Bonita Sufiati

Bonita Sufiati

--

"Kenapa tidak nebeng di rumah saya!. Terlalu!"

Yang mengucapkan itu seorang perempuan. Dengan wajah cemberut. Baru sekali ini saya bertemu. Kemarin lusa. Di Stadion Gelora Bung Tomo. Sama-sama menyaksikan kemenangan Bajul Ijo saat lawan Persis Solo.

Dia memang lagi di Indonesia untuk elaborasi program 'Indonesia Lighthouse'. Itu adalah yayasan berbasis di Amerika yang didirikan bersama temanyi.

Perempuan itu tinggal di daerah San Francisco Bay Area, Amerika Serikat. Kerjanyi –ampun-ampun– di Apple. Jabatannyi: senior project manager.

Nama wanita itu: Ari Sufiati. Sudah 19 tahun di Amerika. Tiga anaknyi tinggal di sana: yang tertua sudah kuliah di UC Davis.

Saya baru tahu Disway punya sahabat di sana. Sahabat Disway. Selalu mengikuti perkembangan kita. Maka begitu bertemu di stadion kemarin dia langsung komplain. Kenapa selama di Silicon Valley saya justru nebeng di rumah temannya teman. Yakni, Anda sudah tahu, di rumah orang asal Beijing.

Yang salah bukan saya. Ternyata dia selalu membantu DBL –penyelenggara pertandingan basket antar SMA terbesar di Indonesia. Yakni saat DBL mengirim pebasket terbaik SMA se-Indonesia ke Amerika. Tiap tahun. Sebanyak 24 orang.


Ari Sufiati (kaus putih) bersama General Manajer DBL Indonesia Yondang Tubangkit (kiri) dan Senior Manager Event DBL Indonesia Astrid Septiana (kanan) saat mendampingi perjalanan skuad DBL Indonesia All-Star 2018 di Los Angeles, Amerika Serikat.-Dokumentasi DBL Indonesia.-

Ari-lah yang jadi seksi sibuk di sana. Mulai soal akomodasi sampai mencarikan tempat belajar basket di salah satu klub di sana. Sekaligus mencarikan lawan tanding persahabatan dengan SMA Amerika.

Kok DBL tidak memberi tahu saya tentang Ari sama sekali.


Ari Sufiati (baju putih) saat mendampingi skuad putri Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 di Nike Tournament of Champions, Chicago, Juli lalu.-Dokumentasi Pribadi Ari Sufiati.-

Begitu krusial peran Ari di Apple. Perusahaan idola siapa saja itu. Karena di tangannya, Ari harus mempertanggungjawabkan kualitas produk dan layanan sesuai standar Apple untuk pasar global. di perusahaan idola siapa saja itu.

Bagaimana Ari bisa sukses seperti itu?

"Modal Bonita," jawab Ari. ''Bonita'' adalah sebutan untuk Bonek Wanita. Sedang ''Bocil'' adalah Bonek Kecil.

Ari tidak punya latar belakang pendidikan teknologi. Di Amerika ''lulusan apa'' kalah penting dengan ''bisa apa''.

Pendidikan SMA Ari di SMAN 16 Surabaya –satu almamater dengan istrinya pendiri DBL.

Lalu Ari kuliah di FISIP UNAIR. Jurusannya: komunikasi. Sempat jadi wartawan. Juga sempat bekerja di sebuah stasiun radio.

Rasanya, karena punya kemampuan berbahasa Inggris membuat Ari sangat percaya diri. Dia pergi ke Australia. Mewakili Indonesia dalam program Australia-Indonesia Youth Exchange Program 1996. Magang di surat kabar dan radio di Newcastle. Lalu cari lapangan yang lebih lapang: Amerika Serikat.

Sejak SD Ari sudah bisa bahasa Inggris. Neneknyi adalah guru bahasa Inggris. Alumni IKIP Surabaya yang sekarang bernama UNESA.

Ke Amerika, Ari benar-benar Bonita. Tidak punya tujuan akan ke mana. Akan kerja apa. Dia yakin pada kemampuan diri. Termasuk kemampuannyi berkomunikasi.

Ari hanya butuh dua bulan beradaptasi untuk siap bekerja. Dia segera tahu ada lowongan kerja: manajer properti. Tugasnya: mengelola sebuah gedung perumahan. Tiga lantai. Sekitar 40 unit rumah.

Bonita kita ini langsung diterima. Tapi dia akan dicoba dulu selama satu bulan. Kalau tidak mampu akan dipecat.

"Jangan satu bulan. Beri saya waktu satu minggu. Kalau satu minggu mengecewakan pecatlah saya," tantang Ari.

Hari pertama Ari mempelajari sistem safety di apartemen itu. Di Amerika soal keamanan dan keselamatan adalah nomor satu.

Dia pelajari semua dokumen sistemnya. Dia lihat semua lokasi alat-alatnya. Dia pelajari cara mengoperasikannya, termasuk di saat terjadi masalah.

Hari kedua dia pelajari seluruh dokumen mengenai siapa saja penghuni perumahan itu. Apa dan siapa mereka. Komplain apa saja yang pernah mereka lakukan. Dia pelajari sangat detail.

Setelah seminggu berlalu Ari dinyatakan berkompeten. Memuaskan. Ditawari kontrak kerja setahun. Setelah itu baru dipertimbangkan apakah bisa menjadi karyawan permanen.

Dalam tiga bulan Ari sudah ditawari untuk diangkat sebagai manajer permanen. Setahun kemudian diserahi juga mengelola gedung apartemen lainnya. Dan lainnya lagi.

Enam tahun sebagai manajer properti Ari ingin meloncat: ke Apple. Kebetulan ada lowongan di Apple. Hanya part time. Sebagai Indonesian QA tester. Untuk memvalidasi apps berbahasa Indonesia.

Ari percaya bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan sukses di mana pun ditempatkan. Dia tidak ragu meninggalkan pekerjaan enaknyi. Jabatan mapannyi. Gaji tingginyi.

Dia pamit ke bos pemilik properti itu. Seorang kulit putih. Pengikut Mormon –aliran gereja yang sangat dekat dengan Islam: dilarang makan babi dan boleh poligami.

Ia menerima permintaan mundur Ari. Sebenarnya si bos senang mempekerjakan orang Islam seperti Ari.

Meski sudah begitu nyaman Ari tetap pindah dari zona hijau ke zona merah. Itu karena dia yakin akan bisa mengubah merah menjadi hijau.

Keyakinan diri Ari terbukti. Dari sekadar part time Ari segera diangkat jadi karyawan tetap. Naik terus. Sampai menjabat senior project manager saat ini.

Pertandingan selesai pukul 21.00. Di sebelah kiri saya juga seorang anak muda berprestasi. Baejah. Itu nama wanita 22 tahun.

Ia lulusan SMAN 1 Cirebon. Juara sekolah. Sudah lulus S-2 ITB. Untuk jurusan micro-elektronika: yang mempelajari chip –semiconductor.

Di stadion ini dia datang sebagai wakil Wardah. Sekaligus mentee Ari –yang diminta secara langsung oleh pak Salman Subakat, CEO NSEI, bagian dari Paragon Corp. Parent company dari Wardah. Saya titip salam untuk top manajemen mereka.


Ari Sufiati bersama pelatih Persebaya, Paul Munster.-Dokumentasi Pribadi Ari Sufiati-

Ari bergegas meninggalkan stadion. Perlu satu jam perjalanan dari stadion ke tempatnya bermalam di Surabaya: Hotel Sheraton.

Pukul 23.00 dia harus mulai bekerja. Jarak jauh. Pada jam segitu karyawan Apple lain di kantornyi di Cupertino mulai masuk kerja.

Selama di Surabaya Ari memboyong bapak-ibunyi ke Sheraton. Tinggal bersama di hotel bintang lima itu. "Bagi saya orang tua adalah segala-galanya," ujar Ari.

Sang ayah tinggal di Krian, satu kecamatan sekitar 30 km dari Surabaya: pertengahan antara Surabaya-Mojokerto. Ayah-ibunyi sudah sering dia ajak ke Amerika. Apalagi ayahnyi. Hampir tiap tahun.

Setelah tiga anaknyi menjadi warga negara Amerika, tinggal Ari yang masih berpaspor Indonesia. Dia punya kesempatan besar untuk juga pindah warga negara. "Tidak masalah," kata saya. "Yang penting hati Anda tetap Indonesia".

Apa pun warga negaranya, orang seperti Ari akan tetap menjadi kekayaan Indonesia.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 19 September 2024: Arus Kuat

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

ABAH HEBAT..!! KUAT..!! "Harus langsung balik ke Bali –mengejar pesawat sore ke Surabaya," tulis Abah DIS di CHDI 18 September 2024. Setahu saya kalau sedang take off, pesawat itu, kecepatannya sekitar 300an kilometer per jam. Sehingga, untuk bisa mengejar pesawat perlu kecepatan di atas 300 km/jam. ### Abah hebat..!! Kuat..!! (He he..).

Marjan Marjan

Mirip canda mas Rohmin Dahuri. Mantan Menteri Kelautan. Bapaknya mas Rohmin juragan kapal ikan. Kata Bapaknya mas Rohmin, nelayan asing benar-benar berburu ikan. Lokasi ikan diketahui koordinatnya langsung dikejar. Nelayan Indonesia mau melaut lihat cara istrinya tidur. Jika istrinya tidur miring ke timur, melaut ke timur. Jika istrinya miring ke barat, melaut ke barat. Jika istrinya terlentang, bapsknya tidak melaut. Wk wk wk....

djokoLodang

-o- ... Sambil menunggu jadwal pesawat saya pilih menyelam di bebek tepi sawah dekat bandara Ngurah Rai. ... * Masa kecil dulu saya suka nyanyi lagu ini: Bebek adus kali, nututi sabun wangi, Bapak mundut roti, adike diparingi Itu dulu, sebelum ada DisWay. Yang sekarang, Bebek adus kali, nututi sabun wangi, Pak Iskan mundut roti, dik Dahlan diparingi Bebek adus blumbang, nututi sabun abang. Pak Iskan mundut pisang, dik Dahlan sing disayang. Bebek adus gentong, nututi sabun lonjong, Pak Iskan main pimpong, dik Dahlan sing digendong. -koJo.- * alangkah indahnya masa kecil

Tivibox

Cerita-cerita seperti ini sangat bagus untuk membangkitkan imajinasi positif dan mencegah kepikunan karena usia..

djokoLodang

-o-- Seorang wanita dari Surabaya sedang berwisata melewati daerah terpencil di Nusa Tenggara ketika mobilnya mogok. Untunglah, tak lama kemudian datang laki-laki berkuda, yang dengan baik hati menawarinya tumpangan ke kota terdekat. Wanita itu naik ke atas kuda di belakangnya, dan mereka melaju bersama. Selama perjalanan, setiap beberapa menit lelaki itu berteriak keras “Ye-e-e-e-h-a-a-a-a!” yang bergema di perbukitan dan ngarai. Setibanya di kota, dia menurunkan wanita itu dekat pos polisi, berteriak terakhir kali “Ye-e-e-e-h-a-a-a-a!” dan pergi menjauh. Penasaran, petugas jaga bertanya, “Apa yang Nyonya lakukan hingga membuatnya begitu bersemangat?” Wanita itu, bingung, menjawab, “Tidak ada! Saya hanya berpegangan pada tanduk pelana agar tidak jatuh.” Petugas itu tersenyum dan berkata, “Nyonya, kuda itu tidak pakai pelana.” --koJo.-

Mirza Mirwan

Ini kebiasaan saya. Tidak harus diikuti. Perintah agar lelaki muslim "menjaga pandangannya", يغضّوا من ابصارهم، tersurat dalam al-Quran, Surah an-Nuur ayat 30. Dua kali dalam sebulan saya baca ayat itu, sejak lebih dari setengah abad nan lalu. Oleh sebab itu, bila berada di ruang tunggu, di kereta atau di pesawat duduk bersebelahan dengan perempuan, mata saya tak bisa jelalatan. Sudah otomatis. Bahkan kalau perempuan itu seperti yang duduk di sebelah Pak DI dalam CHD hari ini. Kalau sekadar melihat wajahnya, itu sih gak papa. Bahkan harus, bila diajak bicara. Untuk menghormati. Pengalaman 40-an tahun nan lalu ketika berkawan dengan banyak bule, mereka (wanita bule) malah yang kemudian menjaga diri untuk tidak berpenampilan menggoda bila bertemu saya. Padahal saya tak pernah meminta mereka untuk berbusana yang "sopan".

ichsan Hamid

Ciri khas lelaki tua.. bercerita se olah2 bisa melakukan semuanya. ????

Mirza Mirwan

Setelah Selasa (17/9) sekitar 5000-an pager meledak secara simultan di Libanon dan Syiria, yang menewaskan 12 orang dan melukai 2000-an orang, Rabu (18/9) kemarin hal serupa terjadi. Kali ini korban meninggal lebih banyak, 20 orang. Tetapi yang terluka hanya 450-an orang. Berbicara di depan tentara, menteri pertahanan Israel Yoav Gallant memuji tentara dan badan keamanan, tanpa menyebut ledakan pager milik anggota Hezbollah, dan bilang: "We are at the start of a new phase of war." Pemimpin Hezbollah, Hasan Nasrallah, memang melarang anggotanya menggunakan ponsel. Khawatir dilacak keberadaan mereka. Sebagai gantinya digunakan pager untuk alat komunikasi. Eh, ternyata pager justru mudah "ditangani". Gampang diledakkan. Bisa simultan pula. Pager yang meledak itu seri AR-924. Buatan Gold Apollo Co. Ltd. Taiwan. Tetapi, waini, pihak Gold Apollo bilang bahwa pager itu buatan BAC Consulting KFT Budapest, Hungaria, dengan lisensi dari Gold Apollo. Sementara pihak BAC Consulting bilang pihaknya tidak memproduksi AR-924. Hanya sebagai perantara. Entah yang mana yang benar.

Muh Nursalim

Spead boat dengan 40 kursi, apa penumpanganya juga hanya 40 orang. Kalau ini ditaati nyamanlah penumpang. Yang terjadi seringkali tidak seperti itu. Pengalaman nyebrang ke Karimunjawa dari Jepara menyebabkan kekhawatiran luar biasa. Kursi sudah penuh masih saja orang masuk ke kapal. Mereka berhimpitan di buritan tanpa kursi. Bahkan juga berdesak-desakan di dekat toilet belakang. Persis seperti naik kereta ekonomi jaman dulu. Bedanya ini di tengah laut, jika kelebihan muatan bisa-bisa seperti prau yang dinaiki nabi Yunus. Harus ada yang njjegur ke laut. Setelah sampai di dermaga saya beranikan bertanya kepada petugas yang berseragam warna telur bebek. "Kok banyak penumpang tidak dapat tempat duduk, apa tidak membahayakan kapala?" jawabnya santai, "ini sudah dapat ijin dari mualim". Duuh. Model beginian kalau kapal karam baru cari2 kambing hitam.

Kang Sabarikhlas

Wow!...Abah main gunung²an, atasan, bawahan, ini mancing goro² Saya jadi ingat pemilu kemarin, di kampung saya kedatangan tim sukses caleg, sebagai tuan rumah sudah saya siapkan tempat yang representatif?...anu..mangsud saya sudah beber tikar dilapangan kecil dan piring² berisi 'polopendem' + teh, kopi...itu saja?...Lha wong saya sebagai pengusaha BCA+ (biro calo apasaja+amanah) cuma dapat sisa dana minim...hiks.hiks.. Saya terkejut saat timses. berpidato "Bpk, Ibu dan adik² semua, pokoknya jangan ragu memilih dan mencoblos Beliau ini, ingat jargon² beliau : 1. Tidak perlu menonjolkan diri, tapi siap maju kedepan saat dibutuhkan 2. Saat menyerang lawan dg. sopan dan bisa memberi kenyamanan. 3. Bila terjadi gesekan agak keras, tidak melukai lawan, bahkan bisa merasa tetap enak nyaman damai. 4. Yakin sukses mencapai posisi dan lawanpun merasa terpuaskan. Yang hebat, tidak besarkan kepala setelah sukses, justru mengecilkan penampilan, tidak sombong. Loh!..ini jargon apa?... Saya mau interupsi, tapi nanti bisa lama acaranya. Tak lama acara bubar, saya ragu mana bisa menang timses begitu. Dan akhirnya benar² kalah. Saya disambati 'koq bisa kalah?' Ya ndak tahu, saya kan goblik..duh.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

NUSA LEMBONGAN.. Saya belum pernah ke Nusa Lembongan. Tapi kata temen, orang Singtel dan orang Singapore "asli", Nusa Lembongan, konon mirip potongan surga yang jatuh di bumi! Katanya, kalau ke sini jangan harap bisa diet. Seafood-nya terlalu menggoda, lebih berat godaannya daripada ajakan ikut MLM. Dari pantai pasir putih sampai snorkeling, Nusa Lembongan bikin hidup terasa kayak liburan permanen. Tapi ingat, katanya, jalanan di sini kadang lebih sempit dari otak mantan yang susah move on. Yang pasti, keindahan bawah lautnya bikin kita sadar: manusia kadang butuh 'nyelam' ke alam biar nggak 'tenggelam' dalam rutinitas. ### Saya tidak bisa menjelaskan semua kata-katanya. Karena, sekali lagi, saya belum pernah ke sana..

Mbah Mars

IKN: Ikatan Keluarga Nebeng Ayah nebeng Banteng Kakak nebeng paman Adik nebeng temen Wkwkwk

Afa

Minggu lalu saya ke Lovina. Pertama kali. Terlambat 40 tahun. Mestinya saat perpisahan SMA. Tapi baru sanggup setelah anak wisuda di unud. Biarlah. Takkan lari gunung dikejar. Walau dapat kamar mandi bersih. Wastafel dan kloset putih seperti baru. Atas terbuka asri di pojok belakang kamar bertembok batu mengkilap. Tenang. Senyap. Tapi lebih menggairahkan nongkrong di warung sebelah vila. Sambil melamun menyaksikan sunset. Pemilik warung seorang duda. Langsing seperti pakbos. Tidur sendiri. Masak nasi, sayur, juga ada menu ikan marlin bakar. Kadang beliau diundang untuk memulai upacara adat di desa situ. Saya pesan kopi bali untuk menemani. Tapi pak Mangku hanya minum air putih. Tidak merokok dan tidak ngopi. Maka tidaklah heran. Tapi biarlah. Yang penting rasa kopi masih ada. Setelah perempuan di motor tidak ada. Pak mangku baru sempat ngobrol. Itu anak nomor 3. Sudah punya anak 2. Buka warung juga. Di seberang jalan raya. Tak berapa lama datang laki-laki umur 40-an. Anak sulung. Juga buka warung makan untuk penduduk lokal di gang seberang kiri jalan. Anaknya 3. Sudah kuliah.

Jokosp Sp

"Kita-kita ini banyak masalah". "Tapi sebenarnya yang bikin masalah itu bukan masalah, tapi karena dosa". "Siapa di sini yang mau hidupnya tidak akan ada masalah?", tanya Ustad ke Ibu-ibu. "Sayaaaaaaaa.............." koor Ibu-ibu dengan suara lantang. "Ibu-ibu.....yang sering buat masalah itu Bapak-bapak apa Ibu-ibu?". "Bapak-bapak" jawab dari Ibu-ibu. "Bapak-bapak benar apa yang disampaikan Ibu-ibu tadi?". "Ibu-ibu.................", gantian koor dari Bapak-bapak. "Sebenarnya dosa kita itu sama banyaknya". "Coba yang Ibu-ibu suka kan marah-marah, suka kan membentak, suka kan minta berlebihan?". "Begitu juga Bapak-bapaknya". "Suami kurang perhatian, suami kurang penyayang, suami kurang peka". "Marahnya istri itu berupa sampah atau kotoran yang memang harus dikeluarkan atau dibuang, jika tidak maka akan jadi penyakit". "Penyakit yang berbahaya bagi anak-anaknya". "Jadi sebagai Bapak harus lebih peka ketika istri lagi tidak konsisten : tadi minta ini eh tahunya minta itu, tadi mau ke sini ehhhh tahunya minta ke sana". "bapak harus memaklumi". "Tapi Ibu-ibu juga jangan suka marah, apalagi bersuara dengan membentak.....itu akan jadi penghuni neraka kelak". "Masing-masing harus saling pengertian ya.....". "Ayo kita lanjud, mumpung ini bulan Maulud kita perbanyak baca Sholawat Burdah".........

Dasar Goblik

Omon omon Tiongkok saya akan selalu terkenang Juve Zhang.Tetapi omon omon cerita lucu..Duluu sekali mba Fiona jagonya.Setelah itu pak Lagarenze mengambil posisi itu.Yang jadi pertanyaan .?Mengapa cerita lucu dari pak Lagarenze hilang?Mungkin sudah banyak yang menulis hal.lucu.Contohnya Mbah Mars di atas.Dan mbah Djoko L.Tetapi komentator disway memang bukan ecek ecek.Grade A++.

Lagarenze 1301

Suami hilang tidak dicari. Tupperware hilang dicari setengah mati. Itu duluuu. Kisah kejayaan Tupperware sebagai produk wadah penyimpan makanan dan  minuman sudah berakhir. Perusahaan yang sudah mendunia selama 78 tahun itu akhirnya mengajukan kebangkrutan ke Pengadilan Kepailitan Amerika, dua hari lalu. Tupperware sudah bertahun-tahun rugi hingga menanggung utang Rp 12,4 triliun. Dan, sudah sejak lama pula pamornya merosot. Wadah plastik dari Tiongkok gantian membanjiri pasar. Dengan harga yang jauh lebih murah. Dengan kualitas yang semakin baik. Kalau saya sedang di kantor, terkadang istri mengirimi makanan. Saya lihat wadahnya memang bukan lagi Tupperware. Duluuu, kalau dibekali bontot atau dikirimi makanan ke kantor, pasti selalu ada kalimat pengingat: jangan lupa, Tupperware dibawa pulang.

djokoLodang

-o-- GAGAH BERANI Seorang wanita tua asal Lembang sedang berbelanja dan, saat kembali ke mobilnyi, dia melihat empat pria sudah duduk di dalam mobil. Dia menjatuhkan tas belanjaannya dan mengeluarkan pistol yang ada dalam tas, lalu berteriak sekeras-kerasnya, "Saya bawa pistol, dan saya tahu cara menggunakannya! Keluar dari mobil!". Keempat pria itu tidak menunggu ancaman kedua. Mereka keluar dan lari terbirit-birit. Wanita itu, yang agak terguncang, lalu memasukkan tas belanjaannya ke bagian belakang mobil dan duduk di kursi pengemudi. Diam2 bersyukur tadi barusan beli pistol mainan untuk cucunyi. Dia masih gugup hingga tidak bisa memasukkan kuncinya ke lubang kunci kontak. Dia mencoba dan mencoba, tetap tidak berhasil. Saat menoleh ke samping, dia kaget melihat ada bungkusan bir isi 12 di jok kursi sebelah pengemudi. "Pantas saja kuncinya tidak cocok.", katanya dalam hati. "Ini pasti mobil empat pemuda tadi." Dia segera keluar dari mobil, menoleh kanan-kiri, dan mendapati mobilnya sendiri terparkir beberapa meter di dekat situ. Dia memasukkan tasnya ke dalam mobil dan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kesalahannya. Sampai di sana, dia melihat empat pemuda gagah perkasa sedang melaporkan "perampokan" mobil mereka. Polisi sedang tertawa geli mendengar laporan mereka. Empat pemuda takut lawan seorang wanita tua, kecil, namun pemberani. Bawa pistol mainan, pulak. -koJo.-

Mbah Mars

PULANG SEBENTAR Profesor Bolkin Guru Besar Emeritus. Ia adalah lelaki single. Istrinya sudah wafat. Anak-anaknya tinggal di kota-kota besar. Suatu malam ia berjalan kaki mengunjungi rumah seorang temannya yang terletak di ujung jalan. Setelah acara bermain catur selesai, ia berpamitan hendak pulang. Namun, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Kebetulan Prof. Bolkin tidak membawa payung. Tidak juga jas hujan. "Tidak usah pulang, hujan sangat deras dan udara sangat dingin. Menginap saja di sini!" kata temannya. Prof. Bolkin mengangguk setuju. Tuan rumah menyuruh istrinya menyiapkan tempat tidur. Ketika dia keluar lagi ke ruang tamu, ternyata Prof. Bolkin sudah tidak ada. Tuan rumah mencari-cari ke segala sudut rumah, tetapi tidak menemukan Prof. Bolkin. Tiba-tiba, terdengar orang membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. "Prof, dari mana saja engkau?" seru tuan rumah. "Aku pulang sebentar ke rumah untuk mengambil baju tidurku," jawab Profesor Bolkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 101

  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Liam Then
    Liam Then
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Liam Then
    Liam Then
  • yea aina
    yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
  • Riza Choironi
    Riza Choironi
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • yea aina
    yea aina
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Marjan Marjan
    Marjan Marjan
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Sumartan
    Sumartan
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • iyeh
    iyeh
  • Ahmed Nurjubaedi
    Ahmed Nurjubaedi
  • iyeh
    iyeh
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • iyeh
      iyeh
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Imam Hanafi
    Imam Hanafi
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Achmad Chamdan
    Achmad Chamdan
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
    • Tivibox
      Tivibox
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • alasroban
      alasroban
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • alasroban
    alasroban
    • Tivibox
      Tivibox
    • alasroban
      alasroban
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin