Cuaca Panas tapi Kok Hujan? BMKG Minta Waspadai Fenomena Kemarau Basah
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Indonesia tengah mengalami kemarau basah--Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID - Beberapa pekan terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dibuat bingung dengan cuaca yang tidak menentu.
Siang hari terasa begitu panas terik, namun sore hingga malam kerap turun hujan lebat, bahkan disertai angin kencang dan petir. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Indonesia tengah mengalami kemarau basah—fenomena cuaca anomali di mana hujan tetap turun cukup intens, meskipun secara kalender klimatologis sudah memasuki musim kemarau.
Fenomena Kemarau Basah: Apa Itu?
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kemarau basah terjadi akibat suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia yang tetap hangat.
Ini mendorong terjadinya penguapan tinggi, yang kemudian membentuk awan hujan.
Kondisi ini diperparah oleh adanya gangguan atmosfer seperti tekanan rendah di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang menarik uap air masuk ke wilayah Indonesia.
“Akibatnya, meskipun secara teknis sudah kemarau, frekuensi dan intensitas hujan masih cukup tinggi, khususnya di wilayah barat dan tengah Indonesia,” kata Dwikorita
BACA JUGA:Nonton Drama China The Comic Bang Episode 1-33 Sub Indo di iQIYI, Cek di Sini!
BMKG memprediksi kemarau basah tahun ini akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Setelah itu, sebagian wilayah diperkirakan akan memasuki fase transisi menuju musim hujan yang sesungguhnya.
Tiga Pemicu Utama
BMKG menyebut ada tiga faktor utama penyebab kondisi ini:
1. Suhu Permukaan Laut (SPL) yang lebih hangat dari normal di perairan sekitar Indonesia, memicu penguapan tinggi.
2. Sistem Sirkulasi Atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan monsun Asia, yang memperkuat pembentukan awan hujan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: