bannerdiswayaward

Sekolah Swasta Bodong di Bekasi Klaim Berkurikulum Cambridge, Tapi Murid Tak Fasih Berbahasa Inggris: Kok Bisa?

Sekolah Swasta Bodong di Bekasi Klaim Berkurikulum Cambridge, Tapi Murid Tak Fasih Berbahasa Inggris: Kok Bisa?

Seorang wali murid sekolah swasta di Bekasi, Ashraf menyampaikan bahwa sang buah hati tidak menerima pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan sekolah-Istimewa-

BACA JUGA:Petantang-petenteng, Pengendara Mobil Ditangkap usai Ancam Pemotor dengan Airsoft Gun

BACA JUGA:Nekat, Rismon Sianipar Samperin Rumah Kasmudjo yang Mengaku Bukan Dosen Pembimbing Jokowi: Tampak Seperti Tertekan

"Jadwalnya itu pertemuan orangtua murid atas keputusan rapat pihak sekolah dan yayasan dan lawyer, tapi tidak ada titik temu sampai malam ini dari 14.30 WIB," ucap Silvia di Bekasi.

Silvia menerangkan bahwa sekolah swasta tersebut diduga belum ada 10 tahun beroperasi dengan sejumlah keluhan yang dialami orang tua murid lainnya.

Diantaranya mengenai sistem pembelajaran yang ketika mendaftar dijanjikan oleh pihak sekolah perihal kurikulum Cambridge.

Selain itu, Silvia mengaku selama sang buah hatinya mengemban ilmu di sekolahan tersebut tak pernah menerima penerapan pembelajaran kurikulum yang dimaksud.

"Kami dijanjikan dari pihak sekolah kurikulum Cambridge, tapi ternyata bukan berbasis Cambridge, dan alasannya kalau ini hanya berbasis Cambridge bukan kurikulum Cambridge, jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," ungkap dia.

Kendati demikian, Silvia mengungkapkan bahwa sekolah itu tidak mempunyai izin dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi untuk menggelar sistem pembelajaran tingkat Playgroup, SD, dan anak inklusi (anak berkebutuhan khusus).

BACA JUGA:Link Pendaftaran Guru Sekolah Rakyat Kemensos 2025 Lengkap Jadwalnya, Dibuka untuk 1.544 Formasi

Bahkan berdasarkan pengakuan Silvia, Disdik Kota Bekasi sempat diusir alias tidak diperkenankan berkomunikasi dengan pihak sekola.

"Disdik itu sudah pernah datang ke sini (Sekolah) udah tiga kali tapi diusir oleh pihak sekolah, tapi saya kuramg tahu kenapa, makanya sekolah ini itu tidak pernah akreditasi, dan untuk menerbitkan izin Cambridge itu harus terakreditasi terlebih dahulu," jelas Silvia.

Untuk itu, ia berharap agar anaknya dapat mengenyam ilmu supaya fasih dalam berbahasa inggris serta memahami ilmu agama sesuai metode pembelajaraan yang dipaparkan pihak sekolah.

Namun kenyataan menurutnya metode itu justru tidak juga diterapkan.

"Kami harapan sebagai orangtua pengennya anak kami ini agamanya bisa terus bahasa Inggrisnya juga bisa, ternyata tidak sesuai juga karena anak kami di sini diajarinnya pakai bahasa Indonesia full, lalu dari agamanya pun pelajarannya juga kurang tidak ada hafalan (surah Al Quran)," harap dia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads