Tarif Dagang Donald Trump Ancam Negara Berkembang, Bagaimana Nasib Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Tarif Dagang Donald Trump Ancam Negara Berkembang, Bagaimana Nasib Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Tarif dagang Presiden AS Donald Trump, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 ini diperkirakan akan mencapai kisaran di bawah 5 persen-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Di tengah-tengah gempuran tarif dagang Presiden AS Donald Trump, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 ini diperkirakan akan mencapai kisaran di bawah 5 persen, bahkan berpotensi lebih rendah apabila respon kebijakan tetap pasif.

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 tersebut bukan semata akibat eksternal, tetapi juga disebabkan lemahnya kemampuan pemerintah dalam melakukan adaptasi kebijakan ekonomi yang strategis dan cepat.

“Kebijakan tarif Trump adalah pemicu, namun tidak serta-merta menjadi penyebab tunggal,” jelas Achmad ketika dihubungi oleh Disway, pada Kamis 10 April 2025.

BACA JUGA:Sampaikan Duka Cita, Prabowo Kenang Sosok Titiek Puspa Sebagai Seniman dan Penerus Bangsa

BACA JUGA:Jelang Peringatan Hari Buruh, Menteri PKP Siapkan 20.000 Ribu Rumah Untuk Buruh

Menurutnya, penundaan penerapan tarif Trump yang berjumlah sebesar 32 persen tersebut selama 90 hari dinilai sebagai solusi yang kurang efektif.

Pasalnya, tarif universal 10 persen tetap berlaku, dan setelah masa jeda berakhir, tekanan ekspor Indonesia ke pasar AS dipastikan meningkat. 

“Produk seperti tekstil, alas kaki, elektronik, hingga otomotif akan menghadapi tantangan daya saing yang makin besar. Tidak hanya menurunkan volume ekspor, situasi ini memperbesar defisit perdagangan yang kemudian menyeret nilai tukar rupiah ke titik nadir,” jelas Achmad.

Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa pelemahan Rupiah juga turut menjadi salah satu faktor dibalik ancaman pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Saat ini, rupiah telah melemah ke kisaran Rp 17.000 per dolar AS, dan diproyeksikan akan terus melorot ke level Rp 17.300 menjelang akhir 2025. 

BACA JUGA:Mensos Gus Ipul Sebut Inpres No.8 Hapuskan Kemiskinan Ekstrem

BACA JUGA:Bareskrim: 9 Tersangka Pemalsuan SHM Pagar Laut Bekasi Raup Keuntungan Miliaran Rupiah!

“Depresiasi ini memperberat beban impor, terutama bahan baku industri dan energi, sehingga mendorong inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat,” ucap Achmad.

Namun menurut Asian Development Bank (ADB), proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap dipertahankan di angka 5 persen.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads