Nabi Muhammad SAW dan Tradisi Saling Memberi dari Ahlus Suffah dan Darul Arqam

Nabi Muhammad SAW dan Tradisi Saling Memberi dari Ahlus Suffah dan Darul Arqam

Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, Imam Jazuli memberi usulan terkait islah Yahya Cholil Staquf atau yang kerap disapa Gus Yahya dengan Rais 'Aam.-ist-

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa menerima hadiah, baik yang sedikit maupun yang banyak. Dalam kitab Shahih Al Bukhari (2568) dari hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَوْ دُعِيتُ إِلَى ذِرَاعٍ أَوْ كُرَاعٍ لاَجَبْتُ وَلَوْ أُهْدِيَ إِلَيَّ ذِرَاعٌ أَوْ كُرَاعٌ لَقَبِلْتُ

“Jika aku diundang untuk menikmati daging bagian lengan atau bagian kaki kambing, maka aku akan datang. Dan jika aku diberi hadiah daging kambing bagian lengan atau bagian kaki, maka aku akan menerimanya.” Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 5268)], Shahiih al-Bukhari (V/199, no. 2568)]

Tradisi Darul Arqam: Mengembangkan Jiwa Sosial dan Kepedulian

Tradisi Darul Arqam merupakan salah satu contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW mengembangkan jiwa sosial dan kepedulian di kalangan umat Islam. Darul Arqam adalah rumah tempat berkumpulnya para sahabat Nabi Muhammad SAW untuk belajar, beribadah, dan berbagi pengalaman. Di sinilah, mereka diajarkan untuk saling peduli dan membantu satu sama lain, serta mengembangkan jiwa sosial yang kuat.

Dalam konteks ini, pemberian dari Ahlus Suffah kepada Nabi Muhammad SAW dapat dilihat sebagai contoh bagaimana mereka mengembangkan jiwa sosial dan kepedulian kepada orang lain. Meskipun mereka hidup dengan sangat sederhana, mereka tetap berusaha untuk memberikan sedekah dan membantu orang lain.

Makna historis dari pemberian Ahlus Suffah kepada Nabi Muhammad SAW adalah bahwa mereka sangat menghargai dan mencintai beliau. Bahkan, mereka rela memberikan apa yang mereka miliki, meskipun sedikit, sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

BACA JUGA:Ketika Kader Muhammadiyah dan NU Terlibat Dugaan Korupsi kuota Haji

BACA JUGA:Xpose Uncensored dan Pesantren dalam Perspekstif Komunikasi dan Public Relations

Secara argumentatif, pemberian Ahlus Suffah kepada Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya kepedulian sosial dan kasih sayang kepada orang lain. Praktik ini juga menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang hubungan sosial dan kepedulian kepada sesama manusia.

Pemberian Ahlus Suffah kepada Nabi Muhammad SAW merupakan contoh bagaimana Islam menekankan pentingnya menghargai ulama, atau kiai (guru) serta memupuk kepedulian sosial dan kasih sayang kepada orang lain.

Tingkatan Pahala Shodaqoh

Menurut, Imam As-Suyuthi yang diungkapkan dalam Kitab Khumasi dan dikutip oleh Sayyid Abdurrohman bin Muhammad dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin halaman 107, menyebutkan tingkatan kebaikan/pahala dari shodaqoh.

Pertama shadaqah yang pahalanya 10 kali lipat, yaitu shadaqah kepada orang yang sehat wal afiyat. Kedua, shadaqah yang pahalanya 90 kali lipat, yaitu shadaqah kepada orang buta dan yang terkena musibah.

Ketiga adalah shadaqah yang pahalanya 900 kali lipat, yaitu shadaqah kepada kerabat yang membutuhkan. Keempat adalah shadaqah yang pahalanya 100 ribu kali lipat, yaitu shadaqah kepada kedua orang tua. Dan, kelima, shadaqah yang pahalanya 900 ribu kali lipat, yaitu shadaqah kepada ulama atau fuqaha

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads