AI DeepSeek Gegerkan Global, Kemendiktisaintek Soroti Kedaulatan Data

Kemendiktisaintek: Kekhawatiran akan keamanan data privasi dari pengguna DeepSeek. -Annisa Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID - Teknologi kecerdasan buatan asal Tiongkok bernama DeepSeek menjadi perbincangan dunia.
Chatbot sejenis ChatGPT dari OpenAI tersebut memiliki sejumlah fitur, seperti menganalisis berkas, menjawab pertanyaan, mengambil informasi dari situs web, bahkan menyinkronkan riwayat obrolah di berbagai perangkat.
Hal ini lantas memunculkan kekhawatiran baru mengenai keamanan data privasi dari pengguna palikasi maupun data di situs web tertentu.
BACA JUGA:Akademisi Tangerang Minta Para Kadis Banten Segera Laporkan Harta Kekayaan
BACA JUGA:Intip Prediksi Setlist Konser Linkin Park di Jakarta 2025
Tak ayal, sejumlah negara sudah mulai memblokir aplikasi ini, seperti Korea Selatan, Australia, Taiwan, Irlandia, Perancis, hingga India.
Mereka khawatir data para pengguna bocor ke pemerintah Tiongkok.
Hal ini pun turut menjadi sorotan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berkaitan dengan kedaulatan data.
"Kata kuncinya adalah kedaulatan. Jadi kedaulatan digital menjadi sangat penting," tutur Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Fauzan Adziman pada temu media di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, 11 Februari 2025.
BACA JUGA:Kuasa Hukum Kades Kohod Benarkan Kliennya Punya Rubicon: Itu Belinya Kredit!
"Terutama sekarang dengan kehadiran Deep-Seek kemarin, di mana semua menjadi opensource dan data itu ketika kita menggunakan, misal AI dari DeepSeek, data itu akan dimiliki oleh DeepSeek," tambahnyaa.
Sedangkan banyak di antara data yang dimiliki masyarakat Indonesia mengandung privasi tinggi.
"Sedangkan data-data nanti yang akan kita produksi di Indonesia: data dari kesehatan, data dari mahasiswa kita, data penelitian, data sumber daya alam," bebernya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: