Dharma-Kun Optimis Masuk Putaran Kedua Pilkada Jakarta, Jubir: Underdog Effect

Dharma-Kun Optimis Masuk Putaran Kedua Pilkada Jakarta, Jubir: Underdog Effect

Juru Bicara Paslon Dharma-Kun, Ikhsan Tualeka yakin Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 02, Dharma Pongrekun-Kun Wardana optimis bisa masuk putaran kedua di Pilkada serentak 2024.-Disway.id/Cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 02, Dharma Pongrekun-Kun Wardana optimis bisa masuk putaran kedua di Pilkada serentak 2024.

Hal ini diucapkan Juru bicara (Jubir) Dharma-Kun, Ikhsan Tualeka usai acara diskusi temuan survei Pilkada Jakarta di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 20 November 2024.

BACA JUGA:Apa Itu Kolam Pipi Monyet? Program Dharma Pongrekun Atasi Banjir dan Solusi Air Bersih di Jakarta

BACA JUGA:Atasi Kemacetan Jakarta, Dharma Pongrekun Gagas Teknologi Tanpa Lampu Merah

Menurut Ikhsan, paslon independen tersebut berpotensi masuk putaran kedua Pilkada Jakarta karena underdog effect (efek tak diunggulkan).

"Kita berharap kalau ada underdog effect atau dampak di mana ada kecenderungan pemilih untuk merapat pada kandidat yang dirasa paling lemah," kata Ikhsan.

"Bisa saja pasangan kita yang hari ini dianggap underdog itu bisa bahkan muncul, naik dan jangan-jangan putaran kedua itu juga menyertakan pada Dharma Pongrekun, Kun wardana," tambahnya.

Ikhsan menuturkan, pihaknya tidak terlalu berpatokan pada hasil survei yang selalu menempatkan Dharma-Kun di posisi terbawah.

BACA JUGA:Rilis Survey Preferensi Pilgub DKI, Ethical Politics : Pram-Doel 45,56 Persen, RK-Sus 30 Persen, Dharma-Kun 8,47 Persen

Menurutnya, di Indonesia ada fenomena lembaga survei memiliki afiliasi politik dengan salah satu paslon tertentu.

"Itu yang kemudian membuat kadang-kadang bukan saja kami sebagai kandidat, tapi masyarakat luas juga punya kecenderungan untuk kurang percaya atau antipati," cetus Ikhsan.

Di sisi lain, Ikhsan juga merasa geram dengan lembaga survei yang tidak independen.

Pasalnya hal itu dapat menimbulkan bandwagon effect (efek ikut-ikutan) bagi pemilih.

Di mana pemilih yang belum menentukan arah politiknya, bisa tergiring mendukung paslon yang diunggulkan oleh lembaga survei.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads