Kebijakan Menkes Disebut Hambat Target Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Diminta Reshuffle Menkes
Kebijakan Menkes Disebut Hambat Target Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Diminta Reshuffle Menkes---Dok. Istimewa
Lalu, di Indonesia angka keterjangkitan kusta berada di peringkat ketiga tertinggi dunia. Data 2022 mencatat, jumlah kasus kusta di Indonesia mencapai 13.487 kasus.
"Apakah sudah diurus kenaikan kusta ini. Belum lagi kasus penyakit seksual menular. Tentunya tidak bijak bila hanya mengurus terkait hal-hal yang memberikan keuntungan. Seperti, peralatan kesehatan canggih untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit" paparnya.
BACA JUGA:DLH DKI Tantang Warga! 14 Hari Naik Transportasi Umum Sambut Hari Lingkungan Hidup 2025
Karena itu, lanjutnya, demi mencapai Indonesia Emas 2045 tentunya perlu dipertimbangkan pergantian Menkes. Sebab, menteri saat ini tidak konsen dalam mengurus persoalan kesehatan. "Itulah kenapa kita minta Presiden mempertimbangkan pergantian Menkes," tegasnya.
Sementara Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof. Budi Iman Santoso SpOG menjelaskan, rohnya seorang dokter adalah etika. Bila dokter ini tidak bekerja sesuai dengan etik itu rohnya hilang. "Sekarang dokter diperlakukan sebagai business review center atau pusat bisnis, gitu ya. Jadi. dia hanya bekerja dituntut mendapatkan penghasilan yang besar. Kondisi itu akan mengorbankan masyarakat. Kesehatan menjadi mahal untuk masyarakat Indonesia," keluhnya.
Hal itu tentunya tidak sesuai dengan nilai pancasila. Terutama sila pertama dan kedua, Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan berada. "Meski kita kecil, tetap harus membela yang benar," tegasnya.
Sementara Guru Besar Universitas Diponegoro Prof. Dr. dr. Zainal Muttaqin, Ph.D, Sp.BS menuturkan, perlu untuk melihat laporan Bappenas tahun 2024 bahwa dari 10 target layanan kesehatan dasar gagal tercapai dan 2 kegagalan itu akan berpengaruh langsung pada Indonesia emas. "Pertama adalah angka stunting yang targetnya turun sampe 14 persen, ternyata angka prevalensinya 21,5 persen artinya 1 dari 5 anak Indonesia itu lahir stunting," tuturnya.
Kegagalan yang kedua adalah imunisasi dasar lengkap untuk bayi. Targetnya, 90 persen namun, hanya tercapai 60 persen. Kedua hal ini terkait dengan Indonesia Emas 2045. "Kenapa? Karena mereka yang saat ini usianya balita atau baru lahir nanti 2045 mereka akan berusia antara 22 tahun hingga 27 tahun. Merekalah generasi emas yang kita harapkan, tetapi kalo seperti sekarang ini maka, yang ditakutkan justru bukan menjadi Indonesia Emas 2045, melainkan bencana demografi," terangnya.
Dia mengatakan, kebijakan-kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini justru bisa menjadi tantangan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. "Sebab, kebijakan saat ini belum tentu dibutuhkan. Misalnya, pinjaman ke Bank Dunia Rp64 triliun, sebagian untuk membeli alat kesehatan mahal. Namun, tidak pernah dibahas dengan para ahli, apakah benar masyarakat Indonesia membutuhkannya," terangnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: