bannerdiswayaward

#SaveRajaAmpat! Greenpeace Selamatkan Surga dari Eksploitasi Nikel Atas Nama Transisi Energi Mobil Listrik

#SaveRajaAmpat! Greenpeace Selamatkan Surga dari Eksploitasi Nikel Atas Nama Transisi Energi Mobil Listrik

Greenpeace Indonesia bersama empat anak muda asal Papua menggelar aksi damai di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Hotel Pullman, Jakarta.--Greenpeace

JAKARTA, DISWAY.ID – Seruan penyelamatan “surga terakhir di Bumi” kembali menggema.

Greenpeace Indonesia bersama empat anak muda asal Papua menggelar aksi damai di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Hotel Pullman, Jakarta.

Mereka menyuarakan kekhawatiran atas ancaman tambang nikel terhadap kawasan Raja Ampat yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Nickel Mines Destroy Lives”, “Save Raja Ampat from Nickel Mining”, dan “What’s the True Cost of Your Nickel?”, para aktivis berupaya menyadarkan publik dan pemangku kebijakan bahwa industrialisasi nikel—yang digencarkan atas nama transisi energi untuk kendaraan listrik—justru menyisakan kerusakan serius di lapangan.

BACA JUGA:Aktivis Greenpeace Diseret dan Diusir dari Indonesia Critical Minerals di Hotel Pullman Buntut Protes Tambang Nikel Raja Ampat

Namun aksi damai tersebut berujung pengusiran. Sejumlah aktivis diseret keluar dari ruang konferensi maupun area pameran.

Greenpeace mengecam tindakan represif ini sebagai bentuk pembungkaman terhadap kritik dan suara masyarakat terdampak.

“Di balik gemerlap narasi transisi energi dan kendaraan listrik, ada masyarakat yang terusir dari tanahnya, ada laut yang tercemar, dan ada hutan yang hilang,” kata Iqbal Damanik, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia dikutip dari akun X resmi Greenpeace Indonesia. 

BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Juni Kapan Cair? Cek Besarannya Pakai NIK KTP

Ancaman Nyata di Raja Ampat

Greenpeace melaporkan adanya kegiatan pertambangan di Pulau Gag, Kawe, dan Manuran—tiga pulau kecil di Raja Ampat yang seharusnya dilindungi berdasarkan UU No. 1 Tahun 2014.

Lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami telah dibabat untuk kepentingan tambang.

Akibatnya, terjadi limpasan tanah yang mengancam ekosistem terumbu karang dan habitat laut yang sangat rentan.

Ancaman juga membayangi Pulau Batang Pele dan Manyaifun, yang letaknya hanya sekitar 30 kilometer dari ikon Raja Ampat, Piaynemo, yang fotonya terpajang di lembar uang Rp100.000.

BACA JUGA:Dukung Transformasi AI dan Kedaulatan Digital, Indonesia Segera Miliki Pusat Data Nasional Terbesar

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads