Setahun Prabowo-Gibran, Purbaya Kalahkan Para Menteri Senior Soal Popularitas, Ini Gebrakanya

Setahun Prabowo-Gibran, Purbaya Kalahkan Para Menteri Senior Soal Popularitas, Ini Gebrakanya

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa justru muncul sebagai figur paling disukai publik, bahkan mengungguli para senior di kabinet.-Kemenkeu-

BACA JUGA:27.300 Pelari Meriahkan wondr Jakarta Running Festival 2025, Bukti Kolaborasi BNI Dorong Sports Tourism Nasional

Rumor pengunduran diri Sri Mulyani pun beredar setelah rumahnya sempat dijarah saat kerusuhan pajak. Di tengah situasi itu, gaya blak-blakan dan turun langsung ke lapangan menjadikan Purbaya cepat populer.

"Kehadiran Menkeu Purbaya membangkitkan optimisme akan adanya perbaikan ekonomi dan bersih-bersih di pemerintahan," tegas Johan.

Langkah berani Purbaya mengucurkan Rp200 triliun dari saldo anggaran lebih (SAL) kepada bank-bank Himbara untuk kredit produktif, terutama bagi industri padat karya dan UMKM, mendapat sambutan luas.

"Kritik Purbaya soal cukai rokok hingga kegeraman soal lambatnya pembangunan kilang Pertamina menuai dukungan publik," ucapnya.

BACA JUGA:Telkomsat-Kemenkes Jalin Kerja Sama, Dorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan berbasis AI

BACA JUGA:BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional

Tak tanggung-tanggung, Purbaya menjanjikan pertumbuhan ekonomi 6–8% serta mengajak generasi muda untuk menjadi kaya bersama.

Di bawah Purbaya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menempati posisi kedua dengan penilaian positif 72,3%.

Disusul Menteri Agama Nasaruddin Umar (60,2%), Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (58,7%), dan Mensesneg Prasetyo Hadi (57,4%).

Adapun Menteri Pertahanan Sjamsoeddin juga naik daun dengan penilaian 53,8%, seiring meningkatnya belanja alutsista dan pidato Prabowo di Markas PBB, New York.

BACA JUGA:Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Esa Unggul Raih Juara 3 Lomba Robotik Tingkat Nasional di Pekan Kreativitas Pemuda 2025

BACA JUGA:Papua Jadi Priotitas, Menko AHY Gas Pol Pembangunan Kawasan Timur Indonesia

Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mencatat penilaian negatif tertinggi karena isu monopoli BBM dan kebijakan impor yang dinilai menguntungkan Pertamina.

"Publik menyoroti soal monopoli terkait kelangkaan BBM di mana SPBU swasta diminta mengambil kuota impor dari Pertamina," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads