Fateta IPB Tegaskan Berada di Garda Terdepan Asta Cita Prabowo yang Fokus di Pertanian

Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB University (Fateta IPB) menyatakan bahwa Fateta menjawab tantangan pembangunan sektor pertanian-Istimewa-
BOGOR, DISWAY.ID – Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB University (Fateta IPB) menyatakan bahwa Fateta menjawab tantangan pembangunan sektor Pertanian sebagaimana tertuang dalam visi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ketua Umum Himpunan Alumni Fateta IPB (HAF), Luhur Budijarso, menegaskan bahwa Fateta dan para alumninya berada di garis depan dalam mendorong sinergi antara riset, inovasi teknologi, dan kebutuhan nyata di lapangan.
BACA JUGA:Harga BYD M6 2025 Masih Terjangkau Kelas Menengah, Simulasi Cicilan Gak Sampai 5 Juta!
Pernyataan ini menyikapi betapa pentingnya Fateta dibanding berubah menjadi sekolah teknik.
“Saat ini kita menghadapi tantangan yang luar biasa besar dan pemerintah, Pak Prabowo melalui Asta Cita menekankan betapa pertanian ini menjadi garda terdepan,” ujar Luhur di sela Diskusi Akademik di IPB Convention Centre, Senin 10 Juni 2025.
“Pertanian akan menjadi garda terdepan sebagaimana arahan Pak Prabowo. Tantangan yang kita hadapi luar biasa besar, dan tidak bisa dijawab oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi seluruh elemen: pemerintah, akademisi, alumni, industri untuk menciptakan solusi yang konkret dan berkelanjutan,” tegas Luhur.
Sementara itu, Presiden International Union of Food Science and Technology, Prof. Aman Wirakartakusumah, juga menekankan peran krusial Fateta dalam pembangunan pertanian nasional yang berdaulat, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Menurutnya, Fateta sejak awal dirancang sebagai hibrida keilmuan antara teknik, ilmu alam, manajemen, dan teknologi—yang seluruhnya menjadi tulang punggung sistem pertanian modern dari hulu ke hilir.
BACA JUGA:Hadir di Muktamar VI PBB, Viva Yoga: Berkolaborasi Membangun Bangsa dan Mewujudkan Asta Cita
Alumni IPB, menurut Prof Aman sudah mendunia, salah satunya Prof. Dr. Ir. Florentinus Gregorius Winarno yang sempat menjadi President Codex Alimentarius Commission (CAC) sebuah badan yang menetapkan standar mutu pangan di bawah FAO dan berkedudukan di Roma, Italia, selama dua periode di tahun 1991-1995. Nama besar Fateta ini cenderung dikerdilkan jika bertransformasi menjadi sekolah teknik.
“Tanpa teknologi, kita kehilangan jiwa pembangunan pangan. Dari pengelolaan lahan, air, pupuk, hingga pascapanen dan industri pengolahan, semuanya membutuhkan pendekatan berbasis sains dan teknologi,” jelas Prof. Aman, yang juga Guru Besar IPB.
Ia menambahkan, Fateta IPB memiliki peran strategis dalam mendukung sistem pangan nasional, termasuk aspek kesehatan manusia, energi terbarukan, dan ketahanan lingkungan.
“IPB mencakup seluruh mata rantai pertanian, dan Fateta adalah kunci penghela inovasinya,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: