Pengamat Yakin Pemerintahan Prabowo Bersikap Arif Atasi Sengkarut Bisnis Kurir

Pengamat Yakin Pemerintahan Prabowo Bersikap Arif Atasi Sengkarut Bisnis Kurir

Ketua SPAI Lily Pujiati: Driver ojek online (Ojol) mengaku diancam akan disuspend atau dinonaktifkan oleh pihak aplikator jika mengikuti demonstrasi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).-cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pengamat menilai pemerintahan harus memikirkan dan memberikan jalan keluar nyata bagi nasib para kurir yang berada di titik nadir.

Hal ini lantaran masifnya perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform ecommerce.

BACA JUGA:Skema Pemberian THR untuk Ojol dan Kurir Online Ambigu, Apa Saja Risikonya?

BACA JUGA:Kordinasi Bocah Kurir Uang Palsu di Bekasi Diungkap Kepolisian: Gunakan Media Sosial

“Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto yang memiliki visi besar dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera harusnya bersikap Merah Putih memperjuangkan nasib para kurir, Komdigi harusnya mengatur platform e-commerce karena membuat bisnis kurir tak sehat,” tutur pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, Sabtu 22 Maret 2025. 

Sudah menjadi rahasia umum terjadi oligopsoni di industri pos, kurir dan logistik nasional akibat dominasi oleh platform ecommerce asing bermodal besar antara lain Shopee (SEA Group), TikTok-Tokopedia (Bytedance) dan Lazada (Alibaba). 

Sedangkan platform ecommerce dalam negeri seperti BliBli (Grup Djarum) sudah hampir tidak terdengar, kondisi ini diperparah ketika Bukalapak (EMTEK) baru saja menutup layanan marketplace barang fisiknya. 

Diketahui ketiga platform ecommerce asing tersebut tidak hanya berbisnis dalam bidang ecommerce, namun beberapa tahun terakhir juga sudah melakukan ekspansi vertikal dalam kegiatan pos, kurir dan logistik melalui anak usaha dan affiliasinya.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga telah menemukan, menginvestigasi beberapa platform ecommerce besar tersebut dan telah dinyatakan melakukan monopoli pada pasar jasa pos, kurir dan logistik melalui intervensi algoritmanya baik kepada penjual ataupun pembeli

BACA JUGA:Ojol di Koja Nyambi Jadi Kurir Sabu, Sekali Kirim Kantongi Honor Rp 5 Juta

Persaingan tidak sehat dan tekanan harga dari platform ecommerce ini juga diperkeruh oleh adanya perusahaan pos, kurir dan logistik asing yang melakukan predatory pricing di pasar industri pos, kurir dan logistik nasional.

Salah satunya yaitu J&T Ekspres yang terafiliasi dengan J&T Global Ekspress, perusahaan China yang berdomisili di Cayman Island dan pada 2023 melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Hong Kong. 

“Dominasi asing tidak bisa dibantah dan terjadi eksploitasi terhadap kurir. Mereka para kurir tidak punya pilihan. Akibatnya mereka dibayar fluktuatif karena besaran pendapatan mereka adalah volume yang bisa diantarkan,” tutur Yayat Supriatna.

Hal ini, lanjutnya, terjadi karena perang harga di segment ecommerce yang cenderung berkembang disebabkan perubahan gaya hidup membuat pelaku pos, kurir dan logistik nasional melakukan efisiensi secara ekstrem.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads