WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan, Ini Langkah Kemenkes
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet atau monkey pox sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk yang kedua kalinya.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet atau monkey pox sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk yang kedua kalinya.
Direktur Jenderal WHO dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan terjadinya peningkatan mpox di Kongo dan sejumlah negara Afrika lainnya.
Hal ini sejalan dengan ditemukannya jenis baru mpox dari clade 2 menjadi clade 1b yang lebih mematikan.
BACA JUGA:Menkominfo Pastikan Upacara HUT ke-79 RI di IKN Siap Digelar, Ada 1.300 Peserta Upacara
BACA JUGA:Link Live Streaming Sidang Tahunan MPR RI 2024 Besok, Cek di Sini!
Menurut para ahli dari WHO, peningkatan kasus mpox ini berpotensi menyebar lebih jauh ke negara-negara di Afrika maupun luar benua tersebut.
"Munculnya klade baru mpox, penyebarannya yang cepat di Kongo bagian timur, dan pelaporan kasus di beberapa negara tetangga sangat mengkhawatirkan.Selain wabah klade mpox lain di Kongo dan negara-negara lain di Afrika, jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa," ungkap Dr. Tedros dalam keterangannya pada 14 Agustus 2024.
Ketua Komite Profesor Dimie Ogoina menilai bahwa peningkatan kasus mpox di beberapa wilayah Afrika bersamaan dengan penyebaran strain baru ini merupakan keadaan darurat, tidak hanya bagi Afrika, melainkan juga seluruh dunia.
BACA JUGA:Hasto Dengar Ada Menteri yang Pernah Sampaikan Keinginan Jokowi Jadi Ketum PDIP
BACA JUGA:Gawat, Baju Impor Asal China Rupanya Dijual Murah di Pasar Tanah Abang
Dengan ditetapkannya mpox sebagai PHEIC oleh WHO, Kementerian Kesehatan terus meningkatkan kewaspadaannya melalui surveilans di pintu masuk negara maupun di daerah.
Meski begitu, pihaknya belum melakukan pembatasan perjalanan untuk ke negara atau daerah tertentu.
"Surveilans di pintu masuk negara maupun di wilayah terus dilaksanakan, kesiapan tata laksana kasus, juga meningkatkan promosi kesehatan khususnya terhadap kelompok-kelompok berisiko tinggi," ungkap Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan dr. Achmad Farchany Tri Adryanto, M.K.M. ketika dihubungi DiswayId pada 15 Agustus 2024.
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, strain mpox yang berkembang adalah clade 2b, berbeda dengan Afrika yang menyebar saat ini 1b.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: