Tuai Polemik, Penobatan Sherly Tjoanda Sebagai Siti Khadijah Istri Rasulullah Dikritik Ulama

Tuai Polemik, Penobatan Sherly Tjoanda Sebagai Siti Khadijah Istri Rasulullah Dikritik Ulama

Sherly Tjoanda saat bersama warga di Maluku Utara.-Instagram Sherly Tjoanda-

Mereka mengecam tindakan penyebutan Siti Khadijah kepada Sherly Tjoanda yang dianggap tidak etis, terlebih lagi karena melibatkan urusan agama yang semestinya jauh dari kepentingan politik praktis.

BACA JUGA:Rumah Benny Laos Dipenuhi Papan Bunga Duka Cita, AHY Hingga Rosan Roeslani

Kegaduhan ini mencerminkan keresahan yang mendalam terhadap upaya-upaya yang mencampuradukkan agama dengan politik, yang berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Di tengah memanasnya isu sensitif tersebut, Sultan Husain Alting Sjah, saat ditemui usai debat Cagub Maluku Utara, sosok Sultan tampil dengan sikap yang menyejukkan, Cagub Maluku Utara nomor urut 1 ini juga mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi dan tetap menjaga harmoni di tengah keberagaman.

Dalam pernyataannya, Sultan menekankan, “Torang Samua Basudara.” Pesan singkat ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya merawat hubungan baik di antara sesama warga Maluku Utara.

Sultan juga mengingatkan bahwa Maluku Utara adalah rumah bagi beragam agama dan keyakinan. Dalam ruang kehidupan yang berbagi ini, penting untuk menjaga rasa hormat dan perhatian terhadap semua golongan.

BACA JUGA:Cawagub Maluku Utara Asrul Rasyid Ichan Berkomitmen Janji Fokus Perhatikan Pengembangan Esports

 “Maluku Utara bukan hanya milik satu kelompok, tetapi milik semua. Kita harus belajar hidup bersama, saling menghormati, dan merawat keberagaman ini sebagai kekayaan, bukan ancaman,” ujar Sultan dengan penuh ketulusan. 

Sultan juga menyampaikan bahwa isu sensitif  ini berpotensi menimbulkan konflik yang merugikan semua pihak. Dengan pengalaman beliau sebagai juru damai dalam konflik-konflik besar di Maluku Utara, Sultan menegaskan bahwa kerusuhan seperti yang pernah terjadi di Tobelo, Morotai, Jailolo tidak boleh terulang. 

“Membangun kembali keharmonisan itu sulit dan memakan waktu panjang. Kita tidak boleh mengorbankan persaudaraan yang telah kita rawat hanya karena provokasi atau kepentingan sesaat,” jelas Sultan.

Dalam pesannya, Sultan Husain Alting Sjah juga menggarisbawahi pentingnya menjaga jarak antara agama dan politik. Sultan mengingatkan bahwa mencampuradukkan kedua hal ini hanya akan menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. 

“Agama itu suci, jangan kita kotori dengan kepentingan politik. Sebagai masyarakat yang terhormat, kita harus bisa memisahkan mana yang menjadi urusan agama dan mana yang menjadi urusan politik,” kata Sultan.

Sultan juga mengajak seluruh masyarakat Maluku Utara untuk terus mencintai daerah ini dengan sepenuh hati.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads