bannerdiswayaward

Reshuffle Kabinet Jilid II Prabowo Dinilai Minim Terobosan, Rocky Gerung: Prabowo Tidak Peka!

Reshuffle Kabinet Jilid II Prabowo Dinilai Minim Terobosan, Rocky Gerung: Prabowo Tidak Peka!

Reshuffle Kabinet Jilid II Prabowo Dinilai Minim Terobosan, Rocky Gerung: Prabowo Tidak Peka!-Rocky Gerung Official-YouTube Channel

JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle kabinet jilid II pada Rabu, 17 September 2025 kemarin.

Namun, langkah reshuffle kabinet tersebut menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan yang menilai pergantian menteri kali ini tidak menghadirkan perubahan signifikan sebagaimana yang diharapkan publik.

Sejumlah pihak menilai reshuffle kali ini tidak lebih dari sekadar rotasi jabatan, bukan peningkatan kualitas kabinet.

Kritik muncul karena beberapa menteri yang diprediksi akan diganti justru bertahan, sementara figur pengganti yang diharapkan publik tidak masuk dalam jajaran baru.

BACA JUGA:Daftar Pejabat yang Dilantik oleh Prabowo Pada Reshuffle Ketiga

Erick Thohir Digeser, Publik Nilai Sekadar Transisi?

Salah satu pergeseran yang paling disorot adalah posisi Erick Thohir.

Ia diberhentikan dari jabatan sebelumnya dan dialihkan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Banyak pengamat menilai langkah ini hanya sebagai bentuk transisi politik, bukan pengurangan pengaruh kelompok lama.

Erick Thohir sendiri dianggap masih bagian dari kekuatan politik yang berafiliasi dengan pemerintahan sebelumnya.

BACA JUGA:Wapres Gibran Absen di Pelantikan Menteri Hasil Reshuffle Kabinet Prabowo, Di Mana?

Qodari Jadi Kepala Staf Presiden, Dinilai Kontradiktif!

Yang paling mengejutkan adalah pengangkatan Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Presiden.

Qodari dikenal sebagai sosok yang mendorong wacana perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode pada era Jokowi.

Keputusan ini memicu kekecewaan masyarakat sipil karena dinilai bertentangan dengan semangat demokrasi.

"Pengangkatan Qodari dianggap menunjukkan bahwa Presiden Prabowo tidak peka terhadap tuntutan reformasi, khususnya dari generasi muda yang selama ini menolak ide perpanjangan masa jabatan,” ujar salah satu pengamat politik, Rocky Gerung.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads