Wamendiktisaintek Beberkan Mekansisme Seleksi Masuk Sekolah Garuda: Dari Prestasi Hingga Ekonomi

BACA JUGA:Wamendiktisaintek: Kehadiran Sekolah Garuda Bisa Angkat Potensi Wisata Daerah

BACA JUGA:Selamat Datang Kapolda Metro Jaya Baru Irjen Asep Edi Suheri

"Kalau kita uji Biologi atau Fisika, ada daerah yang bahkan tidak punya guru mata pelajaran tersebut. Sementara Matematika, meski tidak sempurna, tetap diajarkan di seluruh daerah. Jadi kita ingin seleksi ini seadil-adilnya," tegasnya.

Dengan pola seleksi tersebut, pemerintah berharap Sekolah Garuda benar-benar menjadi rumah bagi putra-putri terbaik bangsa dari seluruh pelosok Indonesia.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Presidential Communication Office (PCO) Republik Indonesia, Chacha Annisa S.sos, M.Si, menjelaskan gambaran umum tentang Sekolah Garuda hingga konsep dasar pembentukan lembaga pendidikan tersebut.

Chacha bilang, Sekolah Garuda merupakan sekolah menengah atas (SMA) yang mangadopsi pendekatan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). 

Bukan sekedar SMA biasa. Namun. Ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) ke-4 Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

BACA JUGA:Arti Mimpi Hamil Menurut Islam dan Primbon Jawa

BACA JUGA:Uni Eropa Dapatkan Tarif Impor Mobil dari AS 15 Persen Pasca Kesepakatan Bantu Ukraina

"Perlu ditekankan bahwa ekosistem Sekolah Garuda terdiri dari tiga komponen yang saling melengkapi dan tidak terpisahkan: Sekolah Garuda Baru, Sekolah Garuda Transformasi, dan Beasiswa Garuda," kata Chacha kepada Disway.id, Jumat, 15 Agustus 2025.

Benar saja, ini adalah potensi bagi anak-anak Indonesia untuk mengepakkan sayap dan terbang lebih tinggi. Sebab, ekosistem Sekolah Unggul Garuda menawarkan solusi yang strategis. 

Ekosistemnya juga terukur terhadap tantangan kemajuan sains dan teknologi nasional melalui tiga skema utama yang dirancang secara terpadu:

1. Sekolah Garuda Transformasi sebagai optimalisasi sekolah reguler

Skema ini dirancang untuk mempercepat peningkatan kualitas sekolah-sekolah reguler yang telah menunjukkan potensi unggul, tanpa harus mengubah kurikulum. 

"Fokus utama adalah optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur yang sudah ada, sebagai langkah awal untuk memantik reformasi kualitas pendidikan secara luas dan sistemik," tutur Chacha.

Sumber: