Harapan Danantara Jadi Motor Penguat Ekonomi, Ekonom: Masih Terlalu Jauh!

Dalam rangka mengurangi beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), Pemerintah kini dikabarkan tengah menggodok kebijakan terbaru untuk Badan Daya Anagata Nusantara (Danantara), agar dapat mengoptimalkan aset negara tanpa membebani APBN.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam rangka mengurangi beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), Pemerintah kini dikabarkan tengah menggodok kebijakan terbaru untuk Badan Daya Anagata Nusantara (Danantara), agar dapat mengoptimalkan aset negara tanpa membebani APBN.
Kendati begitu, Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan sebelum lembaga ini dapat diandalkan untuk memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
“Anggapan bahwa Danantara bisa langsung menjadi motor penguatan ekonomi Indonesia dalam waktu singkat adalah ilusi,” ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway.id pada Sabtu 22 Februari 2025.
Menurut Achmad, untuk dapat memahami tantangan yang dihadapi Danantara, diperlukan adanya perjalanan panjang terlebih dahulu.
BACA JUGA:ALVA Ajak Pengguna Gabung ALVA Owners Club Bareng Kaka Slank di IIMS 2025
Dalam hal ini, dirinya mencontohkan dua lembaga serupa yang telah lebih dahulu sukses, yaitu Temasek Holdings di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia.
Dalam hal ini, Temasek harus melalui berbagai fase reformasi, pembelajaran dari kegagalan, serta peningkatan tata kelola dan profesionalisme selama bertahun-tahun.
Salah satu faktor kunci yang membuat Temasek berhasil adalah independensi dari intervensi politik, struktur kepemimpinan yang profesional, serta kepercayaan investor internasional terhadap transparansi dan manajemen risikonya.
BACA JUGA:Promo Superindo Hari Ini Terbaru 23 Februari 2025, Jelang Ramadan Sabun Cuci Piring Rp9 Ribuan
BACA JUGA:Tingtal Sebahu
Di sisi lain, Khazanah Nasional, yang didirikan pada 1993, juga menghadapi jalan panjang dan berliku sebelum akhirnya dianggap sebagai sovereign wealth fund yang kompetitif.
Seperti Temasek, Khazanah juga memiliki tantangan internal, termasuk restrukturisasi BUMN, pengelolaan aset strategis, dan peningkatan daya saing global.
Keberhasilan Khazanah sangat bergantung pada kredibilitasnya dalam mengelola investasi dan menjaga profesionalisme dalam tata kelola aset negara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: