Gelombang Suksesi: Mencari Talenta yang Tepat untuk Mencapai Keberlanjutan
Akhdiyat Setya Purnama, PT Jasaraharja--PT Jasaraharja
5. Progressive, artinya perusahaan memiliki semangat untuk maju dan bertumbuh serta berperan aktif dalam membentuk praktik industri asuransi dan keuangan yang sehat sehingga menjadi benchmark di industri;
6. People, artinya perusahaan mempunyai pengembangan talenta dengan budaya kerja berbasis kinerja (performance-based culture) berdasarkan nilai-nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif);
7. Trusted, artinya perusahaan menjadi yang terpercaya dengan memberikan layanan yang unggul, reliable, dan transparan;
8. Integrated, artinya perusahaan menyediakan solusi holistik yang terintegrasi dengan memadukan keahlian dan sumber daya yang dimiliki.
BACA JUGA:PT Jasa Raharja dan OJK Kalimantan Selatan Kordinasi Perkuat Sinergi Pelayanan Sektor Jasa Keuangan
Kedua, Prepare The Right Talent. Dinamika bisnis yang cepat berubah, kepemimpinan dan perubahan posisi kunci bukanlah hal yang bisa ditunda.
Proses suksesi yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat menimbulkan disrupsi operasional dan terlebih turunnya moral karyawan.
Oleh sebab itu perlu mempersiapkan talenta untuk suksesi bukan hanya sekadar mempersiapkan pengganti, namun lebih dari itu bagaimana membangun sistem yang berkelanjutan dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan posisi kritikal, mengembangkan individu yang memiliki potensi, memelihara budaya pengembangan perusahaan, serta memastikan kesiapan talenta dengan tepat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu perlu strategi dalam pengembangan kompetensi talenta terutama aspek leadership melalui program manajemen talenta yang baik melalui faktor knowledge, competencies, experience, dan personal attributes.
Kepemimpinan menjadi elemen kunci yang menentukan keberhasilan suksesi.
BACA JUGA:PT Jasa Raharja dan OJK Kalimantan Selatan Kordinasi Perkuat Sinergi Pelayanan Sektor Jasa Keuangan
Tanpa kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada pengembangan talenta, proses suksesi dapat berjalan kaku, transaksional, bahkan gagal menciptakan pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan.
1) Knowledge, artinya pengetahuan seseorang berkaitan dengan Perusahaan dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan. Suksesi tidak hanya berbicara tentang siapa yang akan menggantikan posisi strategis dalam perusahaan, tetapi juga tentang bagaimana pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai perusahaan dapat diwariskan dengan efektif kepada generasi penerus. Dalam konteks inilah, knowledge aspect menjadi elemen penting yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya proses suksesi. Knowledge adalah intangible asset (aset tak berwujud) yang melekat pada individu maupun sistem perusahaan. Jika tidak dikelola dengan baik, kehilangan seorang pemimpin atau sumber daya manusia kunci dapat menyebabkan hilangnya pengetahuan kritis yang berpotensi mengganggu stabilitas dan keberlanjutan bisnis perusahaan;
2) Experience, artinya pengalaman atau situasi yang pernah dialami seseorang dalam pekerjaan saat ini maupun sebelumnya. Experience adalah salah satu pilar utama dalam proses suksesi yang seringkali menentukan kesiapan seorang calon pemimpin untuk menghadapi kompleksitas dunia kerja dan dinamika dalam perusahaan. Tanpa pengalaman yang cukup, pemimpin baru berpotensi menghadapi learning gap yang dapat menurunkan efektivitas keputusan strategis dan mengganggu kesinambungan perusahaan. Experience membentuk cara berpikir strategis, ketahanan dalam menghadapi krisis, serta kemampuan memimpin dengan empati dan ketegasan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merancang suksesi tidak hanya berdasarkan potensi, tetapi juga pada kualitas pengalaman yang telah dan sedang dibangun oleh calon pemimpin. Dengan memberikan ruang bagi sumber daya manusia potensial untuk belajar melalui pengalaman nyata, perusahaan sedang menanam benih kepemimpinan yang matang, pemimpin yang bukan hanya siap menggantikan posisi, tetapi siap melanjutkan visi dan memperkuat keberlanjutan perusahaan.
3) Competencies, artinya sekumpulan perilaku yang menentukan berhasil tidaknya seseorang melakukan pekerjaan. Suksesi merupakan proses strategis untuk memastikan keberlanjutan kepemimpinan dan stabilitas perusahaan. Namun, keberhasilan suksesi tidak semata ditentukan oleh siapa yang menggantikan posisi, melainkan oleh seberapa kompeten individu tersebut dalam menjalankan perannya. Oleh karena itu, kompetensi menjadi fondasi utama dalam menyiapkan calon pemimpin yang siap, mampu, dan layak memikul tanggung jawab strategis perusahaan. Tanpa dasar kompetensi yang kuat, proses suksesi hanya akan menghasilkan penggantian jabatan tanpa jaminan keberhasilan kinerja. Dengan demikian, membangun sistem suksesi berbasis kompetensi bukan sekadar kebutuhan Human Capital, tetapi merupakan investasi strategis untuk masa depan perusahaan yang berkelanjutan dan kompetitif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: