Sachrudin-Maryono Unggul 63,8% Versi KedaiKopi, Begini Respons Tim Pemenangan Faldo-Fadhlin
Lembaga Survei KedaiKopi.--Tangkapan Layar
TANGERANG, DISWAY.ID - Tim pemenangan pasangan Faldo Maldini-Fadhlin Akbar merespons lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) terkait hasil survei yang telah dipublikasi oleh pasangan nomor urut 3 Sachrudin-Maryono Hasan.
Diketahui, pada Senin, 14 Oktober 2024, lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), mengklaim jika elektabilitas Sachrudin-Maryono unggul 63,8% jelang Pilwalkot Tangerang 2024.
Kendati demikian, Tim pemenangan Faldo-Fadhlin, Andreas Pamungkas mengaku menghormati Kedai KOPI sebagai sebuah Lembaga riset opini.
BACA JUGA:15 Lokasi Nobar Timnas Indonesia vs Tiongkok Resmi di Jakarta dan Tangerang Raya
Namun, kata Andreas, terdapat beberapa anomali data dan perbedaan signifikan dengan hasil survei internal yang telah kami lakukan bersama sejumlah Lembaga survei nasional.
"Hasil survei sangat ditentukan oleh kualitas kuesioner, antara konstruksi pertanyaan, cara bertanya ke responden dan kapasitas petugas surveyor dan spot checker," ujar Andreas kepada awak media Senin, 15 Oktober 2024.
BACA JUGA:Masyarkat Selalu Antusias saat Blusukan, Faldo-Fadhlin Optimis Menang di Pilwakot Tangerang 2024
"Lalu juga kondisi apakah responden berada dalam kondisi netral dan bebas dari intervensi," sambungnya.
Andreas mengatakan, bukan rahasia lagi, jika dalam melakukan survei petugas kerap dipandu oleh RW atau RT dalam menentukan calon responden yang diwawancarai.
Menurut Andreas, apakah hal tersebut menjadi faktor determinan dalam quality control oleh tim Kedai KOPI.
BACA JUGA:Meriah! Musisi Jalanan Dampingi Faldo-Fadhlin Saat Blusukan di Kampung Ketapang Tangerang
"Sulit bagi kami untuk melakukan verifikasi terhadap hasil survei tersebut, mengingat Kedai KOPI bukanlah anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI). Bahkan Kedai KOPI belum mendaftarkan diri ke KPUD Kota Tangerang," tuturnya.
Tak berhenti di situ, Andreas melanjutkan, survei elektabilitas seringkali dijadikan instrumen membangun kepercayaan diri kandidat yang sedang dalam posisi tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: