bannerdiswayaward

Pantas Dilanda Banjir, Bali Kehilangan 1.000 Hektare Lahan yang Disulap Jadi Villa!

Pantas Dilanda Banjir, Bali Kehilangan 1.000 Hektare Lahan yang Disulap Jadi Villa!

Warga menandu seorang korban tewas dalam banjir di Bali pada Rabu pagi, 10 September 2025.-Dokumentasi Polsek Kuta Utara-

BALI, DISWAY.ID - Banyaknya alihfungsi lahan hingga 1.000 hektare membuat BALI dilanda banjir bandang yang menewaskan sejumlah warga

Hingga Sabtu, 13 September 2025, total korban tewas dilaporkan mencapai 18 jiwa dengan dua orang masih dalam pencarian.

BACA JUGA:15 Ribu WNA di Bali Terdaftar BPJS Kesehatan, Kok Bisa? Ini Aturannya

BACA JUGA:Prabowo Blusukan ke Lokasi Banjir di Bali, Cek Sendiri Distribusi Bantuan Bencana

Alhasil, 185 orang harus mengungsi, sehingga jumlah terdampak banjir mencapai 659 jiwa.

Penyebab banjir bandang Bali pun ramai disoal. Sebab, faktor alih fungsi lahan yang masif terjadi di Bali demi industri pariwisata berkontribusi besar dalam bencana tak terduga ini

"Setiap tahun, Bali kehilangan sekitar 1.000 hektar lahan pertanian akibat konversi lahan. Konversi didorong pesatnya pembangunan akomodasi wisata seperti vila dan condotel," tulis Ni Komang Pramudiasari dalam artikelnya yang berjudul Pariwisata Menyempitkan Ruang Hijau: Dampak Ekspansi Villa Terhadap Keseimbangan Tata Guna Lahan di Bali, dikutip Minggu, 14 September 2025. 

Faktor lain lainnya yang dikutim dalam Jurnal Pacta Sunt Servanda dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) juga menyoroti masifnya kenaikan harga lahan untuk komersil.

BACA JUGA:Waspada Banjir! BMKG Prediksi Jakarta Diguyur Hujan Lebat Selama Dua Hari

Hal ini digadang-gadang sebagai pemicu alih fungsi yang tak memperhatikan ekologoi. Terutama di sekitar destinasi wisata yang diubah menjadi vila, hotel, dan akomodasi lain untuk para turis.

Alih fungsi lahan ini mengubah fungsi dari subak yaitu sistem tata kelola air dan irigasi. Padahl, sistem tata air ini merefleksikan struktur sosial, religius, dan ekonomi masyarakat Bali.

Sistem yang bersinergi dengan alam ini mengelola air dengan baik saat musim hujan dan kemarau, sehingga tidak terjadi banjir atau kekeringan.

Hutan Bali Kian Tergerus

Masifnya alih fungsi mulai berdampak besar dengan risiko terjadinya banjir di Bali. Berdasarkan data Walhi, jumlah hutan sudah kurang dari 30% luas total wilayah, yang artinya kemungkinan bencana lingkungan makin berisiko terjadi di Bali.

Risiko bisa ditekan jika ada keinginan untuk mengendalikan alih fungsi lahan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads