Terapkan Kurikulum Pluralisme, Siswa dan Jebolan SMA Pangudi Luhur Sambangi Terowongan Silaturahim

Terapkan Kurikulum Pluralisme, Siswa dan Jebolan SMA Pangudi Luhur Sambangi Terowongan Silaturahim

Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur Jakarta menggelar kegiatan silaturahim di Terowongan Silaturahmi yang merupakan terowongan penghubung antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. --Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID — Pendidikan tak hanya soal akademik, tapi juga soal nilai kemanusiaan.

Itulah yang dihidupkan SMA Pangudi Luhur Jakarta lewat kurikulum yang menanamkan semangat pluralisme, toleransi, dan persaudaraan lintas iman.

Sekolah yang telah berdiri sejak 1965 ini membuktikan bahwa keberagaman bisa menjadi kekuatan dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia.

Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur Jakarta menggelar kegiatan silaturahmi di Terowongan Silaturahim yang merupakan terowongan penghubung antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. 

Kegiatan bertajuk “Empat Kunci, Satu Pintu Persaudaraan” ini menjadi bagian dari program Road to Lustrum XII, yang puncaknya akan digelar pada 15 November 2025 di kompleks SMA Pangudi Luhur, Brawijaya, Jakarta Selatan, dengan tema besar “Bikin Geter”.

BACA JUGA:Masjid dan Gereja Berdampingan, Bukti Harmoni dan Toleransi Hadir di Citra Raya Tangerang

Persaudaraan atau yang sering disebut “brotherhood” di kalangan peserta didik dan alumni SMA Pangudi Luhur begitu melekat bahkan merupakan identitas.

Hal ini lah yang menjadi inspirasi digagasnya kegiatan ini, betapa persaudaraan tidak dibatasi oleh perbedaan, bahkan disyukuri sebagai kekayaan yang memperkuat dan melengkapi dengan semangat toleransi.

Kegiatan ini mempertemukan empat lembaga utama: Keuskupan Agung Jakarta, Masjid Istiqlal, Yayasan Pangudi Luhur, dan SMA Pangudi Luhur Jakarta. Momen bersejarah tersebut menjadi simbol harmoni antarumat beragama di tengah keberagaman bangsa.

BACA JUGA:Gus Ipul: Sekolah Rakyat Harus Bebas dari Bullying, Kekerasan, dan Intoleransi

Simbol Kasih di Terowongan Silaturahim

Prosesi dimulai dengan kegiatan simbolik di Terowongan Silaturahim dilanjutkan dengan misa di Gereja Katedral yang dihadiri oleh perwakilan Bruder FIC, guru, siswa dan alumni sekolah SMA Pangudi Luhur, perwakilan sekolah Katolik seperti Kanisius, Gonzaga, De Brito, Santa Ursula, Regina Pacis Jakarta, Regina Pacis Bogor, Tarakanita & Strada.

Di Terowongan Silaturahim para perwakilan berjalan dari dua arah, bertemu di tengah dengan membawa empat kunci sebagai simbol yang kemudian digunakan untuk “membuka pintu persaudaraan”.

Simbol ini menggambarkan tekad bersama menjaga semangat pluralisme dan saling menghormati.

BACA JUGA:Gus Ipul: Sekolah Rakyat Harus Bebas dari Bullying, Kekerasan, dan Intoleransi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads