bannerdiswayaward

Gaduh Soal Prabowo Izinkan RS Asing, Kemenkes: Ini Bukan Masalah

Gaduh Soal Prabowo Izinkan RS Asing, Kemenkes: Ini Bukan Masalah

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyambut baik ide Presiden Prabowo Subianto untuk mendatangkan Rumah Sakit Asing beroperasi di Indonesia-Dok. Kemenkes-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang membuka pintu bagi rumah sakit (RS) asing untuk beroperasi di Indonesia telah memicu polemik di dalam negeri.

Sementara sebagian kalangan khawatir kebijakan ini dapat mengancam industri kesehatan nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) justru menyambut baik dan menyebutnya bukan sebagai masalah, melainkan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.

BACA JUGA:Prabowo Akui Proses Negosiasi Tarif AS untuk Indonesia Sempat Alot

BACA JUGA:Wow! Korupsi Laptop Chromebook Bikin Negara Rugi Hingga Triliunan Rupiah

Wacana ini mengemuka saat Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Brussels, Belgia, pada Minggu 13 Juli 2025. Dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, Prabowo secara terbuka menyatakan bahwa Indonesia kini mengizinkan partisipasi asing di sektor kesehatan.

"Kami telah membuka sektor kesehatan. Rumah sakit atau lembaga medis asing boleh membuka cabang atau institusi afiliasi mereka di Indonesia," ujar Prabowo kala itu.

Pernyataan ini sontak menimbulkan beragam reaksi. Kekhawatiran muncul dari berbagai pihak mengenai potensi dampak negatif, seperti persaingan yang tidak seimbang bagi RS lokal, komersialisasi layanan kesehatan yang berlebihan, hingga potensi "pembajakan" tenaga kesehatan terbaik dari fasilitas dalam negeri.

Tekan WNI Berobat ke Luar Negeri

Menanggapi kegaduhan yang timbul, Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan RI Azhar Jaya memberikan respons yang menenangkan.

Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyediakan akses layanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, dan setara dengan standar internasional bagi seluruh rakyat Indonesia.

BACA JUGA:Kemenkes Belum Tetapkan Vaksin RSV sebagai Program Nasional, Ini Alasannya

"Tapi kalau menurut saya sih, ini bukan masalah. Kalau kita mau kompetisi sama orang, kita harus bisa punya rival yang bagus. Kalau rivalnya bagusnya cuma itu doang, dia nggak akan terpacu," ujar Azhar saat Rapat Paripurna DPR RI, Rabu 16 Juli 2025.

Azhar Jaya menyoroti fakta bahwa setiap tahun, devisa negara dalam jumlah besar hilang karena banyak warga negara Indonesia (WNI) yang memilih berobat ke luar negeri.

Dengan hadirnya RS asing berkualitas di dalam negeri, diharapkan masyarakat memiliki pilihan untuk mendapatkan layanan setara tanpa harus pergi ke negara lain.

"Gini, mereka tuh bahkan nggak akan mau mendirikan RS kalau pasarnya nggak ada. Jadi mereka pasti sudah ngitung. Kalau mereka masuk ke pasar yang sudah jenuh, ya mereka bisa rugi sendiri," ujar Azhar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads