Dua Hari Aksi Demo, IHSG Terpuruk! Ekonom Warning Indonesia Hadapi Krisis Baru
Ekonom warning Indonesia hadapi krisis baru dampak demo yang berkepanjangan-disway.id/Bianca Khairunnisa-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Aksi demo yang berlangsung besar-besaran sejak Rabu 28 Agustus 2025 lalu, telah membawa sejumlah perubahan besar kepada negara Indonesia.
Bukan tanpa sebab, aksi demo yang menuntut perbaikan secara menyeluruh terkait tatanan bernegara tersebut juga telah menelan korban Driver Ojek Online (Ojol) yang ditabrak oleh kendaraan taktis Brigade Mobil (Brimob) yang menerobos kerumunan dan melindas motornya.
Dengan kondisi saat ini, Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menyatakan, bahwa situasi ini sendiri seperti bom waktu yang siap meledak, dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.
BACA JUGA:MUI Respon Situasi Indonesia Saat Ini, Ajak Semua Masyarakat Bersabar
BACA JUGA:Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Aksi Massa, TV, Perabot dan Mobil Mewah Dirusak
“Kondisi Indonesia seperti sekarang ini timbul dari kondisi masyarakat yang tengah kesulitan, namun dikatakan oleh BPS Ekonomi kita meningkat. Ekonomi masyarakat kita tengah terpuruk dengan semakin banyak PHK, harga barang semakin melejit, dan berbagai indikator lainnya. Pengaburan fakta oleh pemerintah yang bisa menimbulkan bom waktu yang bisa meledak,” jelas Nailul ketika dihubungi oleh Disway, pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Lebih lanjut, Nailul juga menambahkan bahwa kondisi ini sendiri juga akan turut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jika terus dibiarkan.
Dalam hal ini, para investor luar dan investor ritel dipastikan akan melihat kejadian dalam dua hari ini sebagai sentimen negatif yang akan menyebabkan capital outflow, yang akan mengurungkan niat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
BACA JUGA:Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Digeruduk Massa, Barang Mewah Langsung Dijarah!
BACA JUGA:Jasa Marga Mohon Maaf, Tujuh Gerbang Tol Ditutup Sementara Akibat Aksi Unjuk Rasa
“Ketidakstabilan politik akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi usaha Indonesia. IHSG pasti akan memerah. Akibatnya investor akan mengurungkan niat berinvestasi di Indonesia. Kecuali investor yang memang bagian dari oligarki pemerintah,” pungkas Nailul.
Anggaran Polri jadi Sorotan
Di sisi lain, Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur HIdayat menyatakan bahwa ironi terbesar dari tragedi ini adalah kontras antara besarnya anggaran Polri dengan kualitas pelayanan publik dan pengamanan aksi.
Menurut data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran Polri meningkat dari Rp102,2 triliun pada 2021 menjadi Rp145,6 triliun untuk 2026.
BACA JUGA:Brigjen TNI Nugroho Peringatkan Masyarakat: Jangan Terjebak Provokasi Saat Unjuk Rasa
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
