Sikap Keuangan

Sikap Keuangan

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Presiden Prabowo Subianto.--Instagram @smindrawati.

Jabatan boleh setinggi layang-layang putus. Nama boleh sebesar bola dunia. Tapi yang paling berkuasa tetaplah yang memegang uang. Apalagi kalau si pemegang dana sekaligus yang berwenang mengeluarkan uang.

Pun ketika saya menjabat CEO Jawa Pos Group duluuuu. Yang paling berkuasa tetaplah direktur keuangan.

Saya boleh punya inovasi sebanyak bintang di langit. Tapi program itu tidak bisa jalan kalau uangnya tidak bisa cair. Atau cairnya pakai gaya hemat seorang yang punya sikap keuangan seperti dirinyi.

Apalagi secara pribadi saya memang punya tekad tidak mau menangani urusan uang. Biarlah uang di tangan orang yang punya sikap keuangan.

Saya membedakan antara orang yang punya 'sikap keuangan' dan orang yang 'ahli keuangan'.

Seorang 'ahli keuangan' belum tentu punya 'sikap keuangan'. Begitu pula sebaliknya. Tapi ada juga orang yang ahli keuangan sekaligus punya sikap keuangan.

Tidak banyak.

Dr Sri Mulyani kelihatannya termasuk yang tidak banyak itu. Maka Presiden Prabowo tetap memintanyi untuk menjadi menteri keuangan.

Seandainya saya dihadapkan hanya dua pilihan --'ahli keuangan' dan 'sikap keuangan'-- orang seperti saya akan memilih yang punya sikap keuangan.

Dia/ia tidak ahli keuangan tapi cerewet soal keuangan. Pelit. Suka nguber kas bon yang belum dibereskan. Punya tim penagih utang yang sama kuat dengan tim marketing.

"Uang kita yang di tangan orang harus ditagih sampai dapat".

Maka menarik untuk melihat sikap Sri Mulyani berikutnya: apakah dia tetap seorang ahli keuangan yang punya sikap keuangan. Terutama dalam melihat membengkaknya birokrasi.

Rasanya belakangan Sri Mulyani sudah lebih fleksibel. Dulu saya lihat Sri Mulyani sangat keras dalam hal keuangan. Saya bisa melihatnyi dari jarak agak dekat.

Kini saya melihatnya dari jarak jauh. Mungkin saja penglihatan saya salah. Saya menandai bahwa Sri Mulyani tidak sekeras dulu.

Misalnya: bagaimana dia setuju atas proyek-proyek yang menyerap dana yang begitu besar. Termasuk proyek yang awalnya tidak akan menggunakan negara akhirnya ke APBN juga.

Mungkin yang di atas Sri Mulyani jauh lebih pintar. Lebih pintar dari Sri Mulyani. Untuk mendapat persetujuannyi dijanjikanlah proyek besar tersebut tidak akan mengganggu APBN.

Bukan pura-pura. Diusahakan sungguh-sungguh untuk tidak pakai APBN. Ternyata tidak gampang. Proyek harus berjalan. Sudah telanjur dikerjakan. Penyelamatan harus dilakukan.

Dalam bisnis selalu ada sikap seperti ini: rugi Rp 1 miliar itu baik. Lebih baik dari rugi Rp 10 miliar. Inilah yang disebut sisi baik dari sebuah rugi.

Rugi Rp 10 miliar itu baik. Lebih baik dari rugi Ro 100 miliar. Punya tabungan Rp 1 triliun di lemari lebih baik dari hanya punya simpanan Rp 50 juta.

Rasanya Sri Mulyani sering dihadapkan pada situasi penyelamatan seperti itu. Tidak hanya sekali.

Apakah dia akan menghadapi persoalan yang sama di lima tahun ke depan?

Kian tua orang memang kian bijaksana. Tapi harusnya kian tua orang keuangan tetap kian bertambah cerewetnya.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 27 Oktober 2024: Camino Parkir

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Achmad Faisol.. Saat orang pada usul UN dicabut, saya sangat tidak setuju. Karena menurut saya, manfaat UN sangat besar, yaitu: 1). Dasar standardisasi sekolah dan guru. 2). Efisiensi dalam seleksi penerimaan siswa di jenjang berikutnya. 3). Bisa menjadi KPI guru. Tapi saya heran, saat itu gelombang penolakan UN sangat masif. Antara lain karena dampak UN saat itu, antara lain.. 1). Persaingan antar siswa. 2). Guru membantu mencontek. 3). Pembocoran soal UN. Herannya bukan sistim yg diperbaiki. Tapi UN nya yang dibunuh. Padahal sikap persaingan antar siswa itu menurut saya perlu banget..

Achmad Faisol

transparansi ppdb sma/smk jawa timur jalur prestasi lomba... untuk gubernur jawa timur terpilih nanti, tolong ppdb sma/smk jalur prestasi lomba dibuat transparan... teorinya, penerimaan 2% (sekitar 6 siswa) dari lomba akademik (olimpiade mata pelajaran) dan 2% dari non akademik (seni, olahraga, keagamaan dll)... berarti total sekitar 12 siswa yang diterima... masalah di transparansi: 1. tidak diketahui siapa saja yang mendaftar jalur tersebut... otomatis tidak diketahui peringkat siswa pendaftar... 2. tiba-tiba saat pengumuman, masing-masing siswa dapat info: anda diterima/tidak... siapa saja yang diterima dan ditolak tidak diketahui... benar-benar rahasia sepertinya... kok berbeda dengan jalur lain (nilai rapor dan zonasi) yang terbuka siapa saja pendaftar dan peringkatnya... mengapa berbeda...? siswa tentu "frustasi" karena tidak diterima tanpa alasan yang transparan... 3. untuk jalur rapor dan zonasi bisa memilih tiga (3) sekolah, tetapi jalur lomba hanya satu (1) sekolah... mengapa tidak sama...? kok seperti anak tiri... untuk itu, tolong akuntabilitas diperbaiki... ini kan kepentingan umum, juga demi generasi penerus bangsa... terima kasih...

Liam Then

Petugas Kejagung, yang terlibat bongkar kasus ini, harus di apresiasi. Pemerintah pusat kalau berani, jika sudah inkrah putusan sidang pengadilan, duit sitaan 900em itu 25%-nya dijadikan bonus saja untuk jajaran petugas Kejagung yang terlibat aktif dan langsung dalam upaya pengungkapan kasus ini. Biar tambah rajin ungkap kasus lain. Misal jika ada 100 personel terlibat , 225 miliar dibagi rata ke 100 orang, pun tak mengapa, karena duitnya legal, pasti akan ditabung atau dipakai, ndak akan kemana. Daripada 900em itu yang terindikasi tak legal, cuma nongkrong saja dirumah pribadi dalam bentuk onggokan kertas berangka negara orang, dan logam berwarna kuning, nilainya notabene ada, tapi tak ada sumbang guna ke ekonomi nasional.

Achmad Faisol

yang saya masih heran: korupsi, uang 1T, emas 50kg, kok cuma disimpan...? apakah kebahagiaannya cukup dengan memandang uang dan emas...? kan mending ga usah korupsi kalau begitu...

Liam Then

Dari kemaren sampai sekarang, saya masih sibuk membayangkan betapa enaknya bisa setiap saat menyibukkan diri isi waktu luang, hitung uang sendiri, yang di brankas, di laci, di kantong kresek. Apalagi kalo jumlahnya sampai mencapai 900 em. Aduh, bahagia sekali rasanya. Saya kagum juga, sama yang masuk berita itu, rajin sekali menabung di rumah, emas murni sampai 50kg, sudah kayak nyetok ketela saja. Hebat sekali...toko emas saja, saya kira banyak yang total pajangan tak sampai 3kg. Selain kagum sama Kejagung, saya juga kagum sama yang bersangkutan,lihai sekali bisa tak terdeteksi radar menabung dirumah begitu banyak. Sebenarnya saya kaget waktu baca berita, kok ada tulisan dolar Singapura sampai 74.494.427 , sama dollar Amerika 1.897.362. Sampai saya kira harus ganti kaca mata, woalah ...ck ck ck....mangkanya rupiah susah naek. Inilah sebabnya ; karena susah disimpan. Bayangkan saja, 1miliar gepokan 100rb-an itu sudah setinggi 1 meter, kalo 900em, itu butuh berapa tumpuk? Simpannya tak bisa dalam kantung kresek lagi, harus pakai karung goni beras 50kg berdimensi 60cm X 100cm. Setumpuk uang 100rb-an berjumlah satu milyar sudah 1m tinggi luas pemukaan 15cm x 6,5cm, Ko Yang An yang lulusan ITB, tolong dong hitung itu muat berapa tumpuk. Kalo 900m masuk karung goni rupiah semua, jangan-jangan bisa numpuk sampai 90 karung. Maka dari itu Dollar Singapura dan Amerika jadi primadona, makin disimpan, rupiah makin susah naek. Adoh...sungguh tak enak, hitung duit orang.

Udin Salemo

xiaomi sih belum mengalahkan antre pesanan mobil e*emka di negara kulonnya Vanuatu. disana baru dikenalkan aja sudah indent 300 ribu. nunggunya 10 tahun, wkwkwkwk.... mana tau ko JZ dulu pesan mobil canggih itu? hahaha.....

Lagarenze 1301

Mas Elon sudah mengangkat bendera putih untuk mobil listrik dengan harga murah. Gempuran produk Tiongkok, meski mendapat rintangan di Amerika dan sejumlah negara Eropa, membuat Tesla makin sulit diproduksi dengan harga yang lebih rendah. Mas Elon, seperti ramai diberitakan akhir pekan lalu, malah melirik ke level yang lebih tinggi: mobil listrik otonomos. Itu mobil tanpa sopir. Tesla yang self-driving. Namanya Cybercab. Maka, sekarang waktunya perlombaan. Mobilnya Mas Elon atau mobilnya Om Xi. Sama-sama mengembangkan EV otonomos. Tapi, kalau melihat trennya, Mas Elon bakal ketinggalan. Untk mobil listrik, Indonesia sebenarnya pernah berupaya untuk lari cepat. Namun, terbentur oleh istilah ini: elon-elon asal kelakon.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

INFO BIRO JASA KE CAMINO.. Camino de Santiago adalah jalur peziarahan di Spanyol yang menawarkan pengalaman spiritual, refleksi diri, petualangan fisik, dan wisata budaya. Banyak yang merasa lebih tenang dan mendapatkan teman baru setelah perjalanan ini. Setiap tahun, Camino menarik sekitar 300-400 ribu peziarah, dengan sekitar 100-200 (tanpa ribu) dari Indonesia. Menggunakan EO untuk Camino bisa menghabiskan Rp 35-70 juta, tergantung fasilitas. ### Jika mandiri, biayanya sekitar €30-€50 per hari untuk akomodasi dan makan.

Achmad Faisol

https://www.inilah.com/wamen-dikti-stella-christie-jangan-andalkan-chatgpt-kuatkan-memori Wamen Dikti Stella Christie: Jangan Andalkan ChatGPT, Kuatkan Memori! Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyampaikan peringatan terkait tren penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam pendidikan. Ia menegaskan bahwa ketergantungan pada platform seperti ChatGPT dapat merusak kemampuan belajar dan menurunkan kualitas pendidikan. ####### ini orang teknologi bicara teknologi... se7...

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DAYA TARIK CHINA.. Dulu, "Belajarlah sampai ke negeri China" mungkin terdengar sebagai anjuran klasik. Kini, China bukan sekadar tujuan belajar, tetapi pusat inovasi global. Dari pengobatan tradisional hingga teknologi medis canggih, dari seni berdagang hingga ekonomi digital, hingga kemampuan membangun infrastruktur raksasa—China menguasainya. Bahkan untuk otomotif, mereka meluncurkan mobil mewah dan terjangkau yang mampu bersaing di pasar dunia. Tidak hanya belajar, kini dunia seakan mengarahkan perhatian pada China untuk inspirasi dan kolaborasi. ### Singkatnya, apapun bidangnya, China kini menawarkan wawasan bagi siapa saja yang ingin maju. Saya sudah..!!

Achmad Faisol

sejarah telah berkata, sebaiknya menteri ga usah jadi inovator... kalau pun toh punya inovasi, jadikan itu milik presiden... ini keinginan dan arahan presiden, saya hanya menjalankan... demikian rasanya lebih aman...

Yusuf Ridho

peluang kerja padat karya dimasa depan. dimasa --> di masa Untung saja "s"-nya satu. Kalau "s"-nya dobel, maknanya bisa "dikeroyok".

Fiona Handoko

Selamat siang bp liang. Betul sekali. charge moblis di rumah. Utk moblis terkecil. Wuling air ev. Butuh 2.200 w. Dengan waktu pengisian kira2 10 jam. Berarti rumah harus punya sambungan pln minimal daya 3.500 w.

Liáng - βιολί ζήτα

iseng-iseng saja. (jangan dikira pengamén ngga bisa ngasih judul yang nyelenéh... wkwkwkwkwk.......) Pak DI kena setrum ?? Sederhana saja... jika Anda memiliki cukup uang untuk membeli mobil listrik, apakah daya listrik di rumah Anda cukup untuk charging baterai mobil listrik tersebut ?? Itu baru Anda sendiri, bagaimana kalau yang berminat memiliki mobil listrik itu sampai ratusan ribu orang misalnya, atau bahkan jutaan orang ?? Anda Sudah Tahu... "Bapak Mantan Sesuatu" itu sudah beberapa kali menulis tentang mobil listrik khususnya yang terkait dengan Tiongkok. Tapi mengapa belum pernah menulis mengenai sarana dan prasarana-nya seandainya "promosi mobil listrik" di balik tulisan Abah tersebut booming ?? [1/2]

Mirza Mirwan

"Kenapa tidak jualan di Indonesia?" Wkwkwkwk. Dengan mobil BBM kelas 1000cc saja di Jakarta sudah macet pada jam-jam sibuk, lho. Versi TomTom Traffic Index 2023, pengguna mobil di Jakarta kehilangan waktu 117 jam gegara macet. Itu berarti hampir 5 hari. Pun itu di luar waktu normal kalau tidak macet. Sebenarnya tingkat kemacetan bisa turun bila pengguna mobil pribadi mau beralih ke moda transportasi umum seperti MRT, LRT, atau Trans Jakarta. Di lingkungan pemukiman juga ada Jaklingko. Tetapi, waini, tipikal orang Indonesia: jaga gengsi. Punya mobil kok pake kendaraan umum, gengsi dong! Tak soal mobilnya kelas 1000cc, kreditan pula. Apalah lagi yang mobil kelas 2000cc, atau yang mobil listrik. Punya mobil itu harus dipamerin. Hukumnya wajib. Kalau suka pamer, ya, mestinya tak perlu mengeluhkan kemacetan.

Forsandy Kurniawan David

Di US lagi gegap gempita masalah roket tesla dan blue origin benzos sama sama sukses, ada lagi robot optimus. US ga tertarik dengan mobil listrik biarkan tiongkok VS tesla. Tiongkok sehebat apapun. Masih suka bikin yg mirip mirip, dasar peniru.. Heran juga ada pengusaha cari ide ksnaa. Padahal kunci sukses ada pada kemampuan distribusi yg istimewa, saya beli 1 remote tv langsung dari tiongkok sebiji free ongkir harga cuman 30 rebu. Coba aja itu bisa ditiru ga usah susah susah ke tiongkok sana apa lagi merepotkan orang tua yg lagi menikmati masa tuanya

Johan

Potensi pendapatan negara dari sektor pemberantasan korupsi sebenarnya sangat besar. Satu ekor pejabat MA korup saja bisa ditemukan uang 1T. Bayangkan betapa banyak yang bisa didapatkan negara dengan pembersihan 3 institusi penegak hukum: HKM, JKS & PLS. Potensi pemasukan negara tentu luar biasa besarnya. Sangat lumayan untuk menutup anggaran program makan siang gratis 1 periode presiden Pak Prabowo. Pemberantasan korupsi cuma omong kosong jika 3 institusi ini tidak dibersihkan terlebih dahulu. Hukum dan keadilan bisa diperjualbelikan. Inilah alasan mengapa korupsi semakin marak dan tanpa batas di semua kalangan. Sederhananya begini, mereka yang pejabat negara dan penegak hukum saja korupsi, anda bodoh jika tidak korupsi saat ada kesempatan untuk melakukannya. Dengan bersihnya ketiga institusi ini, selanjutnya pekerjaan memberantas korupsi akan lebih mudah. Tidak harus ada hukuman mati seperti yang diterapkan di Tiongkok. Penegakan hukum yang tegas dan tanpa kompromi akan membuat semua orang berpikir beberapa kali sebelum melakukan praktik korupsi. Tersangkut kasus dan berurusan dengan hukum bukan sesuatu yang enak. Bahkan untuk orang kaya sekalipun.

Warung Faiz

Biar tdk obesitas saya sarankan utk dibiasakan lari2... Lari2 ngejar proyek misalnya..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 128

  • didik mangkubata
    didik mangkubata
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Er Gham
      Er Gham
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Robbi Ans
    Robbi Ans
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • hoki wjy
    hoki wjy
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Tivibox
    Tivibox
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Liam Then
      Liam Then
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • adi Nugraha
    adi Nugraha
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • sutrisno timi
    sutrisno timi
    • Liam Then
      Liam Then
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Liam Then
    Liam Then
    • Wilwa
      Wilwa
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Wilwa
      Wilwa
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Laely Awwaly
    Laely Awwaly
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Laely Awwaly
    Laely Awwaly
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Waris Muljono
    Waris Muljono
  • alasroban
    alasroban
  • Kalender Pro Indonesia
    Kalender Pro Indonesia
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • thamrindahlan
      thamrindahlan
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • Fa Za
    Fa Za
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Marjan Marjan
    Marjan Marjan
  • DeniK
    DeniK
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin