Tawarkan Kepraktisan, Aplikasi Fintech Jadi Pemicu Boros?

Tawarkan Kepraktisan, Aplikasi Fintech Jadi Pemicu Boros?

Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad, dalam acara Power Lunch yang digelar Midaz, Senayan.-Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Memasuki zaman digital ini, perkembangan teknologi finansial atau fintech di Indonesia telah menciptakan ekosistem keuangan yang semakin inklusif dan efisien, terutama untuk generasi tech-savvy seperti Generasi Z atau Gen-Z.

Dilansir dari data Lokadata.id, sebanyak 78 persen masyarakat Indonesia merupakan pengguna tetap aplikasi fintech.

Aplikasi fintech yang sering digunakan untuk tersebut terdiri dari dompet digital, layanan pinjaman, hingga pembayaran digital seperti Mobile Banking atau Qris.

BACA JUGA:Bahaya Aplikasi e-Commerce TEMU Diungkap Kemenkop UKM

Tidak hanya itu, kini separuh dari Gen-Z juga aktif melakukan perencanaan keuangan bulanan. Bahkan, sebanyak 73 persen anak muda juga sudah beralih menggunakan layanan bank digital dikarenakan kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi tersebut.

Terutama, ketika aplikasi-aplikasi fintech tersebut kini juga menawarkan layanan Buy Now Pay Later (BNPL).

“Jadi kalau kita lihat di dalamnya sini ini semua ada satu ecosystem. Ada pinjaman, ada investasi, perlindungan, termasuk pertandingan,” ujar Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad, dalam acara Power Lunch yang digelar Midaz, Senayan, pada Rabu 9 Oktober 2024.

Selain itu, Suwandi juga menambahkan bahwa aplikasi fintech mengusung banyak fitur untuk penggunanya. 

"Yang bisa kita lakukan apapun di dalamnya, yaitu taruh kredit, yaitu pinjaman, yaitu kredit tanpa akunan. Jadi pembiayaan itu ada bagian di dalamnya adalah pembiayaan multiguna,” jelas Suwandi.

BACA JUGA:DPR Buat Aplikasi PERJAKA, Terima Aduan Soal Keluhan Rumah Dinas di Kalibata

Kendati begitu, pertumbuhan BNPL yang cepat juga menimbulkan kekhawatiran berupa potensi risiko keuangan.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan konsumtif melalui skema BNPL telah melonjak hingga 89,20 persen per-tahunnya (y-o-y), dengan nilai yang mencapai Rp 7,99 triliun pada Agustus 2024.

“Belanja bulanan itu tidak dikenal di kalangan anak-anak muda, ini sangat tinggi karena saat ini dalam perjalanan maju. Menurut saya itu punya ramai peluang, namun kita tidak memiliki tabungan yang tepat,” kata Director PT Indodana Multifinance, Iwan Dewanto, ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.

Menurut Iwan, sekitar 67 persen pengguna fintech lebih banyak memanfaatkan layanan BNPL dikarenakan alasan keterbatasan dana tunai, serta penawaran promosi khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: