Akurasi Tes DNA: Bukti Paling Kuat di Tengah Skandal, Studi Kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana
Akurasi Tes DNA: Bukti Paling Kuat di Tengah Skandal, Studi Kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana-Istimewa-
Dokter spesialis forensik dan medikolegal, dr. Nasib Mangoloi Situmorang, Sp.FM(K), dalam beberapa kesempatan menjelaskan bahwa tujuan utama dari tes DNA dalam kasus seperti ini adalah untuk memastikan ada atau tidaknya hubungan biologis.
BACA JUGA:Sekolah Garuda Baru di Bengkulu Bakal Dirancang Sesuai Arsitektur Khas Budaya Lokal
BACA JUGA:Limbah Busa 'Salju' Penuhi Aliran Kali Sunter, DLH Turun Tangan
"Tes DNA itu adalah untuk membuktikan identifikasi dari seseorang. Apakah DNA [anak] itu turunan dari orang tuanya atau bukan. Itu bisa dipastikan dari kesamaan atau kecocokan penanda genetik," ujar dr. Nasib saat dihubungi Disway.id, Kamis 21 Agustus 2025.
Menurutnya, setiap individu mewarisi setengah dari DNA mereka dari ibu biologis dan setengahnya lagi dari ayah biologis. Dengan membandingkan pola DNA spesifik (marka genetik) antara anak dan terduga ayah, laboratorium dapat menentukan kemungkinan hubungan biologis dengan tingkat kepastian yang sangat tinggi.
"Jika dilakukan sesuai dengan prosedur standar di laboratorium yang terakreditasi, akurasi tes DNA untuk menyingkirkan seseorang sebagai ayah biologis adalah 100 persen. Jika hasilnya menunjukkan kecocokan, tingkat akurasinya bisa mencapai 99,99 persen," tuturnya.
BACA JUGA:Kontroversi Tunjangan Rumah Anggota DPR: Kajian, Kritik, dan Klarifikasi Pimpinan DPR
Pendapat senada juga diungkapkan oleh ahli forensik lainnya. Mereka menekankan bahwa proses tes DNA modern melibatkan analisis di banyak titik lokasi genetik (lokus),
Sehingga kemungkinan adanya dua individu (selain kembar identik) memiliki profil DNA yang sama secara kebetulan adalah sangat kecil, mendekati mustahil.
Bukti Paling Akurat untuk Masalah dan Skandal
Kasus yang melibatkan Ridwan Kamil ini menjadi contoh nyata bagaimana tes DNA berfungsi sebagai alat bukti yang paling akurat dan tidak terbantahkan untuk menyelesaikan masalah personal, sengketa keluarga, hingga skandal yang menarik perhatian publik.
Berbeda dengan bukti-bukti lain yang bisa bersifat subjektif atau situasional, bukti DNA bersifat objektif dan didasarkan pada data biologis yang unik bagi setiap individu.
BACA JUGA:Edan! 22 Kendaraan di Kasus Immanuel Ebenezer Disita KPK: Nissan GTR R35 Hingga Ducati Monster
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
