Pikul Lumpia

Pikul Lumpia

Dahlan Iskan ketika menghadiri evet arak-arakan Dewa Cheng Ho di Semarang.--

TIDAK semua event diakui sebagai event nasional. Tahun ini arak-arakan Dewa Cheng Ho dinyatakan sebagai event nasional.

Yang menyatakan: Kementerian Pariwisata. Minggu pagi lalu. Yang menyerahkan sertifikatnya: Nia Niscaya. Dia pejabat tinggi di Kementerian Pariwisata –mewakili Menteri Sandi Uno. Dia satu-satunya wanita berjilbab di Kelenteng Sam Poo Kong yang penuh manusia hari itu.

Maka, banyak yang mengira penyelenggara acara tahunan ini adalah Kelenteng Sam Poo Kong. Tidak salah. Finis arak-arakan itu memang di kelenteng tersebut.

Tapi, penyelenggara yang sebenarnya adalah: Kelenteng Tay Kak Sie di Jalan Lombok, Semarang. Dari kelenteng Jalan Lombok itu pula arak-arakan dimulai (lihat Disway: Pikul Lumpia).

Yang diarak adalah Dewa Cheng Ho. Juga, abu dari Kelenteng Tay Kak Sie. Itulah abu hio yang dibakar di kelenteng itu selama setahun. Abu ditaruh dalam satu bejana. Bejana ditaruh di dalam tandu. Tandu dipikul empat orang.

Saya cari-cari pilihan: setelah memikul tandu Cheng Ho, saya akan memikul apa lagi. Yang tidak seberat tandu Dewa Cheng Ho. Saya lihat ada tandu yang beroda. Ditarik satu orang dan didorong beberapa orang.

Saya pun minta izin ke yang lagi tarik tandu itu. Disilakan. Maka, ganti saya yang jadi "kuda". Sama sekali tidak perlu tenaga. Dorongan dari belakang terlalu bertenaga. Justru kaki saya sering menjadi rem. Agar tidak menabrak barisan di depan kami: barisan tabuh-tabuhan.

Kereta yang saya tarik itu bermuatan abu hio dari Kelenteng Besar Tay Kak Sie. Abu hio yang saya bakar malam sebelumnya tentu tidak termasuk dalam bejana yang saya tarik.

Malam sebelumnya saya memang ikut mbakar tiga hio besar dua kali. Yakni, saat ikut sembahyang berjamaah. Yang pertama di depan dewa yang di halaman. Yang kedua di depan altar dalam Kelenteng Tay Kak Sie.

Baru sekali ini saya melihat ada sembahyang di kelenteng secara berjamaah. Yang biasa saya lihat dilakukan sendiri-sendiri –sesuai permintaan masing-masing. 

Sembahyang berjamaah itu tidak pakai imam. Ketua kelenteng berdiri di tengah. Di barisan depan. Saya diminta juga di saf depan. Saya lirik kanan kiri agar tidak ada gerakan yang salah.

"Imam" di sembahyang itu adalah penata ibadah. Semacam MC. Gerakan sembahyangnya mengikuti komando MC dari pengeras suara –dalam bahasa Tionghoa. 

Sembahyang diawali dengan pembagian hio. Ukuran sebesar pensil. Bukan yang seukuran lidi. Masing-masing tiga hio.

Ini bukan kali pertama saya pegang hio. Ujungnya sudah membara. Saya pun menerimanya dengan cara biasa: memegang bagian bawahnya. Ups... Aduh! Panas!

Hampir saja hio terlepas. Ternyata hio itu dibakar di dua sisinya. Jari saya memegang api itu!

Saya tahan rasa sakit. Saya jaga wajah untuk tetap tersenyum. Baru sekali ini saya tahu ada hio dibakar dua ujungnya.

Setelah tiga kali diangguk-anggukkan, hio itu diambil petugas sembahyang. Ditancapkan di bejana abu. Asap mengepul. Bersatu dengan asap-asap dari berbagai bejana lainnya.

Komando MC selanjutnya: gerakan sujud. Maka, semua lutut bertumpu di bantal. Lalu, ada komando untuk sujud tiga kali. Sujudnya seperti salat, tapi dahi tidak sampai menyentuh tanah.

Lalu berdiri. Rakaat pertama selesai. Diteruskan dengan rakaat kedua dan ketiga. Dengan gerakan yang sama. MC pun menutup sembahyang dengan doa dalam bahasa Indonesia. Doa untuk hidup tenang, rukun, dan banyak rezeki.

Satu jam kemudian, pukul 20.00, sembahyang serupa dilakukan lagi di dalam kelenteng. Di depan altar dewa-dewa. Termasuk Dewa Cheng Ho. Juga, dewa dari kelenteng-kelenteng lain.

Sembahyang di depan altar ini ditambah satu ritual: persembahan. Arak, teh, dua macam kue dan buah.

Ketua Yayasan Tay Kak Sie, Tanto Hermawan, yang menaruhnya di atas altar. Tanto adalah pengusaha besar di bidang perikanan. Juga, punya pabrik sarung tangan. Banyak lagi usaha lainnya.


--

Selesai sembahyang, saya merasa lapar. Belum makan malam. Maka, kami buru-buru meninggalkan kelenteng. Anda sudah tahu ke mana: ke toko lun pia Jalan Lombok.

Rupanya Novi Sofian mengejar kami. Ketua panitia yang lima ”i” itu menarik lengan saya tepat ketika tiba di depan lun pia.

Novi menjawil saya: Bapak harus makan di kelenteng.

Maka, gagallah proyek makan lun pia Jalan Lombok. Kami balik ke kelenteng. Saya tahu: semua menunya pasti vegetarian. Apa boleh buat.

Ternyata saya akan menyesal kalau tidak makan di kelenteng. Menunya enak semua. Hao ce ting ting.

Satenya itu! Saya tambah lima tusuk lagi. Terasa benar-benar seperti daging. Lebih empuk. Seperti daging wagyu. Pun masakan lainnya.

Ternyata itu dimasak wanita yang istimewa: wanita Tionghoa dari Bandung. Usia 84 tahun. Dengan niat ibadah. Dia menyediakan diri untuk pergi ke berbagai kelenteng di Indonesia. Masak. Vegetarian. Untuk acara di kelenteng.

Namanyi: Fitrika Dewi.

Saya juga pernah makan masakan vegetarian seenak ini: di wihara baru yang sangat besar di Samarinda.

Saya pun bertanya-tanya, mengapa Kelenteng Tay Kak Sie disebut kelenteng besar. Dan, Sam Poo Kong disebut kelenteng agung. Anda sudah tahu. Saya belum tahu.(Dahlan Iskan)

Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 7 Agustsu 2024: Pikul Agama

Mbah Mars

INTERMEZZO Sebelum nikah dengan Menuk, Jabrik pacaran lama dengan Menil. Gagal sampai ke pelaminan gara-gara perbincangan di tilpun berikut: "Say, aku ingin segera melamarmu" "Jangan kesusu, Mas" "Aku ini sudah 35 tahun" "Aku tahu. Tapi Mas Bolkin harus kaya dulu" "Kaya gimana ?" "Pokoknya kaya dulu, baru melamar aku" "Mana mungkin aku bisa kaya dulu, Menil. Aku sudah kadung umur segini." "Ya udah kalau gak bisa. Kita putus saja." Klek. Sambungan tilpun diputus. Nomor WA Bolkin diblokir Menil. Sampai sekarang Bolkin tidak paham maksud kalimat "kamu harus kaya dulu". Apa Menil ingin lihat Bolkin yang berumur 35 kayak Bolkin usia 20 tahun ? Apa Menil ingin lihat rambut Bolkin kayak saat usia 17 tahun ? Entahlah, itu misteri hidup Bolkin yang belum terpecahkan hingga sekarang.

minimax 8000

Science modern yg mana? Bisa tunjukkan link Peer-reviewed Scientific Journals? Pharaoh itu diawetkan, proses mumifikasi melibatkan garam (istilahnya Natron). Mana referensi pasir lautnya, gak ada. Juga mana Scientific Journal tentang air laut dan tawar yg membuktikan itu baru ditemukan sekarang? Proses alami, yg semua orang bisa dengan mudah melihat, ga bisa disebut bukti science modern. Karena semua orang yg sering lewat dekat laut dan air tawar, akan sering lihat, fenomena alam biasa. Lalu bertemunya siang malam juga hanya klaim sepihak, yg mana dalam hal ini saya ga bisa menulis di sini, kecuali kalian semua bisa dengan lapang dada berdiskusi, karena nanti akhirnya akan ribut. Dan terguncang. Pastikan untuk selalu cek ricek Scientific Journals yg sudah peer-reviewed, karena kita di science ga bisa langsung percaya klaim sepihak. Contoh, Gunung Padang. Gunung Padang sudah gagal dalqm proses peer-review karena, klaim 25.000sm ada pembangunan piramida, tidak ada bukti buatan manusia. Karena masonry, bangunan megalitik besar, hanya bisa dibuat jika ada spesialis purna waktu, yg ga perlu berburu makanan. Di Jawa, revolusi neolitikum baru mulai tahun 2000sm, saat kedatangan gen moyang mayoritas kita, Austronesia, menggantikan penduduk asli, Negrito Nusantara. Austronesia tiba dari P Formosa (sekarang negara Taiwan), yg asalnya juga dari Afrika sebelum 70.000sm. Jadi saat 25.000sm, penduduk Jawa adalah Negrito Nusantara, yg dalam gen kita saat ini hanya tersisa < 10%.

Mirza Mirwan

Tidak ada agama yang masuk akal (?). Waktu di SMP, putri sulung saya pernah membuat guru PAI-nya pusing. Ceritanya, Bu Guru menerangkan tentang 20 sifat wajib Allah: wujud, qidam, baqa', mukhalafatu lil khawadits, dst. "Wujud artinya ada. Yang dimaksud ada di sini ada yang bagaimana, Bu?" tanya putri saya. "Ada ya ada, meskipun tidak kelihatan. Yang penting kita beriman. Percaya bahwa Allah itu ada," jawab Bu Guru nervous -- putri saya pernah membuat Bu Guru kelabakan ketika bertanya kenapa ayahanda Nabi bernama Abdullah. "Jawaban ibu kurang memuaskan," kata putri saya. "Lha menurut kamu, ada yang bagaimana?" "Begini, Bu, sebelum saya lahir tidak ada saya, sebelum Bu Guru lahir tidak ada Bu Guru. Berarti adanya saya, adanya Bu Guru, didahului oleh tidak ada. Nah...sampai di sini Bu Guru pasti tahu maksud saya." Bu Guru (menurut cerita si Sulung) meringis sambil mengerutkan kening. Lalu menggeleng, "Ibu belum paham maksudmu, Nin!" "Tadi saya bilang, adanya saya, adanya Bu Guru, didahului oleh tidak ada. Kebalikannya: adanya Allah itu TIDAK didahului oleh tidak ada. Jadi 'wujud' dalam sifat Allah itu ADA yang TIDAK didahului tidak ada." Bu Guru mengangguk-angguk."Paham, paham. Kamu bener, Nin. Ibu tidak mikir ke sana."

Eka Handoko

di jaman orde baru : perayaan Imlek dan kesenian barongsay sempat dilarang. Ketika Gus Dur menjadi Presiden : Larangan tersebut dicabut dan Agama Konghucu diberi Kebebasan kembali, termasuk Kirab Patung Dewa - Dewi yang Abah Dahlan ikuti tersebut. Gus Dur pernah berkata : " Kalau Kamu selalu Berbuat Baik, orang lain tidak akan tanya, apa agama-mu. " Intinya : Gus Dur tak mau kita meributkan soal Agama, yang Penting : selalu Berbuat Baik. Maka Gus Dur disebut Bapak Pluralisme, yaitu orang yang memahami Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan. Terima kasih Gus Dur.

Rihlatul Ulfa

Abah semalam hadir dimimpi saya, yang bikin saya sangat misuh-misuh didalam mimpi tersebut adalah, Abah mempunyai istri kedua, yang cantiknya bukan main, haduhhh kacaauuuwwuuw.

sutarno dwijo

Niat bisa di ada-adakan untuk mencari pembenaran. Toh orang lain tidak tahu. Paling hanya jadi pergunjingan, bos DI ikut ibadah agama/ kepercayaan orang lain. Ngomong- ngomong soal niat, Tukang ngebor di negerinya Via Vallen juga begitu, tidak niat ngebor, tapi karena temen-temennya juga ngebor, jadinya ya ikut ngebor. Atau karena ada kesempatan. Yah ngebor lagi.....

Fa Za

Dua aspek dari agama yg tidak masuk akal adalah mitos dan legenda, namun bukan berarti hanya 2 aspek itu saja yg ada dalam agama.

djokoLodang

-o-- ... Salah satu yang selalu terngiang dari Arbain adalah ucapan Nabi yang satu ini: innamal a'malu binniyat. Semua perbuatan itu tergantung pada niatnya. ... Kabuum!! Jelas dan pas. Langsung kena. Hanya Tuhan yang tahu niat kita saat melakukan sesuatu. Saat seseorang mengucapkan salam. Yang kalimatnya bisa berbeda dengan kalimat salam agama yang dianut pemberi salam. Hanya Tuhan yang tahu niat kita. Dan hanya DIA yang berhak menilai. --jL- * Matur sembah nuwun, Abah.

Mirza Mirwan

Kirab Dewa Cheng Ho 4 Agustus 2024 kemarin itu katanya ulang tahun ke-619 kedatangan Cheng Ho di Semarang. Benarkah itu? Kebetulan saya punya buku tentang Cheng Ho (Zheng He) yang ditulis Edward L. Dreyer, profesor Sejarah Asia, Sejarah Tiongkok, dan Sejarah Militer di Universitas Miami -- meninggal 2007. Disertasi Ph.D-nya di Harvard tahun 1971 tentang perjuangan Zhu Yuanzhang tahun 1360-1365 sebelum akhirnya ditahbiskan sebagai kaisar pada 1368 dengan gelar Kaisar Hongwu -- pendiri dan kaisar pertama Dinasti Ming. "ZHENG HE: China and the Oceans in the Early Ming Dynasty 1405-1433", itulah judul buku yang ditulis Prof. Dreyer -- terbit setahun sebelum Dreyer meninggal. Perhatikan angka tahun di akhir judul. Kalau acara di Kelenteng Tay Kak Sie -- dan Kelenteng Sam Poo Kong -- itu ulang tahun kedatangan Cheng Ho ke-619, berarti Cheng Ho mendarat di hari-hari awal Agustus 1405. Tetapi, eh, pelayaran Cheng Ho baru dimulai bulan Juli 1405, dari pelabuhan Liujiagang (provinsi Jiangsu sekarang). Dan armada Cheng Ho mampir-mampir di banyak pelabuhan yang sekarang masuk wilayah Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tak mungkin dalam sebulan bisa sampai di Jawa, tepatnya di Semarang. Ekspedisi Cheng Ho yang pertama, 1405-1407, memang sampai ke Jawa -- Dreyer tidak menyebut Semarang. Tetapi tak disebut tahun persisnya. Dan dalam ekspedisi kedua, 1407-1409 mengulangi rute yang sama. Cheng Ho memimpin 7 kali ekspedisi.

siti asiyah

Gak semua hal dapat dimasukakalkan, gak semua hal bisa dijelaskan dengan logika Bahkan dalam hal hal sederhana pada keseharian kita, seperti pas saya disuatu sore jalan jalan, eh si ban belakang kanan kempis jadilah minggir dan nge-ban sendiri untuk ganti dengan ban serep......baru juga kendurkan baut ban, ada motor menepi lantas si bapaknya menghampiri dan berkata : `` Kulo bantu pak, kulo sawang panjenengan koq rikuh`` Lalu sejurus kemudian bapaknya mengambil alih kunci roda dan dongkrak dengan cekatan ambil alih pekerjaan sambil kasih tip cara ganti roda dan menggunakan dongkrak, setelahnya selesai si bapak berkata : `` mpun pak, monggo lanjut jalan mboten sah paring nopo - nopo lho nggih, kulo namung sekedar bantu ``

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

PIKIRANNYA PIKNIK.. "SAAT ikut memikul tandu dewa Cheng Ho di Semarang, Minggu pagi lalu, pikiran saya melayang ke Kumaila nan cantik, tulis Abah DIS di CHDI hari ini. Berarti, fisik Abah ada di Semarang. Sedang pikirannya melayang ke Kumaila Hakimah. ### Melayang, ke  Jakarta..

thamrindahlan

Pantun Rabu Semua nanti menjadi abu Demikian pula dikau wahai abu Telah tiba kita di hari Rabu Damaikan diri menata kalbu Sepupu Raja bergelar Prabu Pandai memanah juga berburu Tenanglah Tuan kenapa ragu Tak usah kerja terburu buru Luas nian tanaman tebu Terhampar luas di Pulau Seribu Larangan adat disebut Tabu Jangan dilanggar wahai saudaraku Salamsalaman

Ummi Hilal

Berani lah. Toh Ibu Kapolda (Kepala Polisi Dapur) tidak pernah baca CHD.Apalagi komentar.Apalagi komentar pilihan.

Mirza Mirwan

Kemarin Kamala Haris sudah me.ilih cawapres yang akan mendampinginya dalam pilpres 5 November mendatang -- resminya melalui Konvensi Nasional Demokrat 19-22 Agustus nanti. Di luar dugaan calon yang dipilih Kamala bukan nama-nama yang sampai Sabtu pekan lalu masih jadi berita, seperti: Josh Shapiro (Gub. Pennsylvania), Andy Beshear (Gub. Kentucky), dan Mark Kelly (Senator dari Arizona yang mantan astronout). Yang dipilih Kamala adalah Timothy James Walz, Gubernur Minnesota yang biasa dipanggil Tim Walz. Pertimbangan Kamala barangkali karena selain Walz adalah Gubernur Minnesota sejak Januari 2019 -- saat ini tahun kedua periode kedua -- juga karena sebelumnya Walz berpengalaman menjadi anggota Kongres selama 12 tahun (2007-2019). Itulah nilai lebih Walz dibandingkan Shapiro. Beshear, dan Kelly. Dalam CHD edisi Mama Momala saya menulis bahwa rerata elektabilitas Kamala tertinggal 1,8% dari Trump. Dan juga saya sebutkan mungkin elektabilitas Kamala bisa menyalip Trump. Dan ternyata benar. Polling terbaru dari berbagai pollster menunjukkan rerata elektabilitas Kamala gantian sudah 1,8% meninggalkan Trump. Hebatnya semua pollster mengunggulkan Kamala, meski renatanya 0,5-2,5% ketimbang Trump. Kelihatannya di pekan-pekan mendatang Kamala bisa lebih jauh lagi meninggalkan Trump. Tetapi, waini, seperti pernah saya tulis, tingginya elektabilitas bukan penentu kemenangan seorang capres. Yang menentukan adalah perolehan suara elektoral (EV).

iyeh

Imam Fudhail Bin Iyadh sungguh mencari makan dengan GENDANG DAN SERULING lebih kusukai daripada mencari DUNIA DENGAN KEDOK AGAMA. sungguh sangat berat KEHARAMAN UANG yang diperoleh dari hasil pura pura shaleh atau membela agama PADAHAL KEDOK BELAKA..

Liam Then

Orang Tiongkok ke Amerika, mereka menjadi orang Amerika, orang Tiongkok ke Philipina mereka menjadi orang Philipina, orang Tiongkok ke Singapura, mereka menjadi orang Singapura. Orang Tiongkok ke Thailand ,Malaysia,Brunei, setelah menetap lama, juga sama. Nenek moyang saya, datang dari Tiongkok, keturunannya menjadi orang Indonesia, bahkan lebih sering makan pecel lele, ketimbang bakmi. Orang barat datang ke anak benua India, orang India jadi orang inggris. Orang Spanyol datang ke Meksiko, suku Indian jadi berbahasa spanyol. Orang barat cikal bakal Australia datang benua Australia, suku aborigin jadi orang Australia. Begitupula di New Zealand, benua Amerika , hampir seluruh benua Amerika , Utara dan selatan. Kalau agama, 3 dari timur tengah, yang digolongkan agama samawi, 2 diantaranya mewarnai haru biru kejadian dunia.

Liam Then

*repost* Seorang importir datang ke Tiongkok, mau pesan barang, kemudian ditanya : "Anda mau yang harga berapa"? Pertanyaan ini punya kisi-kisi informasi yang penting. Kelenturan produktifitas mereka ,begitu hebat, untuk barang serupa, mereka bisa bikin dalam beberapa model kualitas. Artinya? Mereka bisa layani spektrum permintaan yang begitu luas. Misal anda jualan bakso, produk anda cuma ada 2 porsi 10k dan 15k. Ada pembeli datang ; "Pak ,saya ingin yang 7,5k semangkok, bisa?" "Maap Pak ndak bisa, bisanya 10k dan 15k saja" "Kalau 12,5k?" "Sama Pak" "13,75k?" "Apalagi Pak, pokoknya cuma dua saja" Pindahlah si pembeli ke sebelah : "Pak, bakso 6,5k bisa?" "Mau berapa saja, bisa Pak, bapak mau baksonya ndak ada pun bisa"!! Nah loh....

Ummi Hilal

Agama tak masuk akal? Akal/pikiran yang tak muat.Apalagi otak. Yang bisa menampung agama adalah hati.Dalam hal ini hati adalah Qalbu.Bukan Heart atau jantung.Apalagi hati dalam artian liver. Yang disini sering tertukar antara jantung dan hati.Atau mungkin karena bingung kadang disebut beriringan keduanya.'Jantung hatiku'. Memahami agama dengan akal (saja) jelas akan gagal. Meskipun tanpa akal juga tak akan bisa memaknai agama. Mencium ya pakai hidung.Melihat ya dengan mata.Mendengar dengan telinga.Meskipun semua itu tak akan bisa berfungsi jika otak sebagai prosesornya rusak.

didik mangkubata

Tentang Innamal a'malu binniyat. Ingatan saya langsung berkelana saat masih muda. Saat itu masih senang main kartu domino sama teman2 pakai uang. Ndilalah saat itu bulan puasa. Seperti biasa teman saya yg satu ngajak main kartu. Awalnya saya nolak karena sedang puasa. Teman itu terus berkata. Ini bukan judi niatkan saja untuk hiburan sambil menanti buka puasa. Hah. Yo wis ayo. Maka terjadilah. Pernah juga dengar ceramah seorang kiai tentang Pilkada. Kurang lebihnya seperti ini. Di sini tidak ada istilah money politic. Amplop yg diberikan ke pemilih itu anggap saja uang bensin. Hah. Glodak. Dan masih banyak hal2 seperti itu. Entah uang rokok lah. Uang terimakasih lah. Asal jangan disebut uang sogok.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 163

  • Wilwa
    Wilwa
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Tivibox
      Tivibox
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Wilwa
      Wilwa
  • Liam Then
    Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • yea aina
    yea aina
  • Liam Then
    Liam Then
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Wilwa
      Wilwa
    • Liam Then
      Liam Then
    • Tivibox
      Tivibox
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Lukman Nugroho
    Lukman Nugroho
    • Wilwa
      Wilwa
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Lukman Nugroho
      Lukman Nugroho
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Wilwa
      Wilwa
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Liam Then
      Liam Then
  • Fa Za
    Fa Za
    • Fa Za
      Fa Za
    • Wilwa
      Wilwa
  • DeniK
    DeniK
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Liam Then
      Liam Then
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Liam Then
      Liam Then
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
  • rian
    rian
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
    • Wilwa
      Wilwa
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Sumartan
      Sumartan
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • yea aina
      yea aina
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • DeniK
      DeniK
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Dacoll Bns
    Dacoll Bns
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • Tivibox
    Tivibox
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Tivibox
      Tivibox
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • alasroban
    alasroban
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Wilwa
      Wilwa
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Wilwa
      Wilwa
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Wilwa
      Wilwa
    • Ferdy Holim
      Ferdy Holim
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Yellow Bean
      Yellow Bean