Tanpa Pilwali
Presiden Amerika Serikat Donald Trump vs Wali Kota Washington DC Muriel Elizabeth Bowser.--
Target Trump berikutnya: mengambil alih manajemen daerah khusus ibu kota, Washington DC. Presiden Donald Trump jengkel: ibu kota Amerika tidak aman, kotor, dan taman-tamannya tidak tertata indah.
Langkahnya dimulai Jumat malam kemarin. Trump menurunkan begitu banyak polisi Federal ke pusat kota DC. Tujuannya: mencegah keributan remaja yang selalu terjadi Jumat larut malam. Terutama setelah bubaran bar dan klub-klub malam.
Trump mengeluarkan keputusan darurat. Itu memang masih berada di kewenangannya. Pengerahan polisi "pusat" itu akan dilakukan seminggu --tapi bisa diperpanjang. Berita terakhir: diperpanjang.
Wali Kota DC Muriel Elizabeth Bowser tidak memberi reaksi melawan. Pilih diam. Dia tahu Trump sangat membencinyi.
Sebenarnya Bowser istimewa. Sejak sekolah. Sampai lulus sebagai sarjana sejarah. Lalu master di bidang manajemen. Baru Dua wanita yang berhasil menjadi wali kota di DC --dia yang kedua. Sangat berhasil. Sampai terpilih lagi. Lalu terpilih lagi untuk periode ketiga sekarang ini.
Persentase kemenangannyi pun tidak main-main. Selalu menang mutlak: di atas 70 persen.
Sebagai presiden, Trump merasa malu ibu kota negaranya tidak aman dan kotor. Tapi ukuran penilaian itu memang subyektif.
Di mata turis seperti Anda, mungkin DC sudah sangat bersih dan tertata. Bandingan Anda: kota Anda sendiri.
Tapi Trump mungkin membandingkannya dengan kawasan istana pribadinya di Florida: Mar-a-Lago.
Baiknya petugas lapangan bagian kebersihan kota dikirim ke luar negeri. Agar saat bekerja punya selera bersih seperti di sana. Kadang petugas kebersihan merasa sudah bekerja maksimal. Sudah sangat bersih --membandingkannya dengan rumahnya sendiri.
Saya ingat betapa petugas kebersihan di Jawa Pos dulu terkagum setelah melihat Singapura. Lalu Perth di Australia Barat. Tidak lagi membandingkan kebersihan toilet di kantor yang ia bersihkan dengan toilet di rumahnya.
Bahwa DC dianggap Trump tidak aman, ukurannya juga relatif. Pembunuhan di DC memang terjadi hampir 500 kali setahun, 2024.
Tapi itu tidak terbanyak. Kalah dengan kota Jackson, New Orleans, bahkan St Louis. Di DC pembunuhan sebenarnya sudah turun. Hampir 50 persen. Setahun sebelumnya masih 897 kasus.
Meski turun separo jumlah itu memang besar. Di ibu kota pula. Dan lagi tetap saja 50 persen pelakunya adalah remaja.
Lalu soal DC yang kotor. Penyebabnya adalah banyaknya gelandangan yang tidur di taman-taman. Termasuk taman di sekitar Gedung Putih. Jumlah gelandangan di DC mencapai hampir 7000 orang. Sulit diusir karena menyangkut hak-hak asasi warga negara. Sedang Trump menginginkan tindakan yang lebih keras dari pemda DC.
Untuk itu tentu DC tidak kekurangan anggaran. "APBD"-nya USD 21 miliar. Setara dengan tiga kali APBD Jakarta. Penduduknya hanya 700.000 orang --tidak sampai 10 persennya Jakarta.
Mungkin kejengkelan utama Trump bukan soal tidak amannya DC. Bisa jadi karena mengapa selalu saja wali kota terpilihnya dari Partai Demokrat. Apalagi wali kota yang sekarang: terang-terangan mendukung Hillary Clinton. Di pilpres dulu.
Maka kini ada upaya untuk menjauhkan DC dari Partai Demokrat. Tidak mungkin mengalahkan Demokrat lewat pilwali. Trump punya cara lain: status otonominya dibatalkan. Kini lagi diusulkan UU pencabutan otonomi khusus itu. RUU itu --seperti sengaja meledek sang wali kota-- disebut BOWSER Act. Itu nama akhir sang wali kota. Tapi pengusulnya berdalih itu singkatan dari RUU Bringing Oversight to Washington and Safety to Every Resident.
Yang mengusulkannya: anggota DPR dari Republik. Memang belum sampai tahap dibahas di Komite Legislatif, tapi usul itu akan terus diperjuangkan.
DC sebenarnya tidak sejak awal sudah menjadi daerah khusus. Baru di tahun 1973. Pun dulunya DC dikenal sebagai daerah kumuh. Sungai-sungainya jadi buangan limbah industri. Perumahannya tidak tertata. Baru di akhir 1980-an mulai ditata. Utamanya setelah industri pindah ke daerah lebih ke pedalaman. DC benar-benar menjadi kota yang indah setelah tahun 1970-an. Kian modern dan tertata. Sampai DC dinilai parah oleh Trump.
Jadi masa lalu DC sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan Trump --yang masa kecilnya di New York. Tapi Trump benar bahwa DC harus lebih indah dan elegan. Kota-kota besar di dunia kian mempercantik diri --pun kota-kota di negara ketiga. Kalau DC dibiarkan terus seperti sekarang tentu Amerika tidak istimewa lagi.
Perasaan saya sendiri seperti itu. Kini DC menjadi kota biasa saja. Padahal DC sebenarnya juga lebih maju dibanding dulu. Hanya saja mungkin karena belakangan saya sudah melihat banyaknya perubahan di kota-kota lain dunia.
Dulu pembanding saya hanya Jakarta. Yakni Jakarta zaman itu. Maka terlihatlah betapa istimewa DC --ketika kali pertama ke sana di tahun 1984.
Sama dengan kesan terhadap sungai di desa saya. Waktu kecil rasanya sungai itu lebar sekali. Kini kok terlihat kecil banget --padahal ukurannya sama.
Trump rasanya memang ingin Amerika tetap di depan negara lain. Tidak mudah lagi. Terutama karena usianya.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 11 Agustus 2025: Perusuh Bahagia
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
PERUSUH, BOLA, DAN KIMBAB FAMILY.. CHDI hari kali ini ibarat nasi tumpeng. Banyak lauk, semua enak. Tapi tak perlu bingung urutannya. Ada ide bikin “Organisasi Perusuh” Disway, tapi jawabannya: silakan saja, asal tak kehilangan rasa bebas yang bikin komentar jadi segar. Ada pula kisah reuni pak Dahlan dengan mbak Gina, mantan sekretaris beliau saat di PLN, yang sekarang berubah jadi bintang Kimbab Family. Berawal dari belajar Mandarin di Tianjin, berakhir dengan cinta lintas negara. Acara dua hari di Bandung ini seperti paket “3 in 1”: 1). Temu perusuh. 2). Temu Persib–Persebaya, dan 3). Temu fans Kimbab Family. Semua dibalut dengan nuansa seni budaya Sunda plus sentuhan marketing real estate Yanproland. Bahkan cerita kalah-menang bola pun ikut meramaikan. Yang menarik, bahagia di sini tak datang dari tiket kereta atau pesawat yang tak terbuang. Tapi dari pertemuan, cerita, dan tawa. Para perusuh sejati tahu: organisasi boleh tidak ada. Tapi kebahagiaan selalu bisa dicetak—bahkan sambil merangkak pulang lewat jalur darat. Saya sendiri, berangkatnya Whoosh, pulangnya Whoosh..
Kujang Amburadul
Cuma sekedar ngasih tahu Abah. Ultah pernikahan saya juga di bulan Agustus, tanggalnya 18. Itu saja, dan apalah saya. Tapi tetap setiap menyambut ultahnya, saya bahagiah hah hah hah...
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
DUA HARI PENUH SYUKUR: ABAH BAHAGIA, PERUSUH BERBAHAGIA.. Bandung kali ini bukan sekadar kota sejuk. Tapi ruang besar untuk merayakan rasa syukur dan bahagia. Dalam dua hari, begitu banyak momen indah terjalin: pertemuan hangat dengan para perusuh Disway, tawa riang di tengah seni dan budaya Sunda, hingga kisah manis Gina dan keluarganya yang datang membawa warna baru. Tak ada yang berlebihan, tak ada yang terasa formal. Semua mengalir seperti sahabat lama yang kembali bertemu, berbagi cerita, dan saling mendoakan. Bahkan ketika jadwal kacau—kereta dan pesawat terlewat—rasa syukur tetap memenuhi hati. Perjalanan pulang lewat jalur darat pun jadi cerita seru yang menambah kenangan. Bahagia itu sederhana: bisa bertatap muka, bisa memeluk sahabat, bisa menyaksikan sendratari Sangkuriang sambil merasakan semilir angin Bandung. Di tengah semua kesibukan dan hiruk-pikuk hidup, dua hari ini menjadi pengingat: nikmat Tuhan datang dalam banyak bentuk—teman, keluarga, tawa, seni, dan perjalanan. Dan ketika hati penuh syukur, bahkan lelah pun terasa seperti hadiah. ### Sampai ketemu lagi di Gathering Perusuh V. Tahun depan. Di DIC Farm, Pacet.. Agustus 2026. Semoga terpilih lagi. Meski banyak yang antri..
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Saya setuju perusuh tidak dibuat organisasi. Cukup sebagai sebuah komunitas dan diberi nama resmi: Perusuh Disway. Saya rasa itu cukup. Kalaupun diberi "ketua", bisa saja tapi cukup ketua saja. Tanpa wakil ketua, tanpa sekretaris, apalagi kepala-kepala divisi. Saya kemarin juga sempat cerita ke Perusuh tentang komunitas saya di Mojokerto namanya SSB (Sahabat Sosial Berbagi) yang tiap Rabu berbagi memberi sarapan gratis ke warga sekitar 250 porsi. SSB itu hanya komunitas, bukan organisasi. "Jabatan" di SSB cuma ada 2 yaitu Ketua dan Bendahara. Ketua sebagai simbol komunitas, bendahara bagian pegangbduit. Lainnya dikerjakan bersama. Bisa kasih makan gratis tiap hari Rabu dan sudah jalan 4 tahun. Konsisten. Istikomah. Tanpa organisasi resmi. SSB memang menyebut dirinya "Sahabat", makanya isinya juga full persahabatan. Isinya lintas etnis dan agama. Ada tionghoa, manado, dayak, madura dan jawa. Agamanya juga beda-beda. Kebetulan saya muslim yang minoritas di situ. Perusuh Disway, saya setuju berupa komunitas saja, biar tidak terlalu "berat". Tapi memang komunitas (ataupun organisasi) itu memang "harus" dibentuk. Supaya semua yang sudah jadi anggota, bisa "selalu ikut" ketika ada gathering. Hehe... Apalagi kalau gathering-nya di Pacet, kok saya yang dari Mojokerto nggak ikut, sungguh ter-la-lu.
Hendri Ma'ruf
Dua kalimat sesuai banget dengan perhatian saya selama puluhan tahun, yaitu: "Perayaan ulang tahun menjadi seperti bagian dari pekerjaan. Seolah dengan menjadi panitia ulang tahun seperti sudah bekerja." Apa yg menjadi perhatian saya itu? Jawabannya: bahwa mayoritas masyarakat kita senang dengan hal-hal yg bersifat hajatan seperti peringatan, slametan, upacara peresmian, lomba karya, gotong royong kebersihan, kunjungan lapangan, pembubaran panitia, dan lain-lain. Mungkin dipengaruhi oleh kurang kuatnya jiwa produktifitas kita. Kok bisa? Pengamatan sementara saya, ada dua sebab yg terjadi serentak. Pertama, lapangan pekerjaan lebih banyak (sekitar 98%) yang usaha kecil dan mikro yg hidup dlm budaya "ojo ngoyo." Kedua, sistem "reward and punishment" yang sulit dibangun di dunia usaha kecil dan mikro karena sistem nilai masyarakat kita kebanyakan masih sistem nilai "permisif." Paradoksnya adalah sistem nilai permisif inilah, dalam opini saya, menjadi salah satu pilar penting yang membuat bangsa Indonesia juara dlm survei Harvad- Gallup baru-baru ini sebagai bangsa yang paling sejahtera (flourishing).
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RITUAL PERKENALAN PERUSUH: MALU TAPI MAU.. Begitu Pak Dahlan pulang, para perusuh kompul di lobby bawah. Holiday Inn tak langsung sepi. Justru para perusuh berkumpul lagi, dipimpin Pak Djadi Galajapo, menggelar “ritual perkenalan”. Dari perusuh yang baru mampir, sampai yang sudah masuk “makom 4” alias hadir di gathering 1, 2, 3, dan 4. Yang bikin seru tentu pendatang baru. Atau perusuh lama tapi rasa baru. Salah satunya, ada yang tampil gagah, dangat gagah, tapi suaranya lembut, dan sangah lirih tak terdengar. Nama resmi dan nama aslinya panjang. Tapi “nama perusuh”-nya bikin semua kaget: Yea Aina. Kata para perusuh, ternyata, yang komentarnya keras mengkritik, kalau bicara, aslinya lirih dan lembut. "Menulis komentar adalah kompensasi".. Lalu ada Alfonso, alias “Everyday Mandarin”. Banyak yang baru tahu, beliau EO kelas internasional: ngurus pendidikan ke Tiongkok–Taiwan, plus jodoh amoy Pontianak untuk pria Taiwan kesepian. "Oooo, ini tho orangnya.." Serentak 80% perusuh mengatakan kata itu. ++ Saat semua sudah bicara, termyata saya juga diminta memperkenalkan diri. Giliran terakhir. “Khusus Pak Agus, 10 menit!” katanya. Ternyata mereka menunggu resep keperkasaan yang dulu sempat bocor di gathering 2 dan 3. Rupanya, sebagian besar perusuh lelaki masih mendambakan itu. ### Ya iyalah Demi wanita yang sudah setia di sisinya. Malu? Sedikit. Mau? Ya pasti..
imau compo
P DI lupa lagi apa itu perusuh, mudah-mudahan pencetus atau penciptanya Pak Jo Neca mengingatkan lagi. Saya coba luruskan, perusuh adalah orang yg memberi komentar tidak terkait dengan Catatan Harian Dahlan Iskan hari itu. Di bawah contoh rusuhan Kemarin menag bicara ada kemungkinan ke depan pemerintah Arab Saudi tidak membuat kuota haji lagi, jadi jumlah jamaah tidak dibatasi, basisnya bisnis semata. "Pemerintah Arab Saudi akan menggunakan jasa konsultan Project Management dari Amerika Serikat dalam menangani penyelenggaraan haji nanti, "lanjut Menag. Dari sini bisa kita harapkan bahwa waktu tunggu haji tidak akan terlalu lama lagi. Didukung pula oleh pernyataan Dahnil, saya sebut wakil menteri haji (habis lembaga kementerian dan selevelnya hampir 100, lupa nama utk haji ini), pihaknya akan menertibkan data antrian haji sehubungan dengan banyaknya nama bodong dalam daftar antrian ini. Berkali-kali saya diskursuskan (semoga sampai kepada pembuat keputusan), hadis Nabi SAW bilang, "Arafah itu bagaikan rahim seorang ibu, yg akan melar otomatis sesuai ukuran bayi yang dikandung ibu." Pembuat keputusan tinggal menurunkan (deployment) hadis ini, apa lagi banyak dari daftar antri haji sdh pernah umrah yg berarti umrah haji sifatnya sunah utk yg bersangkutan. Untuk orang-orang seperti ini tinggal pengelolaan 5 atau 6 hari haji di Armina saja. Arbain di Madinah adalah cara cerdik pemerintah dalam mengelola jamaah haji sehingga jamaah tidak menumpuk di Mekah.
Sadewa 19
Setelah pulang dari acara rusuhan kemaren, saya masih terbayang-bayang wajah Teh Mila di Saung Udjo. Semoga abah berkenan menuliskannya.
djokoLodang
-o-- Advis pak Bos kemarin v) Pikirkan dan ingatlah hal terburuk yang mungkin terjadi dari situasi apa pun yang sedang Anda hadapi. Dan bersiaplah untuk menerimanya, bila hal terburuk itu terjadi. --> Dahlan Iskan Terima kasih, Abah. --koJo.-
Mbah Mars
Iseng2 cari info apakah CHDI sdh pernah diteliti ? Ketemunya ini: Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya pernah meneliti motif dan kepuasan pembaca rubrik CHDI di Disway.id. Temuan penelitian: motif dan kepuasan tertinggi adalah pada indikator pelampiasan sosial dan emosional. Pembaca merasa sangat antusias, terhibur, dan mendapatkan ruang untuk bersosialisasi serta mengekspresikan pendapat mereka—yang dalam praktiknya terwujud lewat peran para "perusuh" di kolom komentar. Fenomena saling berkomentar dan berdiskusi di antara pembaca menjadi salah satu keunikan komunitas CHDI. Dijelaskan juga bagaimana interaksi antara pembaca dan penulis, serta antara sesama pembaca yg menciptakan dinamika tersendiri di ruang komentar. Komentar tidak hanya sebatas diskusi topik utama, tapi juga lelucon, kritik, bahkan obrolan di luar topik. Semuanya berkontribusi pada rasa kebersamaan komunitas.
Tivibox
Menurut hemat saya, bentuk "organisasi" perusuh biarkan saja tetap seperti sekarang. Kalau diformalkan dalam bentuk organisasi resmi (apalagi ada AD/ART) nanti malah kita jadi ewuh pakewuh kalau mau berkomentar. Karena komentar itu -----walau tanggung jawab personal seorang perusuh, ----- tapi akan tetap dilihat organisasinya, dimana dia bernaung. Selama ini komen para perusuh masih dalam koridor wajar dan positif. Bahkan banyak yang bisa dijadikan tambahan ilmu dan wawasan. Kalau ada satu dua yang agak lain, anggap saja itu dinamika.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Mbah Mars.. @Muliyanto Kresta.. MOTIF DAN KEPUASAN PEMBACA “CATATAN HARIAN DAHLAN ISKAN”.. Penelitian Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra ini mengkaji motif (Gratification Sought/GS) dan kepuasan (Gratification Obtained/GO) pembaca rubrik Catatan Harian Dahlan Iskan (CHDI) di Disway.id. Memakai teori Uses and Gratification dengan empat indikator: dunia maya, pelampiasan sosial & emosional, pengetahuan/informasi, serta menghabiskan waktu & kebiasaan. Metode kuantitatif dengan survei online melibatkan ±100 responden. Mayoritas usia 18–24 tahun di Surabaya. Hasil menunjukkan pembaca puas (GO > GS di semua indikator). Urutan kontribusi kepuasan tertinggi: 1). pelampiasan sosial & emosional (GS 4,12; GO 4,25), 2). menghabiskan waktu & kebiasaan (GS 3,89; GO 3,98), 3). pengetahuan/informasi (GS 4,15; GO 4,21), dan 4). dunia maya (GS 3,52; GO 3,57). CHDI terbukti memberi efek kognitif (pengetahuan baru), afektif (rasa antusias), dan behavioral (diskusi atau berbagi konten). Fungsi hiburan, keterlibatan emosional, dan interaksi sosial menjadi daya tarik kuat, terutama bagi pembaca muda. Keterbatasan penelitian: sampel kecil dan terfokus di Surabaya, sehingga tidak mewakili seluruh pembaca nasional. Studi lanjutan disarankan dengan sampel lebih luas dan metode kualitatif untuk menggali motivasi pembaca secara mendalam.
Muh Nursalim
kanjeng nabi dawuh. yang dirwayatkan Imam Baihaqy. "Umatku terbaik adalah yang tertawa keras disebab rahmat Allah yang ia terima". Wuih, ternyata ngakak itu keren. Bukan sembarang ketawa tentu tetapi karena ia merasa mendapatkan nikmat Allah yang luar biasa. Punya uang lima ribu, nongkrong di warung hik ngpi sambil tertawa-tawa karena merasa bahagia itu lebih baik daripada sujud di masjid tetapi menggerutu, tidak terima atas taqdir Allah yang menimpa dirinya. Sambil protes, "Tuhan, kenapa aku tetap miskin. padahal aku sudah bekerja keras. Di mana keadilanmu. padahal orang-orang yang tak ibadahpun kaya raya". Maka, kalau kita belum bisa tertawa. pergilah ke rumah sakit. di situ kita baru sadar betapa kita dapet rohmat Tuhan yang keren yaitu sehat. Jika inipin belum cukup menghardik rasa syukur. Pergilah ke penjara. Di situ kita baru ngeh, bahwa kita ini orang bebas. Anugerah yang top markotop. Bandingkan mereka yang di terali besi. nda bisa kemana-mana. Bila inipun belum cukup. Pergilah ke makam. Di situ kita akan sadar, bahwa sehancur-hancurnya diri kita. Alhamdulillah masih hidup. Ini berarti masih ada peluang untuk jadi apa saja. Nah, tertawalah keras-keras untuk menunjukkan bahwa kita ridha atas rahmat Allah yang ada pada diri kita.
Bahtiar HS
Start di Vue Palace Artotel Pak BS. Dan nginapnya di sini. Kalau Holiday inn itu tempat acara puncak Anniv aja. Ada sendratari Lutung Kasarung Sunda-nya. Tarian persembahan group Senam Dahlan Iskan (datang 2 bus dari Surabaya). Ada performance Musik group KSP legendaris. Keren pisan lah Kang Yana pokoke.
Bahtiar HS
Gimana Perusuh nggak bahagia? Acara 2 hari itu full makanan/minuman. Saya hitung tak kurang 11 kali: Hari Pertama: 1) Ketika datang check-in di hotel Vue Palace Artotel jam 12.00 dapat makan siang 2) Naik Bus ke Saung Angklung Udjo jam 14.00 dapat snack 3) Sepulang dari lihat pertunjukan Saung Angklung jam 17.30 dapat snack 4) Tiba di kantor Yanpro Land pas maghrib jam 18.00 utk Sarasehan dapat makan malam 5) Juga dapat snack, di samping yg disuguhkan 6) Pas pulang dari Sarasehan jam 21.30 dapat segelas susu kambing etawa hangat Hari Kedua: 7) Habis senam Dahlan Iskan di Esmeralda Resort jam 8.30 dapat snack 8) Pulang ke hotel jam 9.30 dapat sarapan di hotel 9) Tiba di Holiday Inn pas acara Anniversary Abah Dahlan dan Bu Napsiah jam 12.00-15.00 ikut makan besar 10) Ketika menunggu Bandros jam 16.00 dapat snack Belum lagi sebagian yang datang hari Sabtu kepagian seperti saya, Cak Djadi, Cak Yohan, Cak Hasyim, Cak Datuk, Ning Isti, Kang Kuswandi rame2 sarapan Lontong Kari di gang Kebon Karet samping hotel. Maka nikmat yg mana lagi yang engkau dustakan?
pak tani
Waduh, rugi kemarin ngga daftar gathering perusuh. Ternyata ada kimbab family, dan banyak gratis tis nya. Tapi kadang 'berjumpa' lewat imajinasi itu jauh lebih menarik. Seperti menikmati novel asmaraman Kho ping Hoo. Belum tentuk kalau dibuat film bisa memenuhi ekspektasi pembacanya. Karena berimajinasi itu sangat bebas, liar, dan, waini, gratis.
Taufik Hidayat
Omon omon soal Gina dan Bahasa Mandarin, saya jadi ingat ketika sempat main ke Taipei, sempat omon omon dengan seorang mbak pekerja migran Indonesia di sebuah warung Indonesia. Kami baca Ita soal bahasa dan mbak itu bilang sebelum berangkat ke Taiwan belajar dulu bahasa Mandarin di semacam tempat pelatihan tiga bulanan ya lumayan bisa dikit dikit. Tapi pas sampai di Taipei dan kerja ternyata dia mesti merawat seorang nenek yang kebetulan di keluarga itu cuma bicara bahasa Hokkien. Nah ternyata di Taipei juga banyak yang ngomong asa hokian, untungnya setelah satu tahun kemudian mbak itu pun akhirnya lancar bahasa Hokkian. Jadi ingat pertama kali ke Taiwan tahun 1988. Masih ingat soalnya waktu itu Olimpiade XXIV di Seoul. naik kereta api dari Taipei turun di stasiun Tainan naik taksi cuma menunjukkan alamat hotel pake tulisan supir taksi kakek kakek cuma bilang gocap. Dalam hati kalau gocap mah gua ngerti. Ya ternyata kalau di Tainan sih tapi banyak bahasa Hokkien dibanding Mandarin. Jadi apa yg ada di buku belum tentu benar .. He he he . Salam TH
Lost Boy
Lost boy Luar biasa, asyikk, insightfull, Tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata. Sebagai newbie dalam pagelaran tahunan perusuh, hormat setinggi tingginya kepada panitia dan tuan rumah yang sudah mempersiapkan semuanya dengan luar biasa. Clingak…Clinguk… jalan ke arah hotel, dalam hati batin “pertama masuk harus ngapain nanti ya” niat hati ingin bertemu panitia dulu, ternyata langsung ketemu para senior yang menyambut dengan sangat sangat sangat hangat. Pengalaman penuh makna, tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata.
istianatul muflihah
Tanda Tanya "sudah menikah?" belum "Usia berapa?" 28 "Kenapa belum menikah?" --- yang bertanya bingung kenapa yang ditanya belum menikah. padahal yang ditanya juga bingung kenapa belum menikah-- Jujur saya tidak tahu. Saya benar benar tidak tahu (bicara dengan nada Cak Imin) wkwkwkw alhamdulillah masih bisa tertawa -- cuplikan obrolan di acara perusuh #4---
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 181
Silahkan login untuk berkomentar