5.383 Siswa Terpaksa Belajar Darurat Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Ribuan siswa terpaksa belajar darurat karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.--Kemendikbudristek
JAKARTA, DISWAY.ID - Ribuan siswa terpaksa belajar darurat karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura terdampak.
Gedung dan sarana pendidikan pada 17 satuan pendidikan di antaranya pun mengalami kerusakan. Pendataan terkait kerusakan masih terus dilakukan hingga saat ini.
BACA JUGA:50 Hektare Lahan untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Disiapkan Pemerintah
Selain itu, 11 satuan pendidikan yang ada di Kecamatan Titehena juga digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi masyarakat terdampak.
Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah yang meliputi 458 guru dan 5.383 siswa tersebut pun terganggu, tidak dapat berjalan seperti seharusnya.
BACA JUGA:Menteri ATR/BPN Siapkan 50 Hektare Tanah untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) turun tangan untuk memastikan siswa yang terdampak masih bisa mendapatkan akses pendidikan.
“Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat. Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
BACA JUGA:Pemkab Tetapkan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki hingga 7 Januari 2025
Dalam hal ini, pihaknya mengoordinasikan layanan pendidikan darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah setempat.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur juga telah menyelenggarakan pembelajaran darurat di 8 lokasi pengungsian secara bertahap mulai 9 November 2024.
Lebih lanjut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial menyediakan tiga tenda untuk digunakan sebagai kelas darurat.
“Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” lanjut Suharti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: