Saudi Sweeping Kolektor Dam, Menag Tawarkan Solusi Penyembelihan di Tanah Air

BACA JUGA:Jamaah Haji Bahagia Tuntaskan Armuzna, Nikmati Segala Sikon sebagai Sarana Kemabruran

“Jadi sudah tidak ada lagi kolektor dam. Nah dalam posisi ini, menteri kerajaan arab saudi khawatir jangan-jangan tidak bisa menyelenggarakan damnya di sini,” tambah Menag.

Di samping itu, lanjut Nasaruddin, ada kesulitan lain. Yakni para jamaah haji Indonesia terikat aturan tidak boleh keluar dari hotel pada pukul 10.00 pagi hingga 16.00 sore. Sehingga tidak punya waktu yang cukup untuk mencari kambing di tempat-tempat yang sudah ditentukan.

BACA JUGA:Jumlah Jamaah Haji Wafat Capai 175 Orang, Mayoritas Alami Penyakit Jantung

“Boro-boro mau mencari tempatnya, bahasa Arabnya tidak bisa, tempatnya pun juga sangat langka. Nah, di samping itu juga, kolektor-kolektor nggak bisa masuk ke hotel, langsung ditangkap,” jelasnya.

Akhirnya, Nasaruddin pun memberi saran agar Indonesia bisa mencontoh negara-negara lain seperti di Mesir ada fatwa dari darul iftah Mesir bahwa boleh menyembelih dam di negeri masing-masing.

BACA JUGA:Wamenag Romo Syafi’i: Petugas Haji Bekerja Maksimal, tapi Masih Ada Kendala di Lapangan

Bahkan, itu sudah dilakukan di sejumlah negara lain juga. Kemenag berkeyakinan daripada tidak membayar dam sama sekali karena kesulitan teknis, maka jamaah haji disarankan untuk berikhtiar melakukan damnya di indonesia.

Hal itu juga sudah ada petunjuk dari ulama-ulama lokal, misalnya sejumlah ormas yang membolehkan bayar dam di tanah air.

BACA JUGA:Jumlah Jamaah Haji Wafat Capai 175 Orang, Mayoritas Alami Penyakit Jantung

Selain persoalan dam, Menag juga menyampaikan kabar positif lainnya, yaitu lonjakan ekspor bumbu Nusantara yang mencapai 447 tonselama musim haji.

Dengan berbagai solusi dan inovasi ini, pemerintah berharap pelaksanaan ibadah haji tahun ini dapat berjalan lancar dan jamaah dapat menunaikan seluruh kewajibannya dengan penuh keberkahan. (*)

Sumber: