Dosen Seni Rupa Membedah Tiap Lukisan Yos Suprapto, Benarkah Menyimpang dari Tema?
Dosen Seni Rupa di ISI Yogyakarta dalam akun YouTube Channel Painting Explorer, Deni Junaedi--YouTube Channel Painting Explorer
Ada pula nilai estetis dalam lukisan yang terdiri dari posisi (independen dan dependen)
“Nah independen: tak terpengaruh nilai etis agama dan lainnya. Ini bisa diterapkan ke kebudayaan manapun. Meskipun dikembangkan sekelompok orang atau kebudayaan tertentu. Nilai dependen ketika properti estetis dikomposisikan maka akan mengaitkan bentuk tadi dengan nilai-nilai lain selain estetis, ada yang menyinggung umat ini itu. Kalau dalam independent (keterkaitan seni dan politik adalah keniscayaan),” jelasnya.
Apakah Lukisan Yos Suprapto Menyimpang dari Tema?
Menurut Deni, lukisan Yos Suprapto memang ramai dibicarakan dan ramai mengaitkan dengan politik.
“Otomatis orang yang suka pada Jokowi tak suka dengan lukisan ini. Yang tak suka, ya suka dengan lukisan ini. Makanya komentar-komentarnya, beberapa seniman membela pak Warno ya. Karena kan sejak Gibran diputuskan oleh MK itu kan seniman mulai pecah ya, mulai terbelah, kelompok Butet misalnya. Namun bagaimanapun yang suka Jokowi masih ada.
Saya karena tak pilih Jokowi dan tak memilih Prabowo semoga lebih objektif ya,” ungkapnya.
Dan menurut Deni, sejumlah lukisan Yos Suprapto yang dianggap menyimpang dari tema sebetulnya tidak menyimpang dari tema.
“Misalnya lukisan Niscaya, tepat untuk konteks kedaulatan pangan ya terkait dengan negara dan petani memberi makan pejabat,” katanya.
Dan dalam klarifikasi kurator Suwarno bahwa karya Yos Suprapto terlalu vulgar dan terdengar makian semata dan kehilangan metafora, menurut Deni hal itu tidak tepat juga.
“Karya pak Yos mengandung metafora dan konotasi. Kalau dibilang kehilangan metafora gak tepat juga. Sebenernya karya yg makian dan vulgar itu menjadi fenomena karya seni kontemporer. Dan dalam suatu wawancara dengan media, Pak Suwarno menyebutkan dunia seni lukis pasca reformasi itu disebutkannya lebih bebas menyampaikan kritik dan glorifikasi. Maka sebetulnya Pak Suwarno paham sesuai dengan gaya lukisan Yos Suprapto yakni aliran Realisme Sosialistik,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: