Diplomasi Prabowo Dongkrak Wibawa Indonesia, Dekan FISIP UAI: Penting untuk Kekuatan Pertahanan Maritim
Dekan FISIP UAI, Heri Herdiawanto, menyebut gaya diplomasi Presiden Prabowo Subianto jadi kunci kebangkitan pertahanan maritim Indonesia-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Heri Herdiawanto menilai setahun kepemimpinan Presiden Prabowo telah memperlihatkan arah baru diplomasi Indonesia yang lebih berani dan strategis di panggung global.
Ia menyebut, gebrakan diplomasi tersebut berhasil mengangkat kembali wibawa Indonesia sebagai kekuatan yang diperhitungkan di kawasan Indo-Pasifik.
BACA JUGA:Big Bad Wolf Jakarta 2025 Resmi Dibuka: 5 Juta Buku, Diskon 90 Persen, dan Ada Hadiah Mobil Listrik!
BACA JUGA:Modus Pesta Gay di Surabaya Sudah Terencana, Sewa Kamar 2 Hotel hingga Cari Anggaran Party
“Diplomasi yang dilakukan Presiden Prabowo menunjukkan kemampuan membaca peta geopolitik global dengan sangat baik. Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton, tapi mulai menjadi pemain penting dalam percaturan kekuatan dunia,” ujar Heri dalam diskusi publik Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.
Menurut Heri, kebijakan luar negeri di bawah Prabowo menunjukkan pola yang adaptif dan berimbang. Indonesia tetap teguh pada prinsip politik bebas aktif, namun mampu membangun hubungan konstruktif dengan berbagai kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok tanpa kehilangan kedaulatan dalam pengambilan keputusan.
“Pendekatan ini mencerminkan strategi hedging yang cerdas, di mana Indonesia menjaga hubungan dengan kedua poros besar tanpa berpihak secara buta. Hasilnya, posisi tawar kita di meja diplomasi global meningkat,” kata Heri.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Peta Jalan AI Nasional, Target Kontribusi Ekonomi Capai Rp5.800 Triliun!
Namun, Heri mengingatkan bahwa kekuatan diplomasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa fondasi pertahanan yang kokoh, khususnya di sektor maritim.
Ia menegaskan, penguatan sistem pertahanan laut dan kemampuan surveilans nasional menjadi kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
“Kita harus ingat, posisi geografis Indonesia sangat strategis, diapit dua samudera dan dua benua. Ini berkah sekaligus tantangan. Kedaulatan maritim tidak hanya soal batas laut, tapi juga soal kemampuan mengawasi dan menjaga sumber daya yang ada di dalamnya,” jelasnya.
Heri mengapresiasi langkah konkret Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo yang telah mendorong kemandirian industri pertahanan maritim nasional.
Pengadaan korvet hasil kerja sama dalam negeri, modernisasi kapal patroli cepat, serta revitalisasi kemampuan galangan nasional seperti PT PAL menjadi bukti nyata bahwa kemandirian alutsista laut mulai menunjukkan arah yang jelas.
BACA JUGA:Karyawan SPPG Alami Pelecehan Seksual dan Penganiayaan dari Atasannya: Katanya Sih Anak Oknum TNI..
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: