Jubir Tim Pramono-Rano Beberkan Strategi Mendapatkan Suara 'Anak Abah'

Jubir Tim Pramono-Rano Beberkan Strategi Mendapatkan Suara 'Anak Abah'

Juru bicara PDIP, Chico Hakimm mengatakan belum ada keputusan soal kader yang akan menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran-disway.id/anisha aprilia-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Cagub-Cawagub Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno, Chico Hakim buka suara terkait strategi yang akan digunakan untuk mendapatkan suara pendukung Anies Baswedan atau "Anak Abah".

Menurutnya, sosok 'anak abah' ini bukan hanya Gen Z.

Sehingga, kata Chico Hakim, perlu adanya pendekatan khusus kepada mereka.

BACA JUGA:Fantastis! Ridwan Kamil Usulkan Program Anggaran Rp100 Juta Per RW di Jakarta

BACA JUGA:Lanjutkan Safari Politik, Ridwan Kamil Temui Bamus Betawi Bahas Budaya Betawi di Jakarta Baru

"Tadi bicara soal Pak Anies, sebenarnya cara yang terbaik buat teman-teman untuk mendekati 'Anak Abah'. 'Anak Abah' ini kan nggak cuma gen Z dan milenial," kata Chico di Warung Garasi Si Doel, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, 6 September 2024.

“Kelompok strata yang ekonominya rendah itu juga punya kedekatan khusus dengan Pak Anies, kita harus akui. Saya rasa itu yang mesti disapa, jadi kita udah tau mapping nya,"sambungnya.

Chico menegaskan pihaknya tak ingin mendulang suara dengan cara di-endorse tokoh lain.

"Saya rasa itu yang mesti disapa, jadi kita sudah tahu mapping-nya (pemetaannya). Karena kalau kita mau main gampang, dalam tanda kutip, yang gampang itu kita nempel aja sama Pak Anies, kita jual nama Pak Anies, Pak Anies dukung kita juga. Itu bukan (caranya)," tegas Chico.

Ia mengatakan pemilik suara di Jakarta berbeda lantaran memiliki jenjang pendidikan cukup tinggi.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Pede di Pilkada Jakarta: Pengalaman Dua Kali Menjadi Pemimpin Menjadi Keunggulan

BACA JUGA:Ridwan Kamil Hadapi Penolakan Beberapa Anggota Ormas Saat Kunjungan ke Jaktim: Itulah Indahnya Demokrasi

Oleh karena itu, masyarakat tak bisa dibodohi dengan cara menempel tokoh tertentu.

"Karena rakyat Jakarta kalaupun mereka sebagian mempunyai semacam suka dengan ketokohan, tapi tingkat pendidikannya lumayan tinggi. Jadi mereka nggak bisa juga kita bodoh-bodohi hanya karena kita nempel tokoh-tokoh tertentu," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads