajib dimainkan," kata Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: