Kawasan Yichang Jadi Inspirasi Transformasi Transmigrasi Indonesia

Selain itu, Menteri Iftitah menyatakan tantangan pembangunan Yichang sangat mirip dengan kondisi Indonesia, terutama dalam relokasi warga dan pembangunan pusat ekonomi baru di wilayah pedesaan dan terpencil.

"Indonesia ingin belajar langsung dari pengalaman Tiongkok. Kami ingin menjajaki bagaimana model pembangunan seperti Yichang bisa diadaptasi untuk mempercepat kemajuan kawasan transmigrasi di Indonesia. Prinsipnya sama: membangun dari manusia, bukan hanya dari infrastruktur," tegasnya.

BACA JUGA:Mata Sembab Franka Usai Dengar Hakim Tolak Praperadilan Nadiem Makarim, Sang Istri Kecewa

Dalam kunjungannya, Menteri Transmigrasi dan delegasi meninjau lokasi pembelajaran seperti Desa Xujiaachong, Three Gorges Project, serta Desa Guanzhuang yang berhasil mengembangkan industri jeruk dengan produksi mencapai satu juta ton per tahun.

"Jadi industrialisasi itu tidak hanya dalam skala industri besar-besaran namun ada juga hilirisasinya dalam hal ini pengelolaan lanjutannya. Kemudian kami akan meninjau PT. Angle Group yang mengelola industri ragi yang ilmunya dapat kami pelajari untuk kawasan transmigrasi di Indonesia," tambah Menteri Iftitah.

Ia juga mengakui bahwa Indonesia membutuhkan pendampingan dalam proses ini, mengingat Tiongkok memiliki kapital yang lebih besar. 

"Di Tiongkok, kami menemukan model yang menarik, yaitu semacam Bapak Asuh, di mana kota atau provinsi yang lebih kaya membantu kota atau provinsi yang kurang beruntung. Kami berencana untuk mengembangkan hal serupa di Indonesia," pungkasnya.

Yichang, sebagai kota di pedalaman Sungai Yangtze, juga membuka diri pada kerja sama global dengan 36 kota luar negeri dan mengekspor produk ke lebih dari 180 negara.

"Hubungan ekonomi Yichang–Indonesia cukup kuat; volume perdagangan impor-ekspor antara keduanya mencapai 1,98 miliar yuan pada 2024, naik 9,4% dari tahun sebelumnya," ungkap Wakil Walikota Yichang, Liu Jinsong.

Sumber: