Dipimpin Danantara, Indonesia Rencanakan Beli Lahan di Makkah untuk Bangun Kampung Haji
Pemerintah Indonesia tengah berencana untuk membeli lahan di Makkah, Arab Saudi untuk membangun kampung haji.-Disway.id/Anisha Aprilia-
JAKARTA, DISWAY.ID - Pemerintah Indonesia tengah berencana untuk membeli lahan di Makkah, Arab Saudi untuk membangun kampung haji.
Nantinya, pembelian lahan ini akan dipimpin oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
BACA JUGA:PT Djarum Renovasi 15 Rumah Tak Layak Huni di Kabupaten Temanggung
BACA JUGA:Arti Mimpi Gigi Bawah Copot yang Sering Dialami Banyak Orang, Tidak Selalu Jadi Pertanda Buruk!
"Nanti ini adalah, karena ini bisa bersifat komersial juga, nanti ini bisa kita lihat kombinasinya, tetapi kita Danantara yang akan me-lead ini," kata CEO Danantara Rosan Roeslani, di Istana, Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.
Rosan mengatakan lahan yang ditawarkan oleh Pemerintah Arab Saudi terdiri dari delapan plot, dengan kontur dan kondisi yang bervariasi, termasuk kawasan datar dan perbukitan. Ia menyebut beberapa di antaranya masih dihuni oleh penduduk.
"Ada beberapa inisiatif yang kita lakukan, termasuk yang saya laporkan adalah proses untuk pembelian tanah di Makkah. Karena itu adalah proses yang sudah dimulai oleh Royal Commission of Makkah. Beberapa plot sudah ditawarkan, baik yang sangat dekat dengan Makkah. Ada yang nempel di 8 plot, ada yang jaraknya dari 1 km, ada yang 2 km," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi ini.
BACA JUGA:Dapat Pinjaman dari 12 Bank Asing, Danantara Siap Amankan Investasi Indonesia
Rosan menerangkan tanah yang ditawarkan ini bervariatif, mulai dari lahan datar, berbukit, bahkan ada penduduknya. Pemerintah Arab Saudi akan melakukan relokasi penduduk yang masih menempati tanah tersebut.
Namun, Rosan menyebut pemerintah Indonesia tidak akan ikut campur terkait hal itu.
"Untuk penduduknya ini, itu akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Arab Saudi. Jadi, harga yang kami tawarkan itu nanti sudah menyangkut harga untuk keadaan bersih lah istilahnya," terang Rosan.
Saat ditanya soal skema harga, Rosan menyebut belum bisa memberikan angka pasti karena bergantung pada lokasi dan luas area.
"(Harga tanah) Kisarannya itu juga berbeda-beda. Ini kan luasnya ada yang dari 25 hektare sampai di atas 80 hektare juga ada. Tapi kita lihat ya. Tentunya kalau makin besar mungkin jaraknya tidak sedekat yang misalnya hanya 16 hektare gitu ya. Jadi kalau ada yang mengatakan oh mana ada tanah sebesar itu di Masjidil Haram," urainya.
"Ada memang masih ada penduduknya tapi itu nanti akan diganti ruginya, direlokasi oleh pemerintah Arab Saudi," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
