AI DeepSeek Gegerkan Global, Kemendiktisaintek Soroti Kedaulatan Data

Ia pun mewanti-wanti hilangnya kepemilikan data tersebut imbas 'dicuri' oleh akal imitasi tersebut.

BACA JUGA:Persiapan Finansial Menuju Baitullah: Tips Menabung untuk Haji dan Umroh

BACA JUGA:SELAMAT! Nomor Kamu Terpilih Dapat Saldo DANA Gratis Rp400.000, Cek E-Wallet Sekarang

"Jadi kalau kita tidak daulatkan atau kita tidak berdaulat sendiri, ke depannya kita hilang ownership dari data-data tersebut," tandasnya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya hilirisasi untuk memproduksi dalam negeri, tidak hanya produk fisik, melainkan juga kedaulatan data.

"Jadi ini salah satu perhatian dari hilirisasi, tidak hanya dalam bentuk produk fisik, tapi juga data-data harus kita jaga bersama," tutur Fauzan.

Sementara itu, Fauzan mengungkapkan bahwa ekonomi digital dan pusat data merupakan satu dari sembilan sektor investasi prioritas dalam menjalankan riset dan pengembangan.

BACA JUGA:SNPMB 2025, Cek Tata Cara Daftar SNBP Masih Dibuka Sampai 18 Februari

BACA JUGA:Polisi Benarkan Nikita Mirzani Laporkan Fitri Salhuteru atas Dugaan Pelanggaran ITE!

Hal ini sejalan dengan asta cita dan RPJMN 2025-2029 yang disusun pihaknya bersama dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi (Kemenveshil).

Menurut data Kemenveshil pada 2024, proyeksi pasar digital Indonesia akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,9 persen, mencapai 210-360 miliar USD pada 2030.

Adapun kapasitas pusat data terbangun 500 MW dari potensi 2,7 GW.

Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) masih mengkaji soal manfaat dan potensi ancaman atas aplikasi ini.

"Kami sebagai kementerian ini memang akan nanti ke depan mencoba lebih hati-hati, atau juga mencoba lebih mempelajari lagi apa yang harus kami lakukan terhadap DeepSeek ini," kata Plt Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kemenkomdigi Oki Suryowahono di Jakarta, 11 Februari 2025.tisaintek: Kekhawatiran akan keamanan data privasi dari pengguna DeepSeek. 

Sumber: