5 Senjata Berbahaya China yang Bikin AS dan Sekutunya Gemetar! Nomor 3 Bisa Menyelam Tanpa Awak dan Hancurkan Musuh

BEIJING, DISWAY.ID-- Beijing baru saja menggelar parade militer megah pada 3 September 2025 untuk memperingati 80 tahun akhir Perang Dunia II.

Di hadapan Presiden Xi Jinping, Vladimir Putin, Kim Jong Un hingga Presiden RI Prabowo Subianto, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memamerkan puluhan senjata mutakhir yang menunjukkan kemajuan teknologi militer China.

Dari misil nuklir jarak jauh hingga drone bawah laut, parade ini bukan hanya pesta visual, tapi juga pesan tegas bahwa China siap mendominasi panggung global.

BACA JUGA:Parade Militer China di Tiananmen Pamer Rudal Nuklir hingga Drone Tempur, Kirim Pesan Kuat ke Dunia

Penasaran apa saja senjata super canggih yang dipamerkan? Berikut 5 di antaranya yang paling berbahaya hingga mencuri perhatian dan bikin Amerika dan sekutunya ketar-ketir!

1. DF-5C: Misil Balistik Nuklir yang Bisa Jangkau Seluruh Dunia

DF-5C adalah versi terbaru dari misil balistik antarbenua (ICBM) milik China yang mampu membawa hingga 12 hulu ledak nuklir.

Diluncurkan dari silo bawah tanah, senjata ini punya jangkauan sekitar 20.000 kilometer, cukup untuk mencapai hampir seluruh wilayah AS dari daratan China.

Upgrade ini menunjukkan komitmen Beijing untuk memperkuat triad nuklirnya (daratan, laut, dan udara). Bayangkan, satu peluncuran bisa mengubah peta perang dunia!

BACA JUGA:China dan Rusia Dukung Iran Tolak Kembali Sanksi PBB, Eropa 'Snapback' Dikritik Keras

2. YJ-19: Misil Hipersonik Pembunuh Kapal yang Tak Bisa Dicegat

Jika Anda penggemar film action, YJ-19 adalah senjata impian yang jadi kenyataan. Misil anti-kapal hipersonik ini menggunakan mesin scramjet yang memungkinkannya terbang dengan kecepatan supersonik, membuatnya sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan musuh.

Jalur penerbangannya yang tak terduga dan kemampuan terbang rendah di fase akhir membuatnya ideal untuk menyerang kapal induk atau armada laut.

China tampaknya sudah siap menguji ini di Laut China Selatan. Tentu, pesan bagi AS dan sekutunya?

Sumber: