bannerdiswayaward

Kebijakan Menkes Disebut Hambat Target Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Diminta Reshuffle Menkes

Kebijakan Menkes Disebut Hambat Target Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Diminta Reshuffle Menkes

Kebijakan Menkes Disebut Hambat Target Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Diminta Reshuffle Menkes---Dok. Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID - Visi Presiden Prabowo Subianto mencapai Indonesia Emas 2045 mendapat dukungan penuh dari Sekretariat Gerakan Anti Kebohongan dan Premanisme Birokrasi di Kemenkes RI.

Karena itu gerakan lintas profesi yang terdiri dari advokat, guru besar, dokter, perawat, dan bidan ini mengingatkan adanya tantangan berupa potensi gangguan mencapai Indonesia Emas 2024 akibat komersialisasi kesehatan.

Hal itu telah terlihat dengan meningkatnya penderita sejumlah penyakit di Indonesia dalam kepemimpinan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. 

Sekretariat Gerakan Anti Kebohongan dan Premanisme Birokrasi di Kemenkes RI menggelar renungan dan refleksi diri memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni hari ini, 1 Juni 2025 di Tugu Proklamasi.

BACA JUGA:Djarot Bongkar Sikap Arus Bawah PDIP Dukung Megawati, Kongres Tinggal Mengukuhkan Saja

Dalam acara yang dihadiri puluhan dokter dan lintas profesi itu sejumlah pernyataan terkait kondisi kekinian disampaikan. 

Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia Dr. dr. Muhammad Nasser, SpKK, Doctor of Law menuturkan bahwa di hari lahir Pancasila, gerakan ini mengajak semua pihak melakukan refleksi diri.

"Apakah kita telah mendukung Asta Cita Presiden Prabowo, dengan tidak bernarasi kebohongan dan tidak melakukan premanisme birokrasi. Mari bersikap pancasilais," paparnya usai acara di Tugu Proklamasi. 

Karena itu, dia juga mengajak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk merefleksi kembali berbagai upayanya selama ini.

"Ada dua hal terkait ini, integritas dan kinerja. Untuk integritas tentunya sudah banyak yang membahasnya," paparnya. 

BACA JUGA:PDIP Ingatkan Pancasila Tak Cukup Sekadar Diucapkan, Djarot Warning Hindari Fitnah dan Adu Domba

Namun terkait kinerja, Nasser menyoroti sejumlah persoalan kesehatan yang diabaikan.

Seperti peningkatan jumlah penderita tuberculosis, (TBC) data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengonfirmasi lonjakan ini.

Dalam periode 2024 hingga 17 Maret 2025 saja, kasus TBC telah mencapai 1.016.475, dengan total kematian sebanyak 23.858 pasien."Apakah soal TBC sudah diurus," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads