bannerdiswayaward

Satu per Satu Mulai Bersuara, STY Bongkar Semua! Blunder Fatal Kluivert Jadi Biang Kegagalan Timnas

Satu per Satu Mulai Bersuara, STY Bongkar Semua! Blunder Fatal Kluivert Jadi Biang Kegagalan Timnas

Shin Tae-yong, Mantan Pelatih Kepala Timnas Indonesia-@shintaeyong7777-Instagram

Kegagalan melawan Irak bukanlah sebuah kejutan. Itu adalah konsekuensi logis dari sebuah keputusan bodoh untuk mengabaikan peta dari orang yang sudah pernah melewati jalan itu.

Saran mahal itu dibuang begitu saja. Dan harga yang harus kita bayar adalah tiket Piala Dunia. Staf kepelatihannya enggak ada yang datang ke sini. Maaf Jika semua bukti di atas belum cukup maka inilah puncak dari segalanya.

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Era Shin Tae-yong Dianggap Lebih Brutal, Sindiran Pelatih Laos Terbukti Masuk Akal

Suara peluit akhir menjadi tanda berakhirnya pertandingan sekaligus mimpi besar yang sirna. Di tengah keheningan yang menyesakkan, para suporter timnas Indonesia tetap berdiri tegak di tribun.

Mereka tidak beranjak. Mereka memilih untuk tetap bernyanyi — menyuarakan dukungan, meski air mata menahan kecewa.

Nyanyian itu bukan sekadar lagu. Ia adalah bentuk cinta yang tulus, upaya terakhir untuk menguatkan para pemain yang telah berjuang sekuat tenaga di lapangan. Namun, yang terjadi setelahnya justru meninggalkan luka baru.

Usai pertandingan, pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert dan jajaran stafnya berjalan lurus menuju ruang ganti.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Bakal Ketemu Shin Tae-yong Sebagai Musuh, Arya Sinulingga: Siapapun Akan Kita Hadapi!

Tidak ada sapaan, tidak ada gestur terima kasih kepada ribuan pendukung yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan uang demi hadir langsung memberikan dukungan.

Bagi banyak orang di stadion malam itu, momen tersebut terasa seperti tamparan — dingin dan menyakitkan.

Di mata sebagian suporter, sikap itu menggambarkan jurang pemisah antara mereka yang bekerja di lapangan dan mereka yang hidup dengan semangat di tribun.

Ada rasa kehilangan, bukan hanya karena hasil pertandingan, tetapi karena nilai kebersamaan yang seolah hilang begitu saja.

Kekecewaan pun mencuat ke permukaan. Banyak yang menilai, kegagalan kali ini bukan semata karena nasib buruk atau faktor teknis di lapangan.

BACA JUGA:Hai Patrick Kluivert! Shin Tae-yong Kasih Saran Agar Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026

Mereka melihat adanya sistem yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, keputusan-keputusan yang diambil tanpa mendengarkan suara banyak pihak, serta kurangnya rasa empati terhadap perjuangan para pendukung yang selalu setia mendukung tim Garuda.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads