Pangan Murah, Rakyat Sejahtera
Program Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi tonggak kesejahteraan masyarakat di tengah gempuran ketidakpastian ekonomi global. Presiden Prabowo Subianto justru menyalurkan ketersediaan bahan pangan, salah satunya adalah beras, dengan melibatkan elemen keme-Dok. Disway-
Mekanisme dan Target GPM
Gerakan Pangan Murah 2025 dirancang dengan mekanisme yang terstruktur dan target yang jelas. Pelaksanaannya diatur secara periodik. Terutama menjelang hari-hari besar keagamaan atau saat terjadi lonjakan harga.
- Identifikasi Kebutuhan: Bapanas dan Pemda mengidentifikasi komoditas yang paling dibutuhkan masyarakat dan daerah yang paling rentan terhadap gejolak harga.
- Pengadaan Komoditas: BULOG dan ID FOOD menyerap komoditas dari petani dengan harga yang wajar dan menyediakan pasokan dari cadangan pangan pemerintah.
- Titik Distribusi: GPM dilaksanakan di berbagai lokasi strategis seperti kantor kelurahan/desa, pasar tradisional, halaman kantor dinas, hingga pusat komunitas. Konsep GPM Keliling juga diperkuat untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
- Harga Terjangkau: Komoditas dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar. Seringkali dengan subsidi dari pemerintah pusat atau daerah.
- Pembatasan Pembelian: Untuk memastikan pemerataan dan mencegah penimbunan diberlakukan pembatasan jumlah pembelian per individu.
- Digitalisasi: Pemanfaatan teknologi digital untuk pendaftaran, pembayaran, dan pemantauan stok mulai diimplementasikan untuk meningkatkan efisiensi.
Target Ambisius GPM:
- Melaksanakan minimal 10.000 titik GPM di seluruh Indonesia dalam setahun.
- Menjangkau lebih dari 50 juta keluarga rentan.
- Menjaga tingkat inflasi pangan di bawah 3%.
- Meningkatkan indeks ketahanan pangan nasional secara signifikan.
Program ini juga terintegrasi dengan berbagai inisiatif pemerintah lainnya. Seperti program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), pendistribusian bansos pangan, hingga program peningkatan produksi di sektor pertanian.
Dampak Gerakan Pangan Murah telah dirasakan secara langsung oleh masyarakat di berbagai penjuru Indonesia.
Di Jawa Barat misalnya. GPM berhasil menekan harga beras hingga 15% di beberapa pasar. Terutama saat terjadi lonjakan harga global. Ibu-ibu rumah tangga tidak lagi khawatir dengan membengkaknya anggaran belanja dapur. Mereka bisa mengalokasikan sisa uang untuk kebutuhan lain atau menabung.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang seringkali menghadapi tantangan logistik dan harga yang tinggi, GPM membawa komoditas strategis. Seperti minyak goreng dan gula dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Di Sulawesi Selatan, GPM tidak hanya membantu konsumen. Tetapi juga petani. Pemerintah melalui BULOG menyerap hasil panen petani dengan harga yang layak, kemudian mendistribusikannya kembali ke masyarakat.
Bahkan di Papua, yang memiliki tantangan geografis dan infrastruktur, GPM tetap berupaya hadir.
Dengan dukungan transportasi khusus, pangan murah dapat menjangkau masyarakat adat di pegunungan maupun pesisir.
Upaya Mewujudkan Keadilan
Program ini cukup menjanjikan bagi Masyarakat. Menurut pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, GPM bisa menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudukan keadilan. Terutama kebutuhan pangan.
"Jadi, ini adalah kegiatan dalam hal kebutuhan masyarakat. Karena selama ini pangan ini lebih banyak dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu," ujar Trubus kepada Disway, pada Jumat, 5 September 2025.
Dengan adanya gerakan pangan murah, lanjut Trubus, kebutuhan pokok masyarakat lebh terjangkau dan mudah.
"Karena itu kan distribusinya dipotong itu mas, jadi tidak melalui tengkulak lah," jelas Pengamat asal Universitas Trisakti tersebut.
Dia mendukung penuh program pemerintah ini. Ada secercah harapan di lorong gelap. Trubus menyarankan, agar kebijakan publik ini harus keberlanjutan. Jangan hanya jangka pendek: 1 sampai 2 bulan, selesai.
"Tapi kemudian kalau bisa ini berjangka panjang sampai paling tidak 5 tahun. Ya puncaknya swasembada pangan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: