Guru Kurang Punya Ruang Disiplinkan Siswa, Minim Pendidikan Karakter Berdampak Timbul Kasus Bullying
Ilustrasi bullying-pixabay@geralt-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati menyoroti bagaimana guru cenderung dibatasi dalam mendisiplinkan dan membimbing siswa di sekolah.
Hal ini, menurutnya, berdampak pada kurangnya pendidikan karakter dan berujung banyaknya kekerasan serta bullying di lingkungan sekolah.
BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu'ti soal Marak Bullying dan Kekerasan di Sekolah, Konseling Guru Jadi Sorotan
BACA JUGA:Dirut RS Kandou Manado Dicopot Imbas Kasus Bullying PPDS, Kemenkes: Kami Berbenah
Padahal, guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan yang bertugas tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan membentuk karakter siswa melalui pengajaran nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, serta etika.
Sayangnya, guru juga profesi yang rentan dikriminalisasi apabila model pembelajaran kurang sesuai dengan kehendak orang tua.
"Beban guru hari ini sangat berat dan banyak tantangan. Karena yang terjadi sekarang itu guru kurang punya power untuk memberikan pembinaan ke siswa dalam bentuk disiplin karena fenomena reaksi orang tua yang sedikit-sedikit membawa masalah ke ranah hukum,” ucap Esti dalam keterangannya, 25 Oktober 2024.
BACA JUGA:AIPKI Sayangkan Pembekuan PPDS PD Universitas Sam Ratulangi imbas Kasus Bullying
BACA JUGA:3 Bullying yang Dialami Mahasiswa PPDS Unsrat di RS Kandou - Manado, Menkes: Pungli Paling Banyak
Jika setiap tindakan pendisiplinan yang diterapkan guru selalu menjadi sorotan dan dipertanyakan, lanjutnya, akan berdampak pada perkembangan moral generasi muda atau anak-anak Indonesia.
Lantas, siswa akan tidak memiliki rasa tanggung jawab karena merasa orang tua akan selalu membela meskipun anak melakukan kesalahan.
"Kalau orang tua melakukan intervensi terus, guru bisa merasa terancam dalam menjalankan tugasnya. Ini mengakibatkan kurangnya penerapan disiplin di kelas, yang pada akhirnya berdampak pada perkembangan moral dan tanggung jawab siswa itu sendiri," jelas Esti.
Kemudian, karena takut dikriminalisasi, guru lantas kurang memberikan pendidikan disiplin kepada anak yang melakukan pelanggaran sehingga anak cenderung kurang hormat ataupun segan kepada guru.
BACA JUGA:Kemenkes Temukan Lagi Bullying PPDS Unsrat di RS Kandou, Langsung Bekukan Prodi Penyakit Dalam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: