Rendahnya Literasi Digital Masyarakat Disorot dalam Sidang Etik Sahroni Cs

Rendahnya Literasi Digital Masyarakat Disorot dalam Sidang Etik Sahroni Cs

Kondisi tersebut muncul karena rendahnya literasi digital masyarakat. Banyak pengguna media sosial yang tidak memiliki kemampuan memadai untuk memverifikasi informasi yang mereka terima.-Tangkapan Layar-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menjadi salah satu saksi dalam sidang etik 5 anggota DPR RI. Adapun kelima anggota DPR RI itu adalah Adies Kadir, Nafa Urbach, Surya Utama, Eko Hendro Purnomo, dan Ahmad Sahroni.

Dalam kesempatan ini, Ismail menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia senang mengikuti sebuah tren di media sosial.

BACA JUGA:Sepakbola Putri Solo Bangkit! 1.736 Siswi Ramaikan MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann: Banyak yang Siap ke Timnas

BACA JUGA:MKD Beberkan Dugaan Pelanggaran Etik Sahroni Cs, Ini Rinciannya

Menurutnya, saat ini banyak orang tidak lagi mengukur kebenaran berdasarkan data, riset, atau akurasi, melainkan dari seberapa ramai suatu pernyataan atau video diperbincangkan di media sosial.

"Ini kaitannya tuh dengan adanya bias. Jadi masyarakat kita itu, bahkan sekarang itu ada tren. Yang namanya kebenaran itu bukan yang paling benar menurut data, riset atau akurasi, tetapi sering pernyataan video yang paling banyak dikomentarin, banyak di-like, banyak di-share ramai-ramai, itu dianggap sebagai benar," kata Ismail di MKD DPR RI, Senin, 3 November 2025.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut muncul karena rendahnya literasi digital masyarakat. Banyak pengguna media sosial yang tidak memiliki kemampuan memadai untuk memverifikasi informasi yang mereka terima.

BACA JUGA:Atlet Para Badminton Indonesia Over Power, Ini Bukti Besarnya!

BACA JUGA:Wuling Mitra EV Mulai Menjalani Uji Coba Bersama TransJakarta Untuk Dorong Mobilitas Hijau di Jakarta

“Ini, persepsi ya, ini namanya bias. Jadi ada bias karena orang ramai-ramai menshare itu. Dan ini hubungannya sebetulnya dengan literasi digital. 

Dan kalau kita tahu literasi digital masyarakat kita tuh masih sangat lemah, sehingga ketika dikasih informasi entah itu benar atau salah sulit buat mereka untuk melakukan verifikasi," ungkapnya

"Jadi niat untuk melakukan verifikasi itu sangat kecil. Mereka cenderung untuk kemudian mengkonsumsi dan menyebarkan, gitu," sambung dia.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan kondisi ini diperparah dengan adanya potongan-potongan video aksi anggota DPR yang dinilai memicu emosi publik.

BACA JUGA:Kejamnya Bripda Waldi, Rudapaksa dan Bunuh Dosen Muda Demi Kuasai Honda Jazz hingga PCX!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads