Alexander Isak Dihina Lewat 'Burger Tikus Swedia' Usai Kepindahan Kontroversial ke Liverpool

“Kami ingin menandai kepergiannya dengan cara yang bisa dia pahami: makanan. Burger Tikus Swedia adalah cara khusus kami untuk mengucapkan selamat tinggal.”

Khass juga menambahkan bahwa Swedia bukan negara yang dikenal dengan kulinernya, sehingga ide untuk menggunakan referensi Ikea sebagai elemen utama dalam burger ini dianggap pas sebagai bentuk satire.

BACA JUGA:Persaingan Liga Inggris Semakin Ketat: Apakah Musim Ini Menandai Akhir Era Pep Guardiola di Manchester City?

BACA JUGA:Legenda Kiper Manchester United: Senne Lammens Bakal Hadapi Tekanan Besar, Resiko Tinggi Bagi Setan Merah

Reaksi Fans dan Status Alexander Isak di Liverpool

Reaksi fans Newcastle terhadap burger ini cukup positif, bukan karena rasa, tetapi karena bentuk protes kreatif tersebut mewakili perasaan banyak orang yang kecewa.

Burger itu bahkan menjadi salah satu menu terlaris di Scott & Wilson sejak diperkenalkan.

Sementara itu, Alexander Isak sendiri belum menjalani debut resminya bersama Liverpool.

Ia mengakui bahwa proses adaptasinya bisa memakan waktu, terutama setelah persiapan pramusimnya terganggu oleh drama transfer.

Jika tidak bertemu dalam ajang piala domestik, Isak baru akan kembali ke St James’ Park musim depan.

BACA JUGA:Manchester United Gelontorkan Rp4,6 Triliun, Amorim Targetkan Tiga Pemain Baru di Transfer Januari

BACA JUGA:Manchester United Siapkan Unai Emery Jadi Calon Pengganti Ruben Amorim, Tantangan Berat Menanti

Dan mengingat panasnya situasi, pertandingan tersebut hampir pasti akan menjadi laga penuh emosi dan wajib tonton.

Teka-Teki Arne Slot: Cara Cerdas Liverpool Menangani Debut Alexander Isak

Setelah dua bulan penuh spekulasi dan ketegangan, akhirnya momen yang ditunggu-tunggu datang, Alexander Isak, pemain termahal dalam sejarah Liverpool dengan nilai transfer 125 juta poundsterling, siap menjalani debutnya.

Namun, di balik euforia ini, manajer Arne Slot menghadapi dilema besar, bagaimana cara mengintegrasikan Isak tanpa mengorbankan kestabilan tim yang sudah terbentuk?

Isak direkrut sebagai salah satu penyerang paling mematikan di Eropa, namun justru tiba di Anfield dalam kondisi yang jauh dari ideal.

Sumber: