Budi Arie Soal Projo: Jangan Ada Framing Adu Domba Antara Jokowi dan Prabowo
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi ditolak bergabung ke PSI dan Gerindra.-Disway.id/Fajar Ilman-
JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menolak adanya upaya framing yang seolah-olah mengadu domba antara Presiden RI Ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden saat ini, Prabowo Subianto.
"Dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi, jangan diframing gitu. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi," tegas Budi Arie saat sambutan Kongres III Projo digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu 2 November 2025.
BACA JUGA:UNTUNG! Nomor HP Kamu Terima Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini 239.000, Langsung Cair ke E-Wallet
BACA JUGA:Sejarah Kereta Pusaka untuk Kirab Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII, Usianya 100 Tahun
Menurutnya, Projo sejak awal berdiri memiliki akar sejarah yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Jokowi.
Ia menegaskan bahwa semangat lahirnya Projo adalah karena kebutuhan bangsa akan pemimpin yang berasal dari rakyat.
"Jangan mengadu domba. Projo ini lahir dari semangat perlunya lahirnya pemimpin rakyat yang ada yang bernama Bapak Joko Widodo," tegasnya.
BACA JUGA:Ahli Temukan Formula Baru Lindungi Kulit Bayi dari Ruam dan Iritasi dari Kombinasi 3 Bahan
Lebih lanjut, Budi Arie menegaskan bahwa hubungan Projo dan Jokowi merupakan bagian dari perjalanan panjang organisasi yang telah berkiprah selama satu dekade.
"Jadi Projo ini lahirnya karena ada keperluan-keperluan bangsa ini perlunya pemimpin rakyat dan sejarah Projo adalah sejarahnya Pak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024," jelasnya.
"karena saya mendapat berita dari berbagai media kok ada yang bilang Projo pisah dari Pak Jokowi ini luar biasa sekali framing adu dombanya. Tadi pagi saya masih komunikasi dengan Pak Jokowi kok," sambungnya.
BACA JUGA:Sebelum Raja Solo Paku Buwana XIII Wafat, Gusti Moeng Sudah Punya Firasat Ini
Budi Arie mengaku bahwa perubahan logo Projo baru-baru ini bukanlah tanda perpecahan, melainkan bentuk pembaruan organisasi agar tetap relevan dengan tantangan masa depan.
"Bahwa perubahan logo ini adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: